28

3.6K 353 11
                                    

"Haechan masih marah." Tanya Jaehyun saat mereka telah sampai di Jeju dan kini sedang menuju ke villa tempat mereka akan menginap selama seminggu.

Bukan tanpa alasan Jaehyun bertanya seperti itu, karena sejak berangkat Haechan terlihat menghindari Mark dan dia terus saja menempel pada istrinya Taeyong, wajar saja bukan kalau Jaehyun penasaran dan menanyakan hal itu.

Mark mendengus. "Seharusnya, tidak." Jawabnya dengan lesu, hingga membuat Jaehyun mengerutkan alisnya.

"Seharusnya?."

"Iya. Kau tau Hyung sebenarnya kita sudah baikan, tapi gara-gara panci sialan itu Haechan marah padaku." Tuturnya.

"Jangan bilang kau merusak peralatan dapurnya."

"Bukan hanya peralatan nya, aku juga menghancurkan dapurnya." Rasanya Jaehyun ingin tertawa saat mendengar perkataan Mark, ayolah dapur dan peralatan nya adalah hal paling berharga bagi wanita.

"Hey dude dengar! Kau tau apa hal yang paling menakutkan didunia ini setelah menikah.?" Tanya Jaehyun dengan merangkul Mark.

"Tidak."

"Merusak dapur dan isinya, itulah hal yang paling menakutkan. Aku pernah mengalaminya, hingga membuat Taeyong mendiami ku selama berhari-hari." Mark tercengang dan mengerang prustasi. Padahal hanya panci biasa tetapi kenapa dampaknya sangat hebat.

Jika seperti ini Mark harus mencari cara untuk membujuk istrinya, meskipun tidak bisa untuk mencicipi Haechan setidaknya Mark bisa memeluk dan mencium istrinya untuk seharian atau semalaman ini.

Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan, Mark harus segera membujuk Haechan bagaimana pun caranya. Kalau tidak Mark bisa saja mati sekarang, karena kan separuh jiwanya ada di Haechan. Katakan Mark sangat lebay, karena bagaimana pun itu kenyataan nya. Mark tidak bisa didiami oleh Haechan karena hidupnya akan terasa hampa.

Kakinya melangkah untuk mendekati sang istri namun sayang usahanya gagal lagi, karena Haechan terus menghindar dan pergi memasuki villa bersama Taeyong.

Murung, itulah Mark sekarang. Dia tidak bisa melakukan apapun karena usahanya sia-sia, tidak ada yang berjalan lancar. Mark prustasi sangat.

"Tenanglah, lebih baik kau segera masuk. Bujuk Haechan didalam."

"Tidak akan berhasil, Hyung." Jaehyun tertawa kembali saat mendengar suara Mark yang terdengar seperti merengek. Benar-benar telah jungkir balik, Mark Lee yang dulunya dingin dan menakutkan sekarang telah berubah menjadi Mark Lee yang mudah putus asa dan terlihat baperan, hanya gara-gara Haechan.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan."

"Ck. Lalu apa yang harus pengantin baru lakukan disaat bertengkar." Dengusnya.

"Tidur dengan tenang."

"Yak, Hyung." Mark berseru tidak suka saat ditinggalkan oleh Jaehyun, dan lagi apa katanya tidur dengan tenang? Bagaimana bisa Mark tidur dengan tenang saat guling hidupnya tengah merajuk. Mark tidak akan bisa tidur tenang kecuali mati.

Dengan malas Mark melangkahkan kakinya memasuki villa.

Sesampainya didepan sebuah pintu kamar Mark sedang menimang apakah dia harus masuk. Tapi kalau Haechan tidak suka bagaimana. Meskipun pikirannya menolak untuk masuk tetapi hatinya mendorong Mark untuk segera masuk.

Haechan yang mendengar suara pintu dibuka pun menoleh dan tersenyum. "Mark, kemarilah." Panggilnya dengan antusias, sedikit membuat Mark mengerutkan alisnya karena tidak mengerti. Bukankah Haechan sedang marah padanya.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang