Killer (Part 2)

20 3 0
                                    

Nathan adalah seorang anak dari polisi yang sangat berdedikasi melindungi masyarakat. Memiliki rasa keadilan yang tinggi, ia dipilih oleh Leviathan, sebagai ksatria untuk melindungi dunia. Alhasil, ia diberkahi kekuatan yang tak terhingga dari penjaga nya dan berhasil membuka ketiga kekuatan semudah membalikkan telapak tangan.

"Jadi apa yang ingin kauceritakan, Levi?" Angga menyajikan secangkir teh pada Nathan dan segelas air pada Levi. Tentu saja, untuk Cole ia memberikan kue coklat yang ia beli sebelumnya.

"Aku mendapat penglihatan..."
Levi, memicingkan mata dan mencoba untuk tetap tenang. Terlihat dari gerak-gerik dirinya di pangkuan Nathan.

"Bahwa banyak korban akan meninggal dalam dark game kali ini. Dan aku bergabung untuk mencegahnya." Cole mengusap mulut dan memandang balik penjaga kuno yang baru ia lihat setelah sekian lama tidak ikut dalam permainan.

"Lalu? Apa penyebabnya?" Levi menggeleng kan kepala sembari mengusap tangan kanannya.

"Asumsiku adalah bahwa mungkin bangsa Rayn akan menginvasi dunia ini." Angga berpikir mungkin ada benarnya perkataan Levi tetapi kenapa harus invasi?

"Maaf! Aku terlambat!" Nadine memasuki ruangan dengan napas yang terengah-engah akibat berlari dari rumahnya menuju rumah Nathan. Nampaknya Kat tidak ikut hari ini. Dan Nathan pun mengulang perkataannya kembali dan pendatang baru yang memakai jaket berwarna kuning memberi tanggapan yang mengejutkan Angga.

"Apakah mungkin penyebabnya berasal dari temanmu, Radit dan kelompoknya?" Angga tidak menjawab. Dan Nathan yang merasakan aura yang tidak menyenangkan tidak menanggapinya. Kat, yang tidak bersama Nadine tiba-tiba berada di depan ketiga orang itu.

"Aku melihat roh Neon tadi. Apa kalian ingin menangkapnya?" Nadine merespon dengan senang diikuti Nathan. Angga pun menyerah dan memutuskan untuk ikut.~

"Hi, maukah kamu kencan denganku?" Seorang pria dengan tubuh kekar menawari seorang 'gadis' dengan rambut panjang dan terawat dengan baik. Aura yang terpancar dari pria terasa oleh gadis muda yang sendirian berjalan di gang kecil nan sepi, diikuti juga dua orang mendekati gadis yang mulai 'takut' dan mengangguk, mengikuti sekumpulan pria untuk masuk menaiki mobil.


"Ok.. kamu siap, Nathan?" Seorang laki-laki berambut hitam menolehkan kepala kearah Angga yang sudah bersiap sedari tadi dan mengisyaratkan padanya sembari menaikkan ibu jari dari tangan kanannya.

"Yang harus kulakukan adalah masuk dan menghajar semua yang disana, kan?" Angga membalas dengan anggukan kepala dan ekspresi khawatir akan nasib Neon yang berhadapan dengan Nathan.

"Umm... ya, tapi coba untuk tidak menghancurkan gudangnya. Karena penting bagi kita untuk tidak menarik perhatian publik." Nathan menjadi serius dan meyakinkan Angga bahwa ia akan hati-hati.

"Baiklah, Nathan. Kamu bertugas sebagai pengalih perhatian dan aku akan menyergap mereka yang kabur." Angga memberi instruksi secara singkat dengan Cole, Kat dan Levi menunggu santapan mereka untuk ditangkap.

"Baiklah, ayo kita lakukan!"

***
"Hehe, tangkapan yang bagus." Seorang pria berkacamata tersenyum licik pada gadis berambut cokelat didepan dirinya.

"Benar kan, bos? Aku yakin ini cocok dengan anda." ungkap salah satu pria dengan semangat, yang sepertinya bawahan dariorang yang ia sebut bos.

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang