AD🍁:Fakta yang menyakitkan

15 8 7
                                    

Hellen memuntahkan seluruh isi perutnya di toilet sekolah. Entah kenapa dari kemarin dia merasa mual dan yang keluar hanyalah cairan bening.

Diapun mengeluarkan tes pack lalu masuk kedalam bilik toilet sambil berharap agar pikirannya salah namun sebuah kenyataan mampu membuat dia bungkam dan menutup mulutnya. Matanya terbelalak melihat dua garis yang tertera pada tes pack itu. Dia Hamil.

Dengan perasaan yang kacau Hellen segera keluar dari bilik toilet lalu pergi ke hestafel sambil membasuh mukanya dengan kasar dia tampak kacau dan bingung sekarang.

"Tuhannn apa ini, Aku belum siap hiksss..." Tangis Hellen pecah lalu berlari keluar dari bilik toilet.

Brukkk

Tanpa sengaja Hellen menabrak tubuh Talya hingga tes pack itu terjatuh. Talya langsung mengambil tes pack tersebut lalu tersenyum miring ke arah Hellen.

"Lo hamil? lo habis lakuin ini berapa kali Len?" Ledek Talya dengan kata kata pedisnya.

Hellen yang hendak marah langsung menatap benci ke arah Talya kemudian memajukan langkahnya untuk berbisik ke arah Talya. "Lo mau tau nggak bapaknya siapa?" Tanya Hellen.

Talya mendorong tubuh Hellen menjauh lalu melihat kearah Hellen dari atas sampai bawah. "Emang siapa? om om ya?" Ledek Talya lagi.

Hellen meresponnya dengan senyum miring lalu menatap kearah Talya dengan tatapan licik. "Phrince." Satu kata yang spontan membuat Talya terbelalak dia tidak bisa menyangka jika tunangannya sendiri melakukan hal tersebut kepada orang yang dia benci sekali pun.

PLETAK

Talya menampar keras pipi Hellen, dia menatap gadis itu dengan tatapan teramat benci. "Murahan lo Len!" Ketus Talya lalu berjalan ke kelasnya dengan langkah marahnya.

Sedangkan Hellen yang melihat kepergian Talya langsung menangis sejadi jadinya menyesali dirinya sendiri.

🍁🍁🍁

PLETAK

Satu kelas tampak kaget ketika melihat Talya yang tiba tiba menampar pipi Phrince dengan keras. Bahkan Naura yang sedang asik mencatat pun langsung melihat kearah Talya dan Phrince.

Semua orang di dalam kelas tampak diam membisu. Talya ketika marah akan terasa sangat menyeramkan.

"BRENGSEK LO!" Bentak Talya.

Phrince memegang pipinya yang berdenyut pedih sambil menatap Talya dengan bingung. "Lo kenapa?" Tanya Phrince berusaha meraih pundak Talya namun dengan segera Talya menepis tangan cowok tersebut. "Nggak usah pegang pundak gue!" Ucap Talya lalu mengambil tasnya kemudia pergi meninggalkan kelas. Naura bisa melihat raut amarah dan juga kesedihan dari Talya bahkan dia sempat melihat setetes air mata yang membasahi pipi gadis tersebut.

Naura lalu memberanikan diri untuk mendekati Phrince yang masih tampak kebingungan.

"Lo apain Talya sampai dia marah kayak gitu?" Phrince menghembuskan napasnya kasar lalu menggeleng pelan karena jujur dia sendiri tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Talya saat ini.

Naura mengangguk tidak paham lalu memutuskan untuk menyusul teman temannya yang sudah lebih dulu pergi menyusul langkah lebar Talya.

Langkahnya mengarah pada halaman belakang sekolah dan benar saja. teman temannya sudah ada di sana dengan Claudia yang sudah memeluk tubuh Talya yang menangis.

About Destruction (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang