"Buka matamu, dan lihatlah semuanya."
"Semakin hari hidupku semakin kacau."
"Aku selalu mengatakan jika perasaan ku akan tetap sama bukan, tapi nyatanya tidak! Hati ini telah berhianat."
"Apakah itu alasan kenapa kau selalu mengganggu nya?."
"Kau kebiasaan, jika aku sedang bertanya kau selalu diam."rancaunya dengan terus tersenyum disela-sela rancaunya. Mark sedang tidak sadarkan diri dia terlalu banyak minum hingga membuatnya seperti orang gila dan bicara melantur tidak jelas.
Setelah perdebatan kecil dengan Haechan pagi tadi, Mark memutuskan untuk menghilangkan rasa prustasi nya dan melampiaskan nya dengan meminum soju dengan beberapa botol.
Duduk dilantai dipinggir sebuah kasur Mark sedang memandang lamat seorang wanita yang sedang tertidur itu, ah bahkan kita tidak bisa menyebutkan tertidur mengingat wanita itu sudah hampir dua minggu menutup matanya.
"Uh kau kurusan, apa kau tidak makan dengan baik."
"Sayang, kau marah karena aku menyukai wanita lain?."
"Meskipun seperti itu, aku akan tetap berada disamping mu. Perasaan ku memang telah berubah tapi percayalah hati ini masih berharap padamu, kenangan kita terlalu indah untuk dilupakan."lanjutnya dengan mengelus pipi itu dengan lembut.
Mark meraba sekitar untuk mencari botol sojunya dan menuangkan nya ke gelas, entah untuk yang keberapa kalinya Mark terus saja meneguk cairan beralkohol itu dengan sekali tegukan.
Mark berusaha untuk berdiri dengan menumpukan tangannya pada kasur di sampingnya, dengan susah payah Mark berjalan kearah pintu untuk keluar.
Dengan kesadaran yang semakin menipis Mark berusaha untuk terus berjalan dengan peregangan pada dinding, tubuhnya bahkan terasa berat dengan langkah yang terlihat sempoyongan.
Bukannya melangkah kan kakinya ke kamar nya sendiri, Mark malah berhenti didepan pintu kamar Haechan, dengan menyenderkan tubuhnya Mark berusaha mengetuk pintu kamar Haechan.
Tok tok tok
"Haechan, buka pintunya."panggilnya.
Haechan yang merasa tidur nya terganggu pun menggerutu dengan menghempaskan selimutnya asal, dan membuka pintu kamar nya dengan sedikit keras hingga membuat Mark jatuh kedalam pelukan Haechan, dan dengan susah payah Haechan menahan beban ditubuhnya, karena sungguh Mark sangat berat.
"Oh yaampun, Mark ada apa dengan mu, kau habis minum?."seru Haechan, saat mencium bau alkohol ditubuh Mark, Haechan tidak tahan dengan bau alkohol itu akan membuatnya merasa mual.
"Berapa banyak yang kau minum, uh aku tidak tahan, baunya sangat menyengat."erang Haechan.
Tapi sekarang dia harus bagaimana. Mark sepertinya sulit untuk berdiri sendiri, dengan sekuat tenaga Haechan perlahan membawa Mark dengan langkahnya yang sedikit kesulitan, Haechan berniat membawa Mark kekamar nya untuk menidurkan nya.
"Mark, jawab, kau mendengarkan ku kan?."
"Aku mengantuk, Haechan."jawabnya tepat di antara leher Haechan, dan Haechan dapat merasakan hawa panas dari hembusan nafas Mark.
"Jika kau mengantuk kenapa kau malah datang kekamar ku, dasar bodoh."serunya dengan terus berusaha membawa Mark, tidak peduli jika Mark mendengar nya toh Mark sendiri seperti sedang tidak sadar.
"Oh beratnya. Kenapa kau terus saja merepotkan ku."
"Aku tau ini rumahmu, tapi bisakah untuk malam hari kau diam saja."
"Tapi tunggu! Ada apa denganmu baru kali ini aku melihatmu terlihat sekacau ini, bahkan kau sampai mabuk."karena terus mengoceh Haechan tidak memperhatikan langkahnya dan membuat keduanya terjatuh ke lantai, namun dengan sigap Mark membalikkan tubuhnya hingga dia jatuh lebih dulu dan Haechan jatuh tepat diatas Mark.
"Aaaaa."jeritnya.
Brukk
"Kenapa harus jatuh segala, makin susah kan."sepertinya kesabaran Haechan selalu diuji setelah tinggal bersama Mark.
Haechan masih belum merubah posisi nya dia sedang meratapi nasibnya yang buruk ini.
Dengan rasa malas Haechan berdiri dan menarik lengan Mark dengan kuat. "Mark, bangunlah kau itu berat."teriaknya, ayolah ini sudah cukup malam dan Haechan sangat mengantuk, tapi seperti nya hidupnya memang tidak dibiarkan untuk tenang sedetik pun.
"Aku mengantuk, Haechan-ah."kata itulah yang terus keluar dari mulut Mark, dan rasanya Haechan ingin melepaskan pegangan tangannya dan membiarkan kepala Mark terbentur lantai. Mark pikir tubuhnya tidak berat apa, dia terus mengatakan mengantuk tapi tidak memiliki keinginan untuk berjalan sendiri, oh sepertinya Haechan lupa kalau Mark, sedang mabuk berat.
Haechan menghela nafas dengan mendongak kan kepalanya karena Mark tidak merubah posisinya sedikitpun, dengan berusaha menahan tubuh Mark Haechan menariknya agar Mark berdiri, lalu memapahnya dan membawa Mark kekamar nya.
Setelah sampai dikamar Mark, Haechan langsung menidurkan Mark dikasur dengan susah payah, lalu menyelimuti nya.
"Akhirnya selesai juga."ucapnya dengan meregangkan otot-otot nya. Haechan berniat untuk pergi namun dia mengurungkan niatnya kala mendengar Mark merancau tidak jelas.
"Jangan pergi kumohon."
"Berhenti melukai dirimu sendiri."
"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah Hyuck."rancau Mark dengan keringat mulai membasahi wajahnya.
"Dia memanggilku Hyuck, nama siapa itu."
Berjalan mendekati Mark, Haechan berjongkok didepan Mark lalu menyentuh kening Mark. "Dia tidak demam."gumamnya. Dan saat akan menarik kembali lengannya Mark malah menarik Haechan, hingga membuat Haechan memekik terkejut dan dengan sekali tarikan mampu membuat Haechan berada dalam pelukan Mark.
"Tetap lah seperti ini."
"Maaf jika aku sering menyakiti mu. Setelah ini kau bisa menghukum ku tapi berjanji lah untuk tetap hidup."
"Aku mencintaimu."lanjutnya dengan mengecup kening Haechan sekilas, dan setelah nya Mark tertidur pulas, terlihat dari napasnya yang terdengar teratur.
"Siapa kau sebenarnya, Mark. Kau membuatku bingung antara harus mencari tau tentang dirimu atau tidak."
"Kau berkata seolah akulah orang yang kau cintai, tapi ternyata kau mencintai orang lain. Bahkan kau menyebutkan nama wanita lain secara tidak sadar."
"Dirimu masih terlihat abu-abu di penglihatan ku, Mark. Aku tidak tau, kenapa aku harus merasakan sakit saat mengetahui kenyataan bahwa kau memiliki seorang kekasih."lanjutnya.
Haechan tidak pernah menginginkan hidup seperti ini, dia sering mengalami hal yang parah daripada mencintai sebelah pihak dia bahkan sering diselingkuhi oleh mantan kekasihnya, namun kenapa rasanya tetap lebih menyakitkan saat kau diberi kenyataan harus memiliki perasaan pada orang yang sudah memiliki kekasih.
"Aku tidak bisa jika harus terjebak dengan orang misterius seperti mu."
Dengan perlahan Haechan melepaskan pelukan Mark padanya, lalu turun dari kasur Mark dengan hati-hati, agar tidak membangunkan Mark.
Haechan telah keluar dari kamar Mark, dan saat matanya menatap kearah pintu kamar yang sering Mark kunjungi dan Mark juga melarang Haechan untuk tidak masuk kedalamnya, hatinya terasa sakit kembali.
Terlintas di benaknya bahwa harus kah dia masuk diam-diam sekarang, mengingat Mark sedang tertidur. Tetapi dengan cepat Haechan menepis pikiran itu dan berjalan kearah kamarnya. Lagipula bukankah Haechan sudah memutuskan untuk tidak ikut campur dalam kehidupan Mark. Sudah cukup, Haechan tidak mau masuk terlalu dalam lagi.
"Kenapa aku sekarang terlihat menjadi sangat tidak konsisten."
Bahkan Haechan juga memutuskan untuk pergi dari rumah Mark, setelah menemani Mark datang ke pesta teman bisnisnya itu.
Karena Haechan berfikir untuk yang kesekian kalinya, lebih baik dia hidup susah dan kembali ke rumah nya yang dulu dan bekerja partime kembali, dari pada harus terjebak dengan Mark dirumah mewahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Accident [Markhyuck Gs]✔
FanfictionPertemuan yang tidak disengaja membuat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, namun sayang sebuah kisah memang tidak pernah berjalan dengan mudah. Markhyuck gs