14

3.4K 379 21
                                    

"Mark Lee, kupikir kau tidak akan datang." seru seorang laki-laki yang kini tengah berjabat tangan dengan Mark.

"Sesama teman bisnis harus saling menghargai dan mendukung bukan." jawabnya dengan tersenyum ramah dan kembali menarik tangannya.

Sedangkan Haechan dia hanya diam tidak berminat untuk ikut dalam pembicaraan yang menurutnya sangat asing itu, terlebih sekarang Haechan tengah berusaha untuk mencari jalan agar dengan mudah bisa kabur dari Mark, menelusuri setiap inci tempat dengan merekam kuat dalam otaknya.

"Kekasih mu." tanya laki-laki itu sambil menunjuk ke arah Haechan. "Tentu saja, memang nya siapa lagi yang akan kubawa selain kekasih ku." tuturnya sedikit menoleh kearah Haechan dengan memberikan sebuah senyuman yang terlewat tampan, namun sayang seperti nya itu terlihat dipaksakan.

Haechan memutar bola matanya jengah, kekasih apanya resmi berpacaran saja tidak. Mark memang mengatakan jika dia mencintai Haechan namun jika diingat kembali itu bukan permintaan hanya sekedar ungkapan tak berdasar dari Mark.

"Sangat cantik dan terlihat sama." ungkap laki-laki itu sambil menatap kearah Haechan. Seperti tatapan tertarik.

"Seharusnya kau tidak menatap milik orang lain se intens itu." seru Mark dengan menarik pinggang Haechan agar lebih mendekat padanya. Dan dibalas kekehan oleh temannya itu.

"Ternyata kau tetap sama, masih terlalu posesif." tuturnya. "Kalau begitu nikmati pestanya, aku harus menyapa yang lain. Have fun, Mark."

Setelah nya orang itu meninggalkan Mark dan Haechan. "Ingat jangan sampai kita terpisah."

Mark dan Haechan tengah menikmati pestanya dengan bercengkrama dengan orang-orang yang Mark kenal, mengingat ini adalah pesta teman bisnisnya jadi kemungkinan besar yang datang adalah pembisnis semua. Tetapi jika dilihat kembali yang menikmati pestanya hanya Mark, karena Haechan terlihat tidak nyaman sama sekali.

Entah berapa kali Haechan memikirkan cara untuk pergi dari jangkauan Mark, dan berakhir dengan kegagalan yang ditimbulkan oleh si alis camar itu, siapa lagi kalau bukan oknum bernama Mark Lee. Sungguh pikirannya sudah mulai buntu, apalagi yang harus Haechan lakukan berbohong bukan hal yang bagus ternyata, Haechan juga sangat tidak pandai untuk berbohong.

Yaampun Haechan ingin berteriak sekeras mungkin, jika dibolehkan Haechan juga ingin sekali memukul Mark hingga pingsan agar Haechan dapat kabur dengan mudah, tetapi dia sadar jika keadaannya tidak memungkinkan terlebih itu sepertinya akan menjadi ide paling konyol yang Haechan pikirkan.

Banyak keresahan yang Haechan rasakan, entahlah setelah melihat sosok itu kembali Haechan jadi ingin menelusuri lagi tentang siapa sebenarnya sosok wanita itu. Tapi rasa ingin pergi dari kehidupan Mark lebih besar.

"Kau lelah.?" tanya Mark pada Haechan yang hanya terlihat diam saja dari tadi, lalu Haechan mengangguk sebagai jawabanya.

"Baiklah tunggu disini, kau bisa duduk. Tapi ingat jangan berani untuk pergi selangkah pun dari tempat mu, Haechan. Karena aku memiliki banyak mata-mata disini." perintahnya. "Kau hanya perlu duduk manis dan tunggu aku. Jika tidak aku akan menghukummu." bisiknya tepat ditelinga Haechan. Sedangkan Haechan merasa tubuhnya meremang seketika, Mark seperti nya sedang tidak main-main dengan ucapannya.

"Dan yah, jaga diri baik-baik jangan sampai milikku dilirik oleh orang lain, apalagi sampai disentuh takkan kubiarkan dia bisa bernafas setelah nya." katanya dengan mengelus pipi Haechan lembut, setelah itu Mark pergi meninggalkan Haechan yang masih berdiri mematung dengan pikirannya yang mulai tidak fokus, bahkan ketakutan dalam diri Haechan semakin bertambah.

Mark terlihat seperti iblis pencabut nyawa, dengan aura gelap yang mengelilingi tubuhnya.

Haechan mendudukkan dirinya dikursi, sesekali Haechan memijat kakinya yang terasa pegal, sungguh! Haechan tidak pernah memakai heels jadi rasanya sangat tidak nyaman dan membuat kakinya pegal luar biasa.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang