19

3.2K 387 35
                                    

"Lepaskan, Donghyuck."

Mark terdiam menatap Haechan. Suasana menjadi hening karena yang terdengar hanya isakan tangis Haechan saja. "Mark, aku tau kau begitu mencintai nya tapi bisakah kau melepaskan Donghyuck dan membiarkan dia merasa nyaman ditempat yang lebih layak,"

"Aku tidak tau sebenarnya siapa yang salah disini, tapi tetap saja Donghyuck sudah pergi untuk selamanya dan dia membutuhkan tempatnya."

"Ma-." sebelum Haechan menyelesaikan ucapan nya, Mark terlebih dahulu memotong nya dengan langsung memeluk Haechan erat.

Keduanya terlihat masih betah terdiam dengan posisi saling berpelukan, dengan Mark yang menelusup kan wajahnya keceruk leher Haechan, mencari kenyamanan tersendiri untuk nya.

"Aku akan melakukannya." kata Mark dengan suara yang teredam. "Tapi aku takut mereka tidak akan memaafkan ku."

"Tidak. Mark lihat aku," ucapnya dengan menangkup wajah Mark. "Kau pernah mengatakan jika kita sama-sama kesepian bukan, jadi mari saling berbagi kebahagiaan. Aku akan tetap berada disamping mu, percayalah."

"Tidak perlu takut jika kau tidak bersalah, sekarang kau tidak sendiri."

"Mark, kau tidak akan hidup selama nya dengan seperti ini bukan?. Buktikan jika kau benar-benar mencintai ku, berubahlah." lanjutnya dengan menangkup wajah Mark, setidaknya Haechan tau cara untuk menenangkan Mark.

Jika Mark akan menurut dengan kelembutan maka Haechan tidak akan merasa keberatan, lagipula melawan juga percuma.

Bahkan Haechan belum tau pasti apa yang sebenarnya dialami oleh Mark dimasalalunya hingga membuatnya bersikap seperti itu.

Jika diingat kembali Haechan memang tidak seharusnya ikut andil atau bahkan berperan dalan kehidupan Mark, namun semuanya terlanjur. Dia telah masuk kedalam kehidupan Mark yang begitu misterius dan banyak dikelilingi dengan hal-hal yang Haechan tidak ketahui. Terlebih sekarang Haechan telah memiliki perasaan terhadap Mark.

Secara tiba-tiba perasaan nya juga mengatakan jika kematian Donghyuck tidak sepenuhnya salah Mark dan Haechan memang harus mencari taunya. "Aku membenci penghianatan, Haechan-ah." jawabnya dengan menatap Haechan sendu.

"Wanita yang kusayangi dengan teganya bercinta dengan orang lain." jawabnya dengan mengalihkan pandangannya pada Donghyuck, bahkan Haechan dapat melihat Mark tersenyum menyeringai. Dan itu terlihat sangat mengerikan.

Tapi, tunggu! Jadi Donghyuck selingkuh. Tapi itu tidak mungkin bukankah Jeno mengatakan jika Donghyuck adalah wanita paling baik yang pernah dia kenal.

Dengan berusaha memberanikan diri Haechan harus menanyakan semuanya pada Mark agar semuanya tidak berlarut. "M-mark, apa maksud mu."

Mark menoleh. "Ingin mendengarkan sebuah cerita, tragis." jawabnya dengan tersenyum seperti seorang psikopat.

Haechan berusaha menelan ludahnya dengan susah payah karena keadaan seperti semakin mencekam dan lebih menakutkan dari sebelumnya. "A-pa."

Mark berdiri lalu berjalan kearah Donghyuck dengan tersenyum miring, jarinya dengan perlahan menyentuh kulit tangan Donghyuck dari ujung hingga bibir. Sementara Haechan dia hanya melihat tanpa mau menyela. "Malam itu, aku melihatnya sedang bermesraan disebuah hotel. Dia tau jika aku membenci sebuah penghianatan, tapi dengan lancang nya dia menghianati ku," desisinya dengan mencengkram wajah Donghyuck.

"Karena aku tidak menyukai hal itu, maka dengan terpaksa aku harus menyeretnya dan membawa pulang Donghyuck," Mark melepaskan cengkramannya dan berlalu membuka sebuah laci dan mengeluarkan sebuah pistol. Menyandarkan tubuhnya dibalik laci itu Mark kembali menatap Haechan. "Kau tau Haechan, jika dia terus memberontak dan tidak mau mendengarkan ku. Maka dengan terpaksa, aku mena-,"

"MARK, TIDAK." Haechan refleks berteriak dan mengulurkan tangannya seolah sedang ingin menghentikan Mark yang menodongkan senjata pistol tepat dikepala Donghyuck.

Tubuhnya bergetar hebat dengan keringat yang mulai bercucuran, bahkan nafas Haechan terlihat terengah-engah dengan mulut yang terbuka kecil.

"Tenanglah, aku tidak akan menembaknya disini,"

"Karena aku menembakkan peluru ku diperut dan janinnya." seru Mark santai dan mengelus perut Donghyuck yang tertutup oleh gaun yang digunakan nya.

Mark gila! Dia benar-benar sudah tidak waras.

Janin! Jadi Mark bukan hanya membunuh satu orang dia juga telah membunuh sebuah janin yang tak berdosa. Mark psikopat.

Pikiran Haechan buntu, bagaimana cara menghadapi orang seperti Mark dia benar-benar menakutkan dan Haechan hanya sendirian. Haechan ingin menangis keras dan berteriak.

"Kau bergetar, apakah cerita ku begitu menakutkan." tanya Mark yang tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Haechan.

"Kau,"

"Besok, kita akan memakamkan Donghyuck dan menempatkan nya ditempat yang lebih layak. Berjanjilah kau akan tetap berada disamping ku setelahnya."

"J-janin." gumam Haechan masih dengan tidak percaya.

"Bayi sialan itu telah aku lenyapkan bersama ayahnya, Haechan."

Ayahnya? Apalagi sekarang, siapa laki-laki yang telah Mark bunuh, Tuhan Haechan tidak sanggup lagi jika harus mengetahui fakta lainnya ini semua dapat membuat Haechan merasa depresi.

"Mark, kau membunuh janin yang tidak bersalah, bahkan kau membunuh tiga orang!." katanya dengan tidak percaya.

Haechan beringsut mundur karena ketakutan. "Itu tidak sepenuhnya salah ku, Haechan. Dia yang berhianat."

"Jangan bersikap seperti ini Haechan, kita sudah sama-sama sepakat. Donghyuck yang dibebaskan atau kau yang berkorban." gila, Mark sudah gila perkataan nya sudah diluar batas.

Baik Haechan, kau hanya perlu tenang selangkah lagi kau akan berhasil dan selebihnya kau bisa meminta bantuan orang lain jadi tenang lah.

"Baiklah."

Mark tersenyum dan menghampiri Haechan, tanpa bertanya Mark langsung saja memangku Haechan ala bride style hingga membuat Haechan berjengit dan langsung saja mengalungkan lengannya dileher Mark.

"Kita resmi menjalin sebuah hubungan, jadi mari bersenang-senang."

Dada Haechan bergemuruh hebat, apa yang dimaksud dengan bersenang-senang. Tidak, Haechan belum siap. Tuhan tolong lah Haechan, dia benar-benar ketakutan sekarang apa yang sebenarnya akan Mark lakukan padanya.

"Mark, turunkan aku."

"Aku akan menurun kan mu saat kita sudah sampai dikamar."

Kamar, oh tidak pikiran Haechan semakin melantur tidak jelas. Siapapun tolong Haechan sekarang juga.

Terlambat karena Mark sudah menurun kan Haechan di sebuah kasur miliknya, bahkan Mark tengah mengungkung Haechan dengan tersenyum aneh. "Kau akan menikmatinya." bisiknya ditelinga Haechan.

Tanpa memberikan kesempatan untuk Haechan bicara, Mark langsung saja menyambar bibi Haechan dan mendorong tengkuk Haechan agar tidak ada celah untuk Haechan menghindar.

Mereka kini terlihat begitu sangat intim, karena Mark perlahan mendorong tubuh Haechan dengan pangutan keduanya yang sama sekali tidak terlepas sedikit pun.

Ingin Haechan menolak tapi apa yang dikatakan Mark ada benar nya, Haechan menikmatinya. Jadi Haechan sedang berciuman dengan seorang psikopat.

"Eungghh." lenguhnya dengan berusaha mendorong tubuh Mark.

Ciuman keduanya terlepas dengan Haechan yang menutup matanya sedang mengatur nafas karena ciuman nya dengan Mark. Sementara Mark dia malah tersenyum melihat keadaan Haechan yang terlihat sangat, sexy mungkin.

"Kau sangat manis." ucap Mark.

Perlahan Mark menarik selimut miliknya hingga menutupi keduanya, Haechan yang masih mengatur nafasnya pun tiba-tiba harus mendapatkan serangan lagi dari Mark. Dan setelahnya hanya mereka yang tau apa yang terjadi dibalik selimut itu.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang