Brakk!
Suara dentuman terdengar cukup keras dalam ruangan yang hanya terdiri dari 2 orang pria dan juga 1 wanita.
Seorang pria yang baru saja menarik dan mendorong seorang wanita hingga terjatuh menghantam tembok dengan cukup keras dan berakhir terduduk di atas lantai yang dingin dari ruang kerjanya.
Persetan dengan ajaran orang tuannya yang sudah mereka tanam sejak dirinya masih kecil. Menurutnya, wanita bisa ia hargai dan ia hormati selayaknya seorang wanita selagi mereka tak melampaui batasan dari apa yang mereka lakukan. Namun kali ini, sekertarisnya benar-benar sudah melewati batas yang Jaehyun terapkan pada orang-orang tercintanya. Bahkan disaat kekasihnya bertutur tentang kebenaran yang dilakukan oleh sekertarisnya itu. Dia malah membalasnya dengan menyakiti fisik dari kekasihnya itu. Jaehyun sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi saat orang yang ia cintai disakiti oleh orang lain.
Jaehyun paham jika kekasihnya itu masih seorang pria. Tapi tetap saja dia tidak akan pernah terima alasan apapun jika ada yang berani menyakiti kekasihnya itu. Bahkan Jaehyun saja tak sampai hati untuk menyakitinya walau hanya dari perkataan yang keluar dari mulutnya.
Namun, wanita didepannya sudah sangat keterlaluan dalam berucap bahkan bertindak dengan seenak dirinya terhadap pria yang tengah mengandung salah satu dari penerusnya itu.
Berjalan mendekat ke arah Naeun yang masih meringis kesakitan dengan emosi yang masih bersarang di ubun-ubunnya. Jika wanita didepannya bisa menyakiti miliknya maka ia akan mendapatkan hal yang lebih dari yang Taeyong dapatkan darinya.
"Akh! " Pekik Naeun, saat rambutnya ditarik paksa oleh Jaehyun. Tangannya terangkat dan memukul tangan Jaehyun, mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan pria itu pada rambutnya yang sungguh, bahkan ia bisa merasakan jika kulit kepalanya seakan ingin terkelupas dari tempurung kepalanya.
"Atas dasar apa kau menampar kekasihku hah! " Tanya Jaehyun semakin mengencangkan jambakannya pada rambut Naeun membuat wanita itu semakin memekik karena rasa sakit pada kepalannya.
"Kk-karna dia menghinaku! " Balasnya dengan susah payah.
"Bagian mana dia menghinamu? Mengataimu memakai pakaian minim layaknya pakaian anak kecil atau kau yang memang tidak terima tentang fakta jika dirimu ternyata kalah darinya, karena tak bisa membuatku jatuh kedalam pelukanmu? "
*Jae, Jangan gila! Akh. D-dia laki-laki Jae, kau bisa mendapatkan wanita cantik sepertiku dari pada pria jalang sepertinya." Balasnya pada Jaehyun, mencoba untuk membuat atasannya itu tersadar dan meninggalkan pria yang ia yakini adalah jalang lalu beralih kepadanya.
Sedangkan Jaehyun hanya tersenyum miring. Melepaskan cengkraman tangannya pada kepala sang sekertaris lalu mengelusnya dengan pelan.
"Ouh, benarkah? " Tanyanya pada Naeun lalu beralih menatap Taeyong yang juga tengah menatap dirinya.
Menatap pria dihadapannya dengan mata yang sedikit memicing, memindai seluruh tubuh pria mungil itu. Mulai dari ujung rambut hinggan ujung kaki milik Taeyong.
"Ck, sepertinya kau benar.
- dia terlihat seperti jalang. " Lanjutnya menatap manik Naeun yang kini tersenyum ke arahnya. Sedangkan Taeyong mengangkat alianya heran dengan ucapan kekasihnya itu.
Terus memperhatikan pria dan juga wanita dihadapannya, hingga tiba-tiba saja sang kekasih membantu si sekertarisnya untuk berdiri. Lalu beralih hingga menghadapnya.
"Huh, apakah aku buta selama ini? Bagaimana bisa aku terpincut dengan seorang pria sepertinya? " Ujar Jaehyun menatap aneh pada Taeyong yang jiga dibalas tatapan bingung darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY [ JAEYONG ]
Fanfiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Daddy apakah Taeyong ssaem akan menjadi Mommy Malk? " Tanya bocah berumur 4 tahun. "Kau mau jika Taeyong ssaem jadi Mommymu? " Balas sang ayah, membuat bocah berumur 4 tahun itu mengangguk bersemangat. "Baiklah! Besok...