13

30.9K 2.7K 246
                                    

Setelah menempuh waktu sekitar 1 jam. Taksi yang ditumpangi oleh Taeyong sampai ditempat yang Taeyong tuju.

Kaki jenjangnya berdiri tepat didepan rumah bergaya klasik yang cukup megah. Semua bangunan rumah itu terbuat dari bahan marmer yang harganya bisa sampai puluhan juta.

Taeyong menghela nafasnya dalam, mencoba menguatkan dirinya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam rumah itu.

Rumah yang menjadi saksi pahitnya kehidupan masa kecil hingga remaja Taeyong yang sangat membuat dirinya tersiksa.

Sedari kecil Taeyong tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya. Taeyong kecil yang seharusnya mendapatkan kasih sayang malah mendapatkan cacian, hinaan dan juga siksaan dari sang Ayah.

Taeyong kecil tak punya siapa - siapa saat itu. Saat Taeyong merasa sedih dia selalu bersembunyi didalam lemari pakaian nya karena merasa ditempat itulah sang Ayah tidak dapat menemukannya.

Hingga Taeyong beranjak dewasa, Ayahnya selalu memaksa dirinya untuk berkencan dengan rekan - rekan kerjanya. Tak jarang pula dirinya dijual untuk kepentingan bisnisnya.

Namun sayangnya Taeyong selalu berhasil kabur dari orang-orang yang membelinya dan berakhir Taeyong yang disiksa habis - habisan oleh ayahnya.

Perlahan Taeyong berjalan memasuki rumah megah nan mewah itu. Tidak ada yang berubah dari terakhir kali saat Taeyong meninggalkan rumah itu.

Taeyong mengedarkan pandangannya keseluruh tempat dirumah itu. Menelisik sudut demi sudut yang ada dirumah itu, ingatannya berputar saat dirinya disiksa oleh sang Ayah.

Rumah yang menjadi saksi bisu kelamnya masa lalu Taeyong, hingga tak sadar bulir bening terjatuh dari lelupuk mata cantiknya.

Taeyong menghapus air mata yang menuruni pipinya. Lalu bergegas untuk mengambil barang yang Taeyong butuhkan.

Sebuah diary milik ibunya.

Taeyong menemukan diary itu saat dirinya dikurung didalam gudang waktu kecil dulu. Saat Taeyong tengah menangis dibalik pintu dan mengamuk agar bisa dikeluarkan dari gudang itu, tak sengaja tangganya menyenggol tumpukkan kardus disamping pintu, hingga membuat semuannya terjatuh dan Taeyong yang menemukan barang - barang milik ibunya.

Salah satunya yaitu diary ibunya. Diary yang berisikan tulisan tangan yang sangat cantik milik ibunya. Berisikan curhatan hati dari sang ibu yang begitu bahagia saat bertemu dengan ayahnya dulu, lalu kemudian menikah.

Terlihat keduanya sangat bahagia didalam foto yang ditempelkan dibuku itu. Hingga sang ibu yang tidak tertolong saat proses persalinan yang menyebabkan Ayahnya harus kehilangan ibunya.

Dan berakhir membenci Taeyong karena menganggap bahwa karena dirinyalah sang Ibu pergi meninggalkan dirinya dan juga Ayahnya.

Taeyong membuka lemari kecil yang berada disamping kasurnya. Menggeledah lemari yang berisikan tumpukan-tumpukan buku saat dirinya masih sekolah dulu.

Hingga akhirnya mata bulat Taeyong mendapati satu buku berukuran sedang berwarna hitam dengan gambar abstrak sebagai sampulnya berada di tumpukan paling bawah.

Saat Taeyong hendak mengambilnya, suara tak asing terdengar ditelinganya. Suara yang paling Taeyong benci didunia ini. Siapa lagi kalau bukan suara berat dari Ayahnya.

"Ingat pulang juga kau, anak nakal, " Ujarnya.

Badan Taeyong gemetar, Taeyong takut sebenarnya. Namun dia berusaha menutupi semuannya agar sang ayah tak berlaku seenaknya kepada dirinya.

Dengan cepat Taeyong mengambil buku Diary itu, lalu berdiri dan beranjak pergi melewati sang Ayah tanpa mau meladeni perkataan pria tua itu.

Donghae tersenyum miring. Semakin menarik pikirnya. Anaknya yang tak pernah dia harapkan kelahirannya, kini sudah besar dan semakin tidak tahu diri.

MOMMY [ JAEYONG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang