Past (R)

75 16 4
                                    

A/N : Hai guys, karena ini akan diadaptasi jadi webtoon.. untuk sementara akan ditunda sampai webtoon selesai. Dan juga aku akan UAS jadi mungkin sekalian hiatus. :D


Sosok yang masih memakai baju yang dia pentaskan didalam teater sekarang berdiri di hadapannya. Diujung lantai teratas yang tanpa pembatas agar murid-murid dapat menikmati pemandangan. Satu langkah yang akan mengakhiri hidupnya. Sosok tersebut langsung maju tanpa ragu-ragu.

"Radit!!!"

***

*Flashback*

Ayolah, tolong datang... pikir Radit yang melihat diluar jendela yang terdapat di kamarnya.

Mendengar seseorang datang menaiki tangga, dia langsung kaku, jantungnya terasa mau terlepas dari dirinya karena dia tahu siapa yang akan menuju kamar satu-satunya yang dihuni di lantai atas. Dalam ketakutannya, dia mencari tempat untuk sembunyi dan satu-satunya yang terpikirkan adalah kamar adiknya yang terletak diujung dan berada jauh dari kamarnya.

"Radit!" teriak Ayahnya, suara yang terdengar dengan sangat jelas dalam kamar yang dia masuki saat ini. "Dimana kamu, anak kurang ajar?! Cepat keluar!"

Suara yang keluar dari mulutnya tak lebih dari getaran bibir yang ketakutan akan sosok yang mencoba menghampirinya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menunggu 15 menit dan dia akan keluar dari rumah ini selamanya. Jika dia dapat bertahan lama.

Mendengar ayahnya menendang pintu kamarnya, dia langsung melihat keluar jendela berharap seseorang akan melewati rumahnya tetapi harapannya pupus sudah, ketika dia melihat mobil polisi melintasi rumahnya tanpa berhenti sejenak pun. Dan langsung seketika dia mendengar pintu kamar yang dia tempati ditendang oleh ayahnya, dia hanya dapat menutup mata rapat-rapat dan mengingat kenapa ini terjadi kepada dirinya.~

*
*

Satu bulan sebelumnya...

Radit yang baru berumur 7 tahun terkena penyakit flu. Dia dilarang oleh ibunya untuk pergi keluar bahkan untuk alasan apapun dia tidak diperbolehkan. Sementara adik perempuan satu-satunya disuruh olehnya untuk menjaga Radit. Tentu saja, dia tidak akan bisa diam dan akan merasa bosan berada dirumah selama menjaga kakaknya tanpa bisa bermain dengan teman-temannya. Radit yang mengerti akan hal itu, langsung mengajak adiknya untuk jalan-jalan daripada dia mengeluh terus-terusan didepannya.

Sebagai seorang kakak, dia terus menggandeng tangan kirinya selama perjalanan. Dengan nafas yang sedikit terengah karena memang dia sedang sakit, dia memaksakan langkahnya agar adiknya merasa senang berjalan bersama dirinya. Menit demi menit mereka jalani dan tak terasa oleh keduanya, mereka akan sampai di lampu lalu lintas untuk pejalan kaki. Radit lalu melepaskan tangannya untuk berusaha melepaskan batuk yang dia tahan dan memaksa keluar dari tenggorokannya selama beberapa menit yang dia jalani tetapi tak kunjung berhasil.

Lalu dirinya melihat sosok adiknya sedang berjalan di lampu lalu lintas yang bagian atas dan berwarna abu-abu masih menyala, dia baru menyadari bahwa itu menandakan tanda untuk berhenti. Walaupun begitu, tetap saja tak ada yang bisa dia lakukan selain melihat peristiwa tersebut terjadi dihadapannya. Seorang adik satu-satunya tertabrak oleh mobil karena kesalahan yang dia perbuat, padahal sudah diperingatkan oleh ibunya.

Dan ketika dia berada dirumah sakit, dokter hanya bisa bilang minta maaf kepada kedua orangtuanya yang menangis dihadapan seorang pria di hadapan mereka. Radit menangis dan menyesal karena dirinya yang tak bisa menjadi kakak yang dapat menjaga adiknya dengan baik.

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang