26

3.6K 381 29
                                    

"Hoam." Haechan menguap dan  meregang kan otot-otot tubuhnya, dia tidak pernah merasa sesegar ini saat terbangun dari tidurnya.

Rasanya benar-benar sangat menenangkan, dengan kicauan burung yang terdengar merdu dari luar jendela kamar dan matahari yang mulai menyinari dunia dengan mengintip diantara celah gorden kamar Mark yang tertutup tidak rapi, ah sangat menyegarkan.

Pagi ini kebangunan nya seperti telah disambut baik oleh dunia dan semesta. "Pagi yang cerah." Serunya dengan tersenyum lebar dengan matanya yang terlihat terpejam kembali.

"Pagi Haechan." Oh tidak suara itu, itu bukan suaranya Mark. Haechan menolehkan kepalanya dan matanya melebar seketika.

"Taeyong Eonni!." Herannya. Bahkan sesekali Haechan mengucek matanya atau menampar pelan pipinya.

"Pagi." Ucapnya sekali lagi. "Berhenti, Mark tidak akan menyukainya." Taeyong menghampiri Haechan dan tersenyum kearah Haechan dengan begitu lembut.

"Cepatlah bersiap, Mark sudah menunggu."

"Menunggu! Memangnya Mark diamana?."

"Altar."

"Altar!." Haechan berseru dengan tidak percaya, bahkan saking terkejutnya Haechan sampai meloncat dari kasurnya dan memegang bahu Taeyong.

"Untuk apa Mark menunggu ku dialtar?, Eonni katakan padaku!." Tanyanya dengan begitu ribut dan terdengar buru-buru, nafasnya terdengar mulai memburu. Sungguh Haechan sangat takut, apakah Mark akan menikah.

"Yaampun Haechan, tentu saja untuk menikah."

Dadanya mulai bergemuruh, pagi indahnya terlihat berubah dengan begitu saja perasaan nya tiba-tiba saja menjadi sangat sakit, bagaikan dihantam oleh belati tajam, bahkan air matanya terlihat sudah menggenang dipelupuk matanya siap untuk meluncur kapan saja.

"Haechan, ada apa? Kenapa kau menangis." Taeyong yang melihat perubahan mimik wajah Haechan pun terlihat panik. "Aku... Aku hiks Eonni, kenapa Mark begitu jahat." Haechan menangis tersedu-sedu dengan tubuhnya yang sudah ambruk ke lantai, rasanya benar-benar menyakitkan.

Awalnya Taeyong tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Haechan namun detik kemudian Taeyong berjongkok dan memeluk Haechan lembut. "Mark tidak mengatakan nya." Tanyanya. Dan Haechan pun menggeleng pelan.

"Benarkah."

"Aku tidak tau, tapi seingat ku Mark tidak pernah mengatakan apapun hiks, apalagi mengatakan akan menikah."

"Eonni bagaimana ini! Aku benar-benar mencintai Mark, tapi kenapa dia melakukan ini." Rancaunya dengan memandang Taeyong, lihatlah bahkan air matanya terlihat berderai deras.

Kenapa dunia sangat tidak adil, entah yang keberapa kalinya Haechan harus merasakan sakit seperti ini, baru saja kemarin dia berbahagia bersama Mark namun kenapa sekarang Mark melakukan hal seperti ini.

"Berhentilah. Mark memang akan menikah." Perkataan Taeyong mampu membuat Haechan berhenti menangis dan menatap Taeyong sendu.

Taeyong menangkup wajah Haechan. "Bersiaplah dan kau akan tau dengan siapa Mark akan menikah."

Haechan menatap dirinya dicermin, terlihat seperti bukan dirinya. Pasalnya Haechan terlihat begitu sangat cantik dengan gaun pernikahan yang terlihat begitu elegant, riasan diwajahnya pun terlihat cocok dengan Haechan.

Awalnya Haechan bertanya mengapa dirinya harus berdandan seperti pengantin, ternyata dia memang calon pengantin nya, jelasnya Mark memang akan menikah dan itu dengan Haechan tentunya. Ah bodohnya Haechan, mengapa bisa dia lupa dengan ucapan Mark semalam, dimana dia berkata akan menikahi Haechan besok dan itu benar-benar terjadi. Malunya, bahkan Taeyong sampai tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar cerita Haechan. Maklum Haechan kan baru bangun tidur nyawanya belum terkumpul dengan benar, jadi sedikit loading mungkin.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang