Jimin | The Devil Of Hell | Pt.6

565 94 6
                                    

Setelah sarapan ditemani Jimin. Yn dibantu oleh beberapa maid untuk membersihkan dirinya sedangkan Jimin pergi entah kemana.

Selagi berendam di air yang hangat, Yn memejamkan matanya sembari menikmati punggungnya yang di gosok oleh maid.

Mata Yn terbuka. Ia menoleh ke arah maid yang menggosop punggungnya. "Kalian keluarlah, aku bisa sendiri."

Para maid menunduk patuh lalu pergi meninggalkan Yn, dan setelahnya gadis itu mulai membersihkan dirinya sendiri. Setelah selesai, Yn keluar dari bak mandi dan menutup tubuh polosnya dengan jubah mandi berwarna merah maroon.

Yn berdiri didepan cermin besar dan mengenakan gaun panjang berwarna navy yang sebelumnya sudah disiapkan oleh para maid.

Selesai, para maid kembali masuk ke dalam kamar Yn dan mulai mendadani gadis itu hingga terlihat sangat cantik dan berseri.

Para maid lantas undur diri dan meninggalkan Yn di kamarnya. Tak lama kemudian, Jimin datang dan memeluk gadis itu dari belakang.

"Kau sangat cantik, sayang." Pujinya hingga membuat Yn tersenyum malu

Jimin melepaskan pelukannya lalu memutar tubuh Yn untuk menghadapnya. Lelaki itu menyentuh anak rambut gadisnya yang mencoba menghalangi penglihatan gadis itu.

Jimin mendekatkan wajahnya pada Yn dan mengecup bibirnya dengan singkat. "Mau jalan-jalan bersamaku?." Ajaknya lalu tersenyum cerah

Yn mengangguk dan Jimin pun menggandeng lengannya keluar dari kamar sang gadis.

Beberapa maid menunduk hormat saat Jimin dan Yn berjalan di lorong yang sama dengan mereka.

"Ada apa?, apa kau tak suka dengan kehadiran mereka?." Jimin menoleh dan mendapati Yn terlihat risih dengan para maid yang menunduk di sisi jalannya

Yn menggeleng dan menoleh ke arah Jimin. "Rasanya aku belum terbiasa dengan kehadiran mereka yang menunduk saat melihatku." Jawabnya lalu tersenyum simpul

Jimin ikut tersenyum lalu mengusap kepala gadis itu dengan lembut. "Lambat laun kau juga akan terbiasa. Bukankah mudah jika ada maid yang membantumu."

Yn membenarkan balasan Jimin dengan mengangguk pelan. Memang benar jika kehadiran para maid mempermudahkan nya dalam melakukan beberapa hal tapi rasanya aneh jika mereka juga ikut membantunya membersihkan diri seperti sebelumnya.

"Apa kita hanya bisa berjalan-jalan di dalam kastil ini saja?." Tanya Yn saat ia dan Jimin hanya berlalu melewati koridor kastil tampak keluar menghirup udara segar

Jimin tersenyum simpul dan mengangguk. "Kau mungkin akan bosan jika aku membawamu keluar."

"Memangnya ada apa diluar?." Sahut Yn, penasaran

Jimin tertawa kecil lalu menjawab. "Tidak ada apa-apa. Di luar hanya ada padang tandus dengan langit berwarna merah. Kau mungkin akan gila jika hanya melihat itu saja."

Yn mengangguk kecil. Sesaat ia lupa dengan tempatnya sekarang ini. Dia sedang berada di dunia bawah dan bisa-bisanya ia sempat berpikir untuk menghirup udara segar di luar, bisa-bisa ia mati setelah menginjakkan kakinya di luar.

Jimin kembali tertawa saat ia tanpa sengaja membaca pikiran gadis disampingnya. "Kau tak akan mati jika berada di luar karena tubuhmu sekarang bukan hanya milikmu tapi juga milikku, pemimpin dari dunia ini."

"Benarkah?. Jadi jika aku keluar, aku tak akan mati?." Tanya Yn, antusias sembari menoleh ke arah Jimin

Jimin mengangguk ragu. "Kau mungkin tak akan mati jika keluar bersamaku tapi jika keluar sendiri, para iblis pendosa mungkin akan memakanmu."

7 FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang