13

3.5K 371 42
                                    

Haechan masih terlihat menangis dia tidak percaya ini, bahkan Mark telah mengurung nya dikamar dan tak membiarkan Haechan untuk keluar dan ada yang lebih menyakitkan daripada ini yaitu Mark benar-benar memperlakukan Haechan dengam begitu kasar, dengan mendorong paksa Haechan hingga membuat lututnya terbentur lantai dengan kuat dan sungguh rasanya sangat sakit.

Lalu Haechan mengingat sesuatu, dia mengeluarkan apa yang diberikan wanita itu dan melihatnya. Menghapus air matanya Haechan mulai mengerutkan dahinya. "Kartu nama?, kenapa dia memberi ku kartu namanya." herannya dengan berusaha memikirkan sebenarnya apa yang dimaksud wanita itu dengan memberikan Haechan kartu nama miliknya.

Pintu kamar terdengar dibuka dari luar dengan cepat Haechan menyembunyikan kartu itu dibawah kasur miliknya dan melihat siapa orang yang masuk ke kamarnya.

Memang nya siapa yang Haechan harapkan, ternyata orang itu adalah Mark. Ayolah Haechan kau hanya tinggal berdua dengannya jadi siapa lagi memang orang yang akan masuk kekamar mu selain Mark.

Haechan beringsut mundur dia benar-benar sangat ketakutan karena Mark terlihat sangat menyeramkan, ini pertama kalinya Haechan melihat sosok Mark yang sebenarnya, entahlah tetapi Haechan tidak habis pikir ternyata dia telah tinggal dengan seseorang seperti Mark.

"Haechan-ah, maafkan aku. Kemarilah aku berjanji tidak akan menyakiti mu lagi." Mark mengulurkan tangan nya seolah meminta Haechan untuk mendekat padanya, namun Haechan malah semakin beringsut menjauhi Mark.

"Heyy, sungguh aku minta maaf, kau tau aku sangat lelah karena pekerjaan di kantor sangat menumpuk, jadi maaf jika aku marah padamu dan bersikap kasar." serunya dan mendekati Haechan kembali bahkan Mark juga telah menaiki kasur Haechan.

"Tidak! Menjauh dariku. Kau membuat ku semakin yakin Mark, jika kau tengah menyembunyikan sesuatu. Siapa dirimu sebenarnya, katakan!."

Mark berusaha untuk tetap bersikap biasa saja dan membujuk Haechan perlahan. "Tentu saja aku Mark Lee, memangnya siapa lagi. Haechan ayolah, kita harus bersiap untuk pergi ke pesta." serunya dengan memelas kan ekspresi wajahnya.

"Sebenarnya apa yang kau mau dariku, jangan jadikan aku korban perselingkuhan selanjutnya Mark."

"Apa yang kau katakan, perselingkuhan apa? Jika kau berfikir bahwa wanita tadi adalah kekasih ku maka kau salah besar, dia bukan ke-"

"Dia bukan kekasih mu karena kau sudah menghianati nya dan berselingkuh dengan wanita lain." sela Haechan memotong perkataan Mark dengan gamblang.

"Apa kau pikir aku tidak tau bahwa kau menyembunyikan wanita lain dirumah ini." lanjutnya dengan menatap Mark, tajam. Sedangkan Mark dia sempat menegang namun dengan cepat Mark dapat menutup semuanya dengan tetap bersikap biasa saja.

Dengan cepat Mark naik keatas kasur Haechan dan menangkup wajah Haechan dengan lembut dan menatap manik didepannya dengan seteduh mungkin hingga membuat sang empu terdiam membisu. "Dengar kan aku, aku tidak tau apa yang katakan tapi bisakah kau percaya padaku untuk kali ini."

"Tidak ada yang kusembunyikan darimu sedikitpun Haechan. Jika iya, untuk apa aku begitu gamblang mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu, memujamu, bahkan aku telah menggilai mu dengan secepat ini."

Tidakkah Mark sadar dengan sikapnya yang cepat berubah itu semakin membuat Haechan mencurigai kepribadian Mark sendiri. Dia sangat kasar tadi dan sekarang tiba-tiba saja Mark bersikap lembut, bukankah itu terlihat aneh. Mark benar-benar laki-laki paling aneh yang pernah Haechan temui, bahkan dia terlihat begitu misterius dan banyak menyimpan rahasia dalam hidupnya.

Tapi Haechan berfikir sejenak, Mark mengatakan jika mereka harus pergi ke pesta bukan, ini kesempatan untuk Haechan agar bisa pergi dari Mark. Tujuannya untuk pergi dari Mark memang sudah bulat, bahkan sebelum Mark berlaku kasar pada Haechan sekalipun.

Dan sekarang Haechan yakin bahwa dia tidak akan bisa keluar dari rumah Mark dengan mudah, jadi jalan satu-satunya adalah ikut ke pesta itu, lalu kabur setelah nya. Ya ! Sepertinya itu adalah ide yang cukup bagus.

"Lalu siapa wanita tadi." tanyanya dengan menatap tepat pada manik Mark.

"Dia hanya orang aneh yang selalu mengganggu ku, lebih tepatnya mungkin dia sedang sakit." jawabnya dengan begitu percaya diri, sedangkan Haechan dia tidak mudah untuk langsung mempercayai perkataan Mark terlebih Haechan yakin Mark terlihat jelas bahwa dia sedang berbohong, jadi biarkan kali ini Haechan mengeluarkan segala pemikiran nya tentang Mark dan rumah yang tengah ditempatinya.

"Alasan kau selalu melarang ku untuk tidak masuk keruangan diujung lorong, dan satu lagi apakah kau tau jika aku sering dihantui oleh sosok hantu wanita dirumah ini."

Mark terdiam sejenak, berusaha untuk memikirkan kata apa yang harus dia keluar kan untuk menjawab setiap rentetan pertanyaan dari Haechan. "Karena..." Mark menggantungkan ucapannya.

"Kau tau Haechan, pintu diruangan itu rusak dan aku tidak mau kau terkunci didalamnya. Soal sosok wanita yang kau sebut, mungkin kau hanya bermimpi saja karena aku tidak pernah mengalami nya, tapi tidak perlu dipikirkan mungkin sebelum nya rumah ini adalah bekas pembunuhan."

Mark bodoh!!, apa dia tau jika ucapnya terlalu berkelit dan tidak masuk akal, sepertinya anak kecil pun akan tau jika Mark sedang berbohong. Ingin rasanya Haechan mentertawakan dan memojokkan ucapan Mark, namun dia menahan diri agar tidak lepas kendali karena Haechan hanya perlu untuk berpura-pura untuk percaya saja bukan.

Lagipula Haechan pernah memergoki Mark berbicara dengan seseorang diruangan itu bukan, meskipun Haechan sedikit ragu sebenarnya Mark sedang berhalusinasi atau memang benar didalam ada seseorang, karena Haechan tidak pernah melihat nya.

Baiklah Haechan kau hanya perlu mengikuti permainan Mark untuk malam ini saja karena setelah nya kau akan bebas.

Bebas dari sosok wanita yang selalu menggangu mu, bebas dari banyaknya asumsi tentang Mark, dan yang terpenting kau akan bebas dari segala kekangan Mark, tunggu sebentar dan kau akan kembali hidup dengan sesuka hatimu dan setelah itu kau hanya perlu mengingat satu hal jangan pernah mudah percaya dengan orang asing.

Mark yang melihat Haechan hanya diam pun menarik Haechan kedalam dekapannya dan mengelus punggung Haechan dengan lembut hingga membuat Haechan berjengit kaget, namun setelah nya tidak ada penolakan.

"Percayalah jika sekarang aku mulai mencintaimu, Haechan-ah." ucapnya. "Karena apa yang telah kugenggam tidak akan pernah mudah untuk kulepas, sekalipun nyawa taruhannya. Hidup ataupun mati nantinya kau akan tetap berada dalam genggaman ku, Haechan-ie" batinnya dengan tersenyum miring disela pelukannya dengan Haechan. Terlihat seperti bukan mencintai tetapi terlihat seperti hanya terobsesi.

Setelah ucapan Mark, Haechan tidak sengaja melihat sebuah kaki yang terjuntai diatas lemari miliknya, saat mendongak betapa terkejut nya Haechan karena dia melihat kembali sosok wanita itu, sosok wanita itu terlihat menatap Haechan dengan sedikit memiringkan kepalanya.

Ini aneh, bahkan Haechan bukan seorang indigo yang bisa melihat makhluk halus, tapi kenapa akhir-akhir ini sosok wanita itu sering menampakkan dirinya didepan Haechan, bahkan jika diingat kembali ini pertama kalinya Haechan bisa melihat hantu.

Dengan susah payah Haechan menahan rasa takutnya dan berusaha untuk menjawab perkataan Mark.

"Maka buktikanlah, dan setelahnya mungkin aku akan mempercayai setiap kata yang kau ucapkan, berhenti bersikap kasar kau melukaiku ku." jawabnya dengan membalas pelukan Mark, biarkan kali ini Haechan mendahulukan egonya, lagipula anggap saja ini yang terakhir kalinya.

"Jika kau terbukti berbohong, maka dengan terpaksa kau harus melepaskan ku." lanjutnya dengan perlahan menutup matanya, karena ini lebih menyeramkan dari sebelumnya sosok itu terlihat tersenyum kepada Haechan, namun senyuman itu terlihat memiliki sebuah arti tersendiri.

"Baiklah aku akan berusaha. Dan ingat jangan terluka lagi, aku minta maaf." jawabnya, dengan tetap mempertahankan senyuman anehnya.

Mark melepaskan pelukannya dan menatap Haechan. "Bersiaplah, kita harus pergi ke pesta sekarang. Kau boleh menggunakan gaun yang kau sukai." Haechan mengangguk kan kepalanya dan sedikit melirik kearah lemarinya, dahinya mengerut kala matanya tidak melihat apapun, sosok itu menghilang lagi.

"Terimakasih." jawabnya. "Keluar lah, aku harus bersiap." Mark akhirnya keluar dari kamar Haechan.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang