11

3.8K 408 44
                                    

Haechan sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Sedangkan Mark terlihat belum keluar dari kamarnya. Tapi Haechan tidak berniat untuk membangunkan Mark karena dia yakin jika Mark sudah bangun, terlebih Mark juga harus kekantor kan mengingat lukanya telah sembuh.

"Haechan, kau tau dimana dasi warna biru tua ku."

Haechan menoleh kala Mark memanggilnya, dan menyimpan gelas yang dipegangnya dengan berjalan menaiki tangga melewati Mark, Haechan memasuki kamar Mark lalu kembali lagi dengan membawa dasi yang Mark tanyakan tadi.

Tanpa berbicara sedikitpun, Haechan menyerahkan dasinya pada Mark lalu turun kembali untuk menyiapkan makanan lagi, hingga membuat Mark mengerutkan dahinya, apakah Haechan masih marah karena masalah kemarin.

Sepertinya Mark tidak mengingat kejadian semalam. Dan untuk Haechan dia sedang tidak marah, hanya sedikit memikirkan tentang perasaan nya semakin hari semakin aneh.

"Haechan bisa memakai kan nya untuk ku." pinta Mark. Sedangkan Haechan hanya menghela nafas pelan lalu mengambil dasinya dari tangan Mark. "Menunduk lah."

"Kau masih marah?." tanyanya tepat didepan Haechan. Sedangkan Haechan dia masih fokus memakai kan Mark dasinya. Dan setelah itu Haechan terlihat kembali sibuk menyiapkan makanan.

Dengan menghela nafas pelan Mark mendekati Haechan lalu membalikkan tubuh Haechan agar berhadapan dengan nya, dan menatap manik Haechan yang bergerak gusar seperti sedang berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Ada apa dengan mu?." tanyanya dengan berusaha mencari apa yang sedang Haechan pikirkan. "Tidak ada." jawabnya singkat.

"Terlihat sangat jelas jika kau sedang berbohong, Haechan." tanyanya lagi sambil melepaskan pegangan tangannya.

"Aku menyiapkan sup untuk mu, segera lah makan, jika tidak bisa-bisa kau terlambat pergi kekantor." Haechan berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar tidak membuat Mark terus bertanya padanya.

Mark hanya bisa menghela nafas pelan, lalu mendudukkan dirinya dikursi hingga berhadapan dengan Haechan. "Tumben kau memasak sup." katanya.

"Semalam kau mabuk, jadi aku memasak sup agar bisa menghilangkan rasa pusing setelah nya." ujarnya sambil menuangkan nasi kedalam piring Mark. Sedangkan Mark dia menghentikan gerakannya dan menatap kearah Haechan dengan sedikit memincangkan matanya.

"Aku mabuk?."

"Kau ini aneh sekali, memangnya siapa lagi jika bukan dirimu, Mark."

"Apakah semalam aku mengatakan hal aneh hingga membuat mu bersikap seperti ini."

Haechan memutar bola matanya malas, dan mendumal dalam hatinya, apakah separah itu Mark mabuk hingga membuat nya tidak mengingat sedikitpun tentang kejadian semalam. Tetapi seharusnya dia ingat jika dia mabuk mengingat sebelumnya dia sadar bukan jika Mark memutuskan untuk minum, aneh memang.

"Tidak ada yang kau katakan, tetapi kau sangat merepotkan." seru Haechan sambil mendudukkan dirinya setelah menyiapkan makanan untuk Mark.

"Syukurlah jika tidak." Haechan menaikan sebelah alisnya, memang nya kenapa jika Mark mengatakan sesuatu hingga membuatnya harus bersyukur seperti itu, lagipula Haechan kan berbohong, bagaimana tanggapan Mark jika sebenarnya semalam dia banyak berbicara hal aneh.

"Jangan salah paham dulu, biasanya saat mabuk aku akan merancau tidak jelas dan melakukan hal diluar batas." jelasnya saat melihat raut wajah Haechan yang berubah seperti kebingungan, sementara Haechan hanya mengangguk mengiyakan, seolah semalam memang tidak terjadi sesuatu.

"Tetapi kau membuatku tidak tidur semalaman."

"Benarkah."

"Tentu saja, bahkan aku harus memapahmu dengan susah payah. Kau mengatakan mengantuk tetapi bodohnya kau malah datang kekamar ku." dumalnya tidak terima, pasalnya Haechan memang benar-benar tidak bisa tidur lagi, karena jika sudah tidur lalu tiba-tiba ada yang membangunkan nya maka Haechan tidak akan bisa tidur lagi, terlebih semalam Haechan memikirkan banyak hal. Rasanya sewaktu-waktu kepala nya akan pecah.

"Maaf, aku berjanji tidak akan minum lagi."

"Aku tidak tau kenapa kau minum hingga mabuk, tapi sungguh Mark berhenti melakukan nya lagi, selain merepotkan orang lain kau juga menyakiti dirimu sendiri, apa kau tau terlalu banyak minum akan membuat tubuhmu rusak perlahan, kau ingin mati dengan cepat." ingat Haechan dengan panjang lebar. Tetapi Mark malah menanggapi Haechan dengan senyuman, sungguh aneh memang orang didepannya ini.

"Aku sedang mengingatkan mu, bukan sedang membuat lelucon." lanjut Haechan dengan mendelik tidak suka pada Mark, setidaknya biarkan Haechan mengingatkan Mark untuk terakhir kalinya, karena keputusannya untuk pergi dari rumah Mark sudah sangat bulat, dan tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Kau sangat lucu saat mengomel. Dan aku semakin yakin jika kau mulai menyukai ku, terlebih saat kau sangat perhatian seperti ini." ucapnya dengan sangat percaya diri.

Haechan ingin menangis rasanya, kenapa cepat sekali Haechan menyukai Mark ini tidak adil, terlebih Mark selalu bersikap manis padanya, ah ingin rasanya Haechan mengatakan segalanya pada Mark tapi semua nya sangat sulit, Haechan hanya takut saat dia mengetahui semuanya hatinya akan lebih sakit lebih dari ini, untuk itu Haechan memilih untuk tidak masuk terlalu dalam.

"Sudah ku bilang berhenti bicara omong kosong."

"Aku sedang tidak bicara omong kosong, Haechan. Kau tau aku seperti telah menemukan kebahagiaan ku kembali."

"Aku tidak mengerti dengan dirimu, Mark."

"Apa yang kau tidak mengerti dariku Haechan, bukankah aku sudah mengatakan jika biarkan semuanya mengalir dengan begitu saja, dan setelah nya kau bisa merasakan apa yang ku rasakan." katanya sambil menatap Haechan lekat sedangkan Haechan dia juga memandang Mark balik dan berkata dalam hatinya. "Semuanya."

"Asal kau tau Mark, aku bukan wanita seperti diluar sana yang dengan mudah terpikat dengan laki-laki seperti mu, dan lagi aku adalah tipe wanita yang tidak suka diatur, terlebih oleh orang seperti mu. Kau ingat waktu kau melarang ku untuk tidak keluar, nyatanya aku tetap keluar bukan, jadi berhenti berbicara hal seperti itu, mengingat kau sudah memiliki-." jedanya . "Lupakan." ini bukan perkataan real Haechan ini terdengar seperti jebakan, Haechan hanya ingin melihat reaksi Mark setelah mendengar perkataan Haechan.

"Jangan membuat diriku melakukan hal yang sama padamu, aku sedang berusaha menghilangkan sisi buruk ku, jadi jangan membuat ku mengeluarkan nya lagi." katanya, sedangkan Haechan dia tidak mengerti sama sekali dengan apa yang Mark katakan

"Ya terserah padamu, cepatlah makan aku rasa pembicaraan ini tidak akan pernah selesai jika tidak diakhiri."

"Aku membenci wanita pembangkang." ucapnya dengan pelan, tetapi Haechan dapat mendengar nya hanya saja dia  berpura-pura seperti tidak mendengar nya. Dan asal kalian tau Haechan seperti merasa hal aneh setelah nya.

Mark mengeratkan pegangan tangan nya pada sendok yang digenggaman nya dan menatap Haechan yang sedang sibuk makan dengan tajam. Ini aneh, kenapa perkataan Haechan dapat membuat Mark semarah itu.

Setelahnya tidak ada pembicaraan lagi, keduanya terlihat sibuk dengan makanan nya masing-masing, hingga yang terdengar diruang makan hanya lah dentingan sendok dan garfu saja. Dan mungkin saking sunyinya keadaan sampai suara detak jarum jam juga terdengar.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang