AD🍁:Penderitaan telah berakhir

33 8 16
                                    

Cuaca hari ini tampak berawan. Sinar matahari tidak lagi terlihat karena sudah tertutupi oleh awan hitam. Leo bersenandung pelan sambil memasuki toko bunga tempat langganan dia membeli bunga sebelum pergi kerumah sakit

"Selamat datang, Ada yang bisa saya bantu?" Tanya penjaga kasir itu dengan ramah,dia tersenyum sangat lebar kearah Leo menatap wajah cowok dingin itu dengan bersemu semu.

"Stok bunga cerry blossomnya apa sudah ada?" Tanya Leo pada kasir itu, pasalnya setiap kali dia ingin membeli bunga cerry blossom stoknya tidak ada dan sekarang dia datang kembali untuk menanyakan bunga cerry blossom dan berharap jika bunga tersebut sudah ada.

Penjaga kasir itu tersenyum lagi. "Stok bunga cerry blossom sudah ada mas kebetulan kemarin udah di angkut kesini."

Leo tersenyum simpul membuat pegawai kasir itu terpaku melihat senyuman dari cowok dingin di depannya, ternyata cowok itu sangat tampan jika tersenyum. "Bantu saya untuk melihat lihat." Ucap Leo yang tentu saja mendapatkan anggukan mantap dari penjaga kasir yang di ketahui bernama Sri.

Sri membawa Leo menuju kearah rak paling ujung dimana di sana terdapat beberapa bunga Cerry Blossom yang sangat indah. "Ini bunga cerry blossomnya mas, gimana? mau beli?" Tanya Sri.

"Tentu saja. tolong di jadikan buket ya mbak. Yang warna pink dan putih, sahabat saya suka " Balas Leo dan Sri pun langsung mengambil beberapa bunga cerry blossom kemudian menggabungkannya menjadi sebuah buket bunga.

"Ini mas harganya 50.000" Ucap Sri sambil menyodorkan buket bunga tersebut kearah Leo.

Leo mengambil bunga itu kemudian menyerahkan uang pas kepada Sri lalu pergi dari toko tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dia pun melajukan mobilnya kearah rumah sakit untuk menemui Naura.

Setelah sampai di rumah sakit dia langsung berjalan menuju ruang rawat Naura, sepanjang koridor banyak para gadis yang menatapnya dengan kagum bahkan ada yang menatapnya dengan tatapan genit. Leo yang melihat itu pun langsung merasa jijik dan mencoba untuk tidak menghiraukan mereka.

Ceklek

Leo membuka pintu ruangan Naura, isak tangis dari orang orang yang berada di ruangan itu sukses membuat Leo jadi bingung. Cowok itu langsung mengarahkan pandangannya ke tempat Naura berbaring, melihat layar EKG yang berbunyi nyaring dan menampakkan garis lurus pertanda jika detak jantung dari Naura sudah berhenti.

Bunga yang ada di tangan Leo seketika terjatuh, langkahnya spontan berlari ke samping Naura, menggenggam tangan gadis itu dengan sangat erat sambil menangis.

Dokter yang baru datang langsung memerintahkan agar Leo menjauh dan keluar dari ruangan itu untuk melakukan setrum jantung dengan alat Defibrillator.

Semua orang yang ada di ruangan tersebut keluar termasuk Leo yang harus di tarik agar mau keluar dari ruangan itu.

Leo duduk di depan ruangan Naura sambil menunduk dan mengusap wajahnya frustasi. Berharap jika Tuhan masih mengizinkan Naura tetap hidup dan terus bersamanya di sampingnya untuk selama lamanya.

Steven yang mengerti dari awal tentang perasaan dari Leo langsung duduk di sampingnya, memukul pundak cowok itu pelan berulang ulang kali untuk memberikan ketenangan.

Beberapa menit pun berlalu. dokter  keluar dengan wajah yang sulit diartikan. Semua orang langsung mengerumuninya dengan harapan mendapatkan kabar yang bisa menenangkan hati mereka semua.

"Maaf, pasien tidak dapat kami selamatkan." Ucap Dokter itu dengan nada menyesal.

Talya dan teman Naura yang lainnya langsung terduduk di bawah, kakinya tidak dapat bertahan lagi saat mendengar kabar duka itu datang secara tiba tiba. Talya menangis histeris, menyesali perbuatannya karena terlalu percaya dengan kata kata licik Elisa dan lagi lagi dia harus kehilangan sahabatnya sendiri. Sakit sangat sakit, seperti ada yang hilang dalam kehidupannya, jantungnya terasa berdetak dengan sangat kencang. namun itu bukan lah cinta tapi kehilangan. Dadanya sesak seperti ada seseorang yang meremasnya dengan sangat kuat.

Sedangkan Leo dan juga Steven langsung masuk ke dalam ruangan itu. Melihat suster yang sudah mencoba untuk melepaskan semua alat bantu medis yang ada di tubuh Naura. Leo yang masih tidak percaya langsung menepis dan menghalangi para suster membuat suster kewalahan.

"Jangan di lepas! sahabat saya masih hidup, jantungnya hanya berhenti berdetak sebentar. Dia masih hidup!" Ucap Leo seperti orang gila. Cowok itu tampak sangat kacau.

"Na' bangun Na', lo janji kan nggak bakal ninggalin gue. Bangun! Na' lo denger gue kan? Gue sayang lo, selama ini gue sayang lo bukan sebagai sahabat doang tapi sebagai perempuan. Na' Please bangun, izinin gue ungkapin semuanya dengan keadaan lo yang sadar. Na'..... Argghhhhhhh." Ucap Leo, tubuhnya terus saja memberontak karena Steven dan juga Phrince membantu untuk menarik tubuhnya menjauh agar suster bisa melepaskan alat medis itu tanpa halangan. 

Semua orang juga bersedih, bahkan suster yang ada di sana tampak berkaca kaca melihat reaksi cowok yang mereka anggap dingin itu. 

Mata Steven terasa kabut karena banyaknya air mata yang keluar. Hatinya hancur melihat adiknya tidak bernyawa. Dia masih ingin adiknya hidup dan selalu ada bersamanya, memasakkannya makanan kesukaannya, dan menjaganya setiap kali dia sedang sakit. Hati kakak mana yang tidak sedih ketika adiknya menangis? Hatinya sangat hancur sama hancurnya dan sama mendungnya seperti hati Leo saat ini.

Hujan deras mulai turun. Suara nyaring dari hujan tersebut menambah kesan luka di hati. Bahkan langit juga ikut menangis karena kepergian dari gadis itu.

"Gue tau lo ngerasa kehilangan. Gue tau, tapi Tuhan terlalu sayang sama Naura. Dia mau ngambil Naura secepatnya supaya dia tidak menderita lagi dengan penyakit mentalnya.  Gue juga sedih, gue ngerasa kehilangan tapi gue nggak bisa ngelakuin apa apa lagi. Adek gue udah sembuh, penderitaannya di dunia ini udah berakhir." Ucap Steven mencoba menenangkan.

Sedangkan Leo hanya bisa pasrah melihat Sahabatnya. Dia menyesal karena belum sempat mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada gadis itu dan sekarang gadis itu sudah pergi. Menggoreskan sebuah luka terdalam di hati Leo Sacdev Putra. Yang tersisa dari gadis itu mungkin hanyalah sebuah kenangan. Kenangan indah yang sulit untuk di lupakan.

Sulit dan sangat sakit ketika mengucapkan kata perpisahan dan Leo tidak sanggup untuk mengucapkan kata kata tersebut karena baginya Naura akan selalu ada, tubuhnya mungkin telah mati namun jiwanya masih ada dan akan selalu di samping Leo serta namanya akan selalu terukir indah di hati cowok itu.

TBC

Maaf masih amburadul hihihi

Jangan lupa vomentnya

sampai jumpa di part selanjutnya

About Destruction (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang