AD🍁: Semua Kenangan

27 6 6
                                    

Leo duduk di samping tempat tidurnya. Bau alkohol menyeruak di seluruh tubuhnya.

Matanya merah dengan rambut yang berantakan. Dia memegang buku Diary yang pernah dia berikan kepada Naura, membuka selembar demi selembar dari buku itu.

"Hidup kadang punya teka teki, hidup juga tidak selamanya indah. Apa yang kamu lihat tidak selamanya nyata. Dia mungkin tersenyum, tertawa dan terlihat bahagia tapi di hatinya belum tentu seperti itu. Jangan pernah melihat seseorang dari luarnya saja. Orang yang kamu anggap baik belum tentu baik dan orang yang kamu anggap jahat belum tentu jahat."

"Mama, Wanita pertama yang sangat ku sayangi. Dulu dia penuh dengan kasih, selalu mengajarkan ku semua hal yang tidak aku bisa, hahaha aku jadi teringat saat di mana aku dan keluargaku kumpul bersama. Rasanya sangat damai dan hangat tapi seiring berjalannya waktu mama berubah, dia menghianati papa. Sakit sekali saat aku mengetahui kabar itu."

Selembar yang Leo baca itu sukses membuat Leo jadi geram ternyata itu alasan kenapa Steven sangat marah kepada mamanya beberapa minggu yang lalu dan menjadi salah satu alasan kenapa Naura memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Keano adalah cinta pertama ku. Aku sangat mencintainya bahkan sampai saat ini. Tapi lagi lagi kata penghianatan itu harus ku alami. Hellen hamil dan itu merupakan anak dari cinta pertama ku sendiri. Laki laki yang ku anggap akan selalu membuatku bahagia dan membuatku nyaman akhirnya menghianati ku juga. Sakit sekali mengingatnya, ingin rasanya mengulang semua itu. Masa di mana ciuman pertama ku di rebut olehnya sampai masa dimana kita jalan bersama, menceritakan semua duka dan kesedihan. Tapi itu semua hanya akan menjadi kenangan dari ku saja. Jadi izinkan aku untuk menuliskan kata kata terakhirku, kata kata yang berkata bahwa AKU MASIH SANGAT MENCINTAIMU KEANO ADRIAN AXEL. Berbahagialah dengan Hellen aku sudah mengikhlaskan mu."

Selembar kertas yang membuat hati Leo sesak. Naura sama sekali tidak menaruh perasaan lebih seperti dirinya. Kenapa Tuhan harus menciptakan sebuah Cinta jika suatu saat itu akan sangat menyakitkan? Leo meneguk lagi wine yang ada di tangannya lalu membuka selembar lagi dari buku Diary itu.

"Leo sama seperti bintang yang menerangiku di kala malam gelap menerpa, dia seperti malaikat tapi tidak bersayap, dia selalu datang di saat aku sedang terpuruk, memberiku pelukan yang sangat hangat serta elusan di rambutku yang sangat menenangkan. Dia mungkin dingin tapi ketika dia sudah menyayangi seseorang maka dia akan menjadi overprotektif, aku senang jika Leo seperti itu padaku tapi aku tidak ingin terbiasa bergantung padanya karena kelak pelukan hangat itu bukan lagi milikku, serta perhatian itu akan terbagi bagi. Suatu saat dia akan bertemu dengan gadisnya. Yah seorang perempuan yang akan menjaga Leo dan akan terus di sampingnya selama lamanya. Tidak ada yang bisa aku katakan selain kata TERIMA KASIH DAN MAAF. Terima kasih karena selalu ada untukku dan Maaf jika suatu saat aku akan mengingkari janji janji ku."

Air mata Leo terjatuh lagi, cowok itu mengelus kertas itu dengan lembut, bayangan bayangan masa lalu mulai terekam, Wajah manis  Naura saat tersenyum serta wajah imut dan  manjanya tidak dapat hilang dari memory Leo.

"Suatu saat kalau gue pergi, gue bakal jadi salah satu bintang yang paling terang  di  atas sana."

"Jangan marah marah lagi sama gue.  Gue minta maaf hikss."

"Huahh Leo mau makan mie pedas  level  sepuluh hikss...."

"Huaahhhh makasih Leo ganteng..."

"Hallo Lena, mulai sekarang aku jadi mama kamu yah."

Ucapan ucapan Naura terngiang ngiang di kepalanya.

Leo kemudian membuka lembaran kertas terakhir dari buku diary tersebut.

"Maaf ini adalah lembaran terakhir yang ku tulis di buku diary ini, Maaf karena aku sudah menyerah, menyerah pada takdir yang tampaknya menginginkan aku untuk pergi. Maaf Leo, Maaf bang, aku nggak bisa nepatin janji aku. Selamat tinggal. Semoga kalian tidak membenciku setelah membaca tulisan pada diary ini."

Leo menutup Diary itu kemudian memeluknya. Seberat itu kah yang telah Naura rasakan sehingga gadis itu memutuskan  untuk menyerah? Apakah perhatian Leo  dan juga Steven tidak cukup untuknya? Lalu kenapa? Kenapa Naura tidak mengajaknya untuk pergi bersama? Seandainya Leo tahu jika saat itu adalah hari dimana Naura memutuskan untuk bunuh diri maka Leo akan terus menjaganya selama 24 jam full.

Hidup memang berat tapi itu bukanlah menjadi alasan untuk menyerah.

'Prangggg'

Botol Wine yang ada di genggaman Leo terlempar hingga bertubrukan dengan tembok kamarnya. Pecahan dari botol itu berhamburan kemana mana.

Anna yang mendengar suara bising tersebut langsung menemui anaknya  yang berada di dalam kamar.

Wanita paruh baya itu menatap anak cowoknya dengan tatapan sayu, melihat  anaknya yang tampak berantakan dengan bau alkohol di tubuhnya.

Melihat Leo yang seperti itu membuat Anna  menjadi sadar bahwa Naura adalah gadis yang sangat berarti buat anaknya.

Anna melangkah pelan kearah Leo, mengelus rambut anaknya itu dengan lembut dan meberikan pelukan yang sangat hangat untuknya. "Mandi yah nak, habis itu kita pergi ke rumah Naura." Ucap Anna dengan nada parau, kepergian Naura adalah kepergian  yang sangat tiba tiba bahkan Anna  sendiri tidak menyangka hal itu.

Leo menghapus air matanya kemudian melangkah masuk kedalam kamar mandinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

TBC

Maaf amburadul yah

Jangan lupa vote dan comment nya hihihi

About Destruction (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang