Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Naura langsung bergegas menuju kearah pasar malam dekat sekolahnya untuk menemui Keano
Gadis itu menarik napasnya pelan lalu memanggil taxi dan mengarahkan supir taxinya untuk pergi ke pasar malam dekat sekolahnya.
Setelah sampai Naura lalu membayar supir taxi tersbut kemudian turun dari mobil. Pandangan matanya celingak celinguk mencari sosok Keano di tengah lapangan hingga dia menemukan cowok itu yang duduk gelisah di sebuah bangku yang sudah di sediakan disana dan tempat dimana Naura dan Keano duduk pertama kali berduaan.
Naura tersenyum simpul lalu mendatangi Keano.
"Maaf lama." Keano mendongak lalu menatap Naura sambil tersenyum lembut.
"Iya nggak apa apa. Sini duduk Ra..." Ucap Keano sambil menepuk nepuk tempat kosong untuk mempersilahkan Naura untuk duduk di sampingnya.
"Mau ngomong apa?" Tanya Keano lagi.
Naura memposisikan duduknya menyerong kearah Keano lalu menatap Keano sambil mengulum bibirnya yang kering. "Hari ini hari terakhir kita sama sama." Ucap Naura yang membuat Keano tidak mengerti.
"Maksud kamu?"
Naura mengerjapkan matanya berkali kali, mencari keberanian untuk mengungkapkan semuanya.
"Aku mau kamu jujur sama aku." Keano tampak bingung namun ia langsung mengangguk.
"Jujur sama aku ken... Kamu kan yang udah hamilin Hellen?" Pertanyaan dari Naura sontak membuat Keano diam seribu bahasa, dia tidak tahu lagi apa yang ingin ia katakan.
"Diam berarti iya." Ucap Naura.
"Aku... aku bukan..." Keano tampak gugup, hatinya terasa sakit ketika melihat Naura yang sudah mengeluarkan air matanya karena ulahnya sendiri.
"Jangan nangis Ra..." Lirih Keano menghapus air mata Naura.
"Aku tahu kamu dari awal nggak pernah cinta sama aku, aku tahu cinta kamu cuman buat Hellen aja tapi aku dengan bodohnya justru mempertahankan hubungan kita karena aku udah terlanjur sayang sama kamu hiks.... aku... aku... hikss" Tangis Naura pecah, dia menangis dalam kesesakan. Keano yang melihat hal itu tidak bisa melakukan apa apa lagi karena ini semua adalah salahnya tapi percayalah jika ucapan Naura tidak lah benar, dia memang mencintai Hellen tapi itu dulu semuanya hanya masa lalu.
"Aku minta maaf Ra...." Setetes air mata jatuh membasahi pipi Keano. Baru kali ini Naura melihat Keano yang tampak sedih hingga menangis di hadapannya.
"Tapi aku udah benar benar sayang sama kamu." Ucap Keano lagi.
Naura memeluk tubuh Keano erat, mencari ketenangan di sana hingga membuat dada Keano terasa basah akibat air mata Naura.
Gadis itu melepaskan pelukan tersebut lalu melepaskan gelang berwarna pink itu dan mengembalikannya kepada Keano. "Gelang ini nggak pantes buat aku lagi." Ucap Naura sambil memberikan kembali gelang pemberian Keano beberapa bulan yang lalu.
"Aku sayang kamu Ken tapi aku nggak boleh egois. Hellen sama bayinya butuh kamu. Kamu harus tanggung jawab. Berani berbuat itu artinya berani bertanggung jawab. Aku pulang." Ujar Naura hendak pulang kembali karena niatnya datang ke sini hanya untuk mengakhiri semuanya namun Keano langsung mencegahnya.
"Gimana kalau bayinya di aborsi aja? Hubungan kita harus tetap berlanjut." Ucap Keano membalikkan tubuh Naura.
"Jangan egois Ken. Kamu harus tetap tanggung jawab." Balas Naura tidak habis pikir dengan jalan pikiran Keano saat ini.
"Tapi aku mau sama kamu Ra bukan sama Hellen."
"Tapi Hellen butuh kamu! Sadar Ken sikap kamu berubah. Dimana Keano yang aku kenal sebagai ketos yang bertanggung jawab? dimana Keano yang aku kenal sebagai cowok yang baik? Kamu berubah Ken dan perubahan kamu bikin aku jadi nggak suka sama kamu!" Keano terdiam membisu lalu semenit kemudian memeluk tubuh Naura dengan sangat erat seolah olah melarang gadis itu untuk pergi.
"Aku minta maaf. Aku bakal tanggung jawab tapi aku nggak mau kamu sampai benci sama aku." Naura lemah dengan kata kata Keano di satu sisi dia senang karena Keano mau bertanggung jawab tapi di sisi lain dia masih belum bisa merelakan hal itu.
"Jaga Hellen baik baik. Aku pulang." Ucap Naura melepaskan pelukan mereka berdua dan menghapus air matanya.
"Biar aku antar" Tawar Keano.
"Nggak, Nggak usah aku pulang sendiri aja." Tolak Naura lalu pergi meninggalkan Keano yang tampak frustasi dia menyesali semuanya, seandainya malam itu dia tidak mempercayai ucapan Elisa dan tidak terpancing dengan Hellen yang di bawah pengaruh obat mungkin hubungannya dengan Naura akan baik baik saja sampai sekarang namun itu semua sudah terjadi dan tidak akan ada perempuan yang akan terima jika kekasihnya melakukan hal itu.
Keano pernah berjanji untuk tidak berkhianat namun nyatanya dia mengingkarnya sendiri.
🍁🍁🍁
Naura berjalan lemah memasuki rumahnya namun tiba tiba dia melihat pria sialan itu keluar dari pintu pagarnya. Naura menatapnya tajam sedangkan laki laki itu justru tersenyum manis seolah olah tidak mengetahui apa kesalahan dari dirinya sendiri.
Namun sebelum pria itu pergi Naura langsung mencegahnya. Pria yang di ketahui bernama Marchel itu langsung menatap nya dengan bingung.
"Kenapa?"
Naura tersenyum mengerikan sambil menatap tajam kearah Marchel. "Datang kesini lagi saya pastikan anda mati di tangan saya!" Ancam Naura sambil mengeratkan genggaman tangannya hingga membuat kuku kuku tajamnya menusuk kulit laki laki paruh baya itu.
Marchel melepas paksa tangan Naura lalu segera pergi meninggalkan Naura yang tampak tertawa jahat dengan tatapan ingin membunuh pria itu. Sudah cukup baginya untuk diam, sekarang saatnya dia menjauhkan keluarganya dari perusak rumah tangga orang.
"Dek bukain pintu pagarnya!" Teriak Steven yang baru saja pulang. Naura pun berbalik lalu membuka pintu pagarnya.
Setelah memasukkan motor sportnya Steven langsung menghampiri Naura dan menyodorkan terang bulan keju kearah Naura. "Mau makan terang bulan nggak dek?" Tanya Steven namun Naura hanya diam.
"Lo kenapa? lo habis nangis lagi?" Tanya Steven lagi saat melihat mata Naura yang sembab.
"Nggak kok." Balas Naura mengelak.
"Oh. BTW nih terang bulannya, gue beliin buat lo. Dimakan yah adik manis kuuuuu....." Goda Steven dengan satu tangannya mengacak acak rambut Naura gemas.
"Apaan sih bang! Sini terang bulannya! kebetulan gue juga laper." Steven terkekeh lalu memberikan terang bulan tersebut kepada Naura.
"Eh iya mama udah pulang? tumben banget." Ucap Steven karena melihat sepatu kerja yang biasa Diana pakai sudah berada di rak sepatu.
"Mungkin." Jawab Naura acuh tak acuh lalu masuk kedalam rumah dan meninggalkan Steven yang sibuk melepas sepatunya.
"EH TERANG BULANNYA JANGAN LUPA BAGI GUE!" Teriak Steven.
"OGAH! KATANYA TERANG BULANNYA BUAT GUE!" Tolak Naura yang ikut berteriak dari dalam rumah.
"Yailah punya adek gini amat, bentar gemuk baru tau rasa lagi! trus tanya tanya ke gue. Bang gue gemuk nggak? kalau di bilang gemuk protess huhh dasar cewek. Nggak adek nggak Pacar sama aja." Celoteh Steven menirukan gaya bicara Naura setiap kali Naura ingin pergi jalan bersama Keano.
Steven meletakkan sepatunya di dalam rak sepatu lalu berlari mencari Naura untuk meminta terang bulan yang tadi dia beli.
TBC
Satu part lagi tanpa Leooo.
Mohon maaf kalau masih amburadul wkwkwkw
Jangan lupa Vote dan komentarnya yah.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Destruction (SELESAI)
Teen Fiction" Emang iya? setau gue nggak ada persahabatan cowok sama cewek yang nggak ngelibatin perasaan. Pasti di antara kalian ada yang baper" " _________________________________________ Naura Auriesta Laurents, gadis manis yang penuh dengan keceriaan namun...