"Aku bersyukur karena kau tidak mengalami Morning Sickness, Haechan. Tapi kenapa kau harus mengidam seperti ini."
Mark prustasi, benar-benar prustasi. Bagaimana tidak! Keinginan Haechan saat mengidam itu sangat random dan tidak masuk akal, bahkan keluar dari zona batas wajar.
Tetapi bukankah seharusnya Mark bersyukur karena sungguh cara mengidam Haechan itu sangat berbeda dengan orang-orang dia tidak merepotkan Mark sama sekali. Bisa dibilang jika Haechan sangat mandiri.
Lihatlah sekarang bahkan Haechan sedang menata ruang tamu dengan sedemikian rupa. "Bisakah kau berhenti."
"Daripada kau terus mendumal tidak jelas lebih baik bantu aku." Jawabnya dengan mendorong sebuah kursi panjang bahkan sekuat tenaga Haechan berusaha mati-matian untuk itu.
Sebenarnya dia tidak harus meminta bantuan suaminya, tetapi sungguh Mark dua kali lipat lebih cerewet. "Haechan ini kehamilan pertama mu, lebih baik kau istirahat."
"Mark dengar! Perasaan ku tidak tenang, jadi aku harus menata ulang ruang tamu."
"Kita bisa menyewa orang lain."
"Itu tidak perlu karena aku ingin melakukan nya sendiri."
Mark mengusap wajahnya prustasi. Sampai kapan acara mengidam Haechan selesai, ini mengganggu pikiran Mark. Bagaimana tidak setiap hari Haechan bekerja sangat keras, seperti membersihkan gudang, mengangkat pot bunga ditaman belakang dan sekarang dia sedang menata ulang ruang tamu, lihatlah bahkan dia sedang berusaha mengangkat guci besar.
Mark sangat khawatir dengan keadaan bayi dan juga kesehatan Haechan. "Sudah cukup Haechan, apa yang sedang kau lakukan. Simpan kembali guci itu."
"Menyingkir lah, aku harus memindahkan nya ke sudut ruangan."
"Kau sedang hamil Haechan, yaampun bisakah kau duduk manis saja."
"Demi apapun Mark Lee lebih baik kau pergi kekantor saja daripada mengoceh tidak jelas." Kesal sekali rasanya. Tidak kah Mark tau jika semua ini karena bayi dalam perutnya yang meminta. Lagipula kenapa Mark belum berangkat bekerja juga, bukankah dia sudah berpakaian rapi. "Kau hanya mengganggu pekerjaan ku saja."
"Tapi bayinya."
"Dia yang meminta kau tidak perlu berlebihan seperti itu." Dumalnya. Bisa-bisa pekerjaan Haechan tidak akan selesai jika terus meladeni Mark. Ruang tamu nya kan harus terlihat aesthetic.
"Sayang sungguh aku lebih suka kau meminta makanan. Daripada harus mengangkat barang seperti ini."
"Aku akan meminta nya nanti saat pekerjaan ku selesai."
"Berjanjilah jika telah selesai jangan mengangkat yang berat-berat."
"Ya, aku berjanji. Sudah sana jangan mengganggu ku."
Mark pun beranjak pergi duduk di meja makan sambil mengawasi istrinya. Hatinya belum tenang dan masih was-was. Sulit sekali ternyata memperingati ibu hamil. Apapun yang dilakukan Mark pasti saja salah dimata Haechan.
Apalagi saat Mark melarang Haechan melakukan sesuatu. Pasti istrinya itu akan marah dan berakhir dengan mengurung diri dikamar tamu.
Saat semuanya telah selesai Mark menarik nafas lega, akhirnya. "Kau ingin keluar."
"Ya, Mark mari pergi ke mall."
"Baiklah, tunggu aku akan bersiap-siap dulu."
"Tidak perlu! Pakai saja baju itu."
"Tapi."
"Jangan menambah pekerjaan ku, cucian sudah menumpuk. Kau ini bagaimana tadi saja bilang jangan terlalu banyak bekerja." Lihatlah, Mark benar-benar serba salah sekarang. Dan semenjak Haechan hamil tidak ada kemenangan satu pun dalam diri Mark karena apapun yang terjadi Haechan selalu benar dan akan tetap benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Accident [Markhyuck Gs]✔
FanfictionPertemuan yang tidak disengaja membuat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, namun sayang sebuah kisah memang tidak pernah berjalan dengan mudah. Markhyuck gs