Depravity

92 25 1
                                    

Brak! Brak!

Aku terbangun dari tidurku dan menguap. Bagi kalian yang hanya mengenalku pada saat aku dibully, kalian hanya mengenal sebagian kecil dari diriku. Jika kau mengenalku lebih dalam, aku sebenarnya  adalah orang yang pintar dengan beasiswa yang cukup besar bagi anak seumuranku pada umumnya. Ditambah lagi, aku mendapatkan uang yang banyak dari turnamen yang kuikuti.

Tapi sisi lain dari kehidupanku adalah aku hidup dengan orangtuaku yang pemabuk. Dan beginilah setiap pagi, suara gebrakan meja dan botol minuman yang pecah memenuhi seluruh rumah dan anehnya tetangga tidak ada yang peduli.

Aku pun memasuki kamar mandi dengan cepatnya dan memakai seragam sekolahku setelahnya. Aku yang sudah memakai seragam lengkap pun menuruni tangga sambil berlari kecil untuk segera pergi sekolah sebelum ayah dan ibu sadar aku pergi berangkat ke sekolah.

[Can't wait to get out of this hell hole]


Angga mengeluarkan hembusan nafas seiring dia berjalan di lorong penuh dengan murid lain. Dia benci kerumunan, sangat benci sekali. Tatapan merendahkan dari semuanya seakan dia tenggelam secara perlahan... Tidak! Dia tidak akan memikirkannya, lagi! Persetan dengan mereka! Angga menghentikan pikirannya yang mulai pesimis. Dia menggelengkan kepalanya dan meneruskan langkahnya menuju kelas yang letaknya sedikit jauh dari tempatnya berada sekarang.

Jadwal pelajaran yang harus dia ikuti hari ini termasuk Fisika, Matematika, Inggris dan Seni rupa merupakan neraka bagiku. Ini adalah hari kedua dalam semester ini dan dia sudah mendapat 4 guru yang terkenal sering mengusik dirinya. Menyuruh dia menjawab dan apapun lah itu. Dia berharap pendidikan jasmani yang terletak di akhir hari adalah materi lari atau sprint. Karena dia ingin minimal menutup harinya dengan damai.

Tetapi realita tak seindah itu, hari kedua tetaplah sama dan rasanya seperti tersiksa. Dan belum lagi di akhir hari, pelajarannya adalah Pendidikan jasmani yang daripada itu materinya Dodgeball. Pecundang dilempari bola seberat batu-batu dan diharuskan menghindar dari murid lain yang melempar. Tetapi parahnya, jumlahnya berbanding terbalik. Dan itu membuat hari Angga seperti neraka. Dan untungnya, Angga mempunyai kemampuan menyembuhkan diri sehingga dia tak perlu pergi ke infirmary di semester ini.

*TING* *TONG*

Pada saat aku selesai mengganti baju olahragaku dengan Cole yang menunggu diluar, terdengar suara bel pengumuman. Ku turunkan headsetku dan lalu terdengar suara cewek.

Testing! Testing! Mic check! Ehem, klub siaran mempunyai teka-teki untuk kalian semua! Bagi yang dapat menjawab langsung ke ruang klub siaran, Teka-tekinya adalah...

'Apa yang dapat memasuki tubuh orang lain namun dapat dibunuh dengan senjata?'

Jeng, jeng, jeng! Jika dalam 1 jam tidak ada yang bisa menjawab, aku akan membunuh semua orang disini!!! Ahahahaha~

Lalu suara cewek itu hilang seketika dan bel pengumuman berakhir pun berbunyi. Semua yang ada disini langsung melihat satu sama lain. Namun tidak ada yang bergerak tetapi aku yang tahu maksudnya pun ingin sekali kesana tapi jika aku kesana terlalu cepat maka mereka akan curiga bahwa aku terlibat.

Perlahan, aku keluar dari kelas. Cole langsung menatapku dan berkata,

"Itu sudah pasti Neon, Angga. Dan tujuannya pun sudah jelas untuk mengambil alih tubuh orang yang pergi ke ruang siaran. Jadi, apa kamu siap melawannya?"

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang