Seorang pria cantik bergegas membukakan pintu, saat indera pendengarannya mendengar suara deru mobil yang tak asing baginya. Membukannya pelan hingga menampakan wajah kusut sang kekasih yang baru saja pulang dari kantornya.
Berjalan gontai mendekati si manis lalu memeluknya, membenamkan wajahnya pada ceruk leher milik Taeyong. Sedangkan Taeyong mengalungkan tangannya pada pundak Jaehyun. Mengusapnya pelan mencoba memberi sedikit energi untuk kekasihnya itu.
"Capek ya? " Tanya Taeyong kala Jaehyun sudah menegakkan tubuhnya. Mengangguk pelan, lalu mencoba menyunggingkan senyumnya.
Memang akhir - akhir ini Jaehyun sering sekali pulang terlambat. Katanya sedang ada banyak hal yang harus ia selesaikan dikantor hingga mengharuskannya bekerja lebih ekstra dari biasanya.
Taeyong hanya balas tersenyum. Dirinya tak memiliki pengalaman apapun dalam hal perusahaan, jadi Taeyong tak bisa membantu meringankan beban kekasihnya itu. Padahal dia sangat ingin membantu. Namun bekal mengajar anak-anak di sekolahnya tak memungkinkan untuk memabantu kekasihnya itu. Jadilah Taeyong hanya bisa memberi semangat serta dukungan kepada kekasihnya..
Tangan Taeyong terangkat menangkup wajah lesu Jaehyun. Sedikit menjinjitkan kakinya lalu mengecup bibir tebal milik Jaehyun.
"Mandi dulu ya? Pakai air hangat. Biar aku menyiapkan makan malam untukmu. "
Titah Taeyong pada Jaehyun. Mengambil alih tas yang dipegang oleh Jaehyun lalu ikut menuntun sang kekasih untuk naik ke kamar mereka.
Kini posisinya Taeyong sedang duduk bersandar pada kepala ranjang. Pahanya dijadikan bantalan untuk Jaehyun yang tidur melintang dari kasur dengan kepala yang ia benamkan ke perut Taeyong yang sudah membuncit.
Sudah lebih dari satu jam keduanya hanya berdiam. Entah mereka yang memang terlalu nyaman dengan posisi seperti itu atau memang mereka yang malas untuk berbicara satu sama lain.
Tangan Taeyong terangkat mengelus surai hitam milik kekasihnya yang tak bergerak sama sekali dalam pangkuannya. Entah dia tertidur atau apa.
"Jaehyun? " Panggilnya namun tak ada jawaban.
"Jae? "
"Sayang? " Panggilnya yang ketiga kali dan barulah Jaehyun menjawab.
"Masih capek? Tidur yang benar ya biar tidak sakit badannya. " Ujar Taeyong karena pahanya sudah mulai terasa kebas dan kesemutan.
Jaehyun menggeleng, dan lebih menyamankan kepalanya pada perut Taeyong. Mengecupi perut yang sudah membesar selama 4 bulan itu terasa sangat nyaman dan empuk membuatnya betah untuk berlama - lama.
Taeyong menghela nafasnya pasrah. Jaehyun jika sedang lelah memang berubah menjadi super manja kepadanya. Bahkan manjanya Mark lebih menyenangkan dari pada kekasihnya ini.
Namun tetap saja, semenyebalkan apapun Jaehyun. Taeyong tetap tak bisa marah kepadanya. Taeyong memaklumi mengapa Jaehyun menjadi sangat lelah. Jadi dia membiarkan saja pahanya menjadi tumpuan kepala Jaehyun walau kakinya sudah tidak terasa karena saking kebasnya.
"Pekerjaannya masih belum selesai? " Tanya Taeyong untuk membuka percakapan diantara mereka.
Jaehyun yang semula mendekap erat perut Taeyong kini berubah menjadi telentang. "Sudah selesai, tinggal mengurus beberapa hal kecil tapi sudah aku serahkan semuanya pada Taeil Hyung. " Ujarnya sambil memejamkan mata akibat nyamannya elusan tangan Taeyong yang menyapu lembut rambut hitam miliknya.
"Mark sangat merindukanmu. Dia terus bertanya kapan Daddynya akan libur bekerja. "
"Lalu kau menjawab apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY [ JAEYONG ]
Fanfiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Daddy apakah Taeyong ssaem akan menjadi Mommy Malk? " Tanya bocah berumur 4 tahun. "Kau mau jika Taeyong ssaem jadi Mommymu? " Balas sang ayah, membuat bocah berumur 4 tahun itu mengangguk bersemangat. "Baiklah! Besok...