09

4.1K 439 24
                                    

Sudah dua hari Mark tidak pergi kekantor dengan alasan lukanya belum sembuh, dan itu mampu membuat Haechan jengkel, bagaimana tidak. Haechan berniat untuk masuk diam-diam pada ruangan yang pernah Mark kunjungi, dan tentu saja Haechan harus sabar mengingat Mark 24jam ada dirumah terlebih dia terus menempel pada Haechan.

Ini masih soal tentang pesta itu, dan Mark dengan keras kepala masih saja terus mengganggu Haechan. Padahal Haechan sudah berusaha untuk tidak bicara lagi dengan Mark, tapi sulit mengingat Mark terus menempeli nya.

"Mark, menyingkirlah kau membuat ku susah untuk bergerak."seru Haechan, karena dari sejak bangun Mark terus saja memeluk Haechan dari belakang, jika seperti itu terus bagaimana bisa masakan Haechan bisa selesai. Lalu mereka akan makan apa jika Mark terus seperti itu.

"Tidak! Sebelum kau menyetujuinya."jawabnya.

"Aku tetap tidak bisa, Mark."

"Why."tanyanya sambil membalikkan tubuh Haechan agar berhadapan dengan nya.

"Aku tidak suka pesta, dan lagi aku tidak pernah datang kesebuah pesta Mark. Bagaimana jika nanti aku mengacaukan pestanya."erang Haechan prustasi, sudah berapa kali Haechan menolak ajakan Mark tapi tetap saja dia dipaksa untuk ikut.

Sebenarnya itu hanya alasan Haechan saja agar Mark pergi sendirian dan dengan mudah Haechan bisa masuk keruangan itu. Tapi ternyata tak semudah yang Haechan bayangkan, karena Mark mempersulit semuanya.

"Aku yang akan menjagamu agar tidak mengacaukan pestanya, kau hanya cukup berdiri disamping ku dengan terus menggenggam tanganku."

"Tidak mau, ajak saja orang lain."

"Orang lain siapa, Haechan. Tidak ada orang yang bisa kuajak selain dirimu."katanya, sedangkan Haechan hanya memutar bola matanya malas. Benar-benar lelaki didepannya ini, sangat pandai bersilat lidah. 'Bodohnya kau Mark, kenapa kau tidak mengajak kekasih mu saja. Kau pikir aku tidak tau kau menyimpan wanita diruang rahasia mu itu'batinnya menggeram kesal.

"Kau pasti memiliki sekertaris bukan dikantor, kenapa tidak kau ajak saja sekertaris mu."

"Dia laki-laki, jika kau ingin tau."jwab Mark. Ah berdebat dengan Mark sepertinya tidak akan pernah menang, si irit bicara ini ternyata sangat pandai dalam berargumen, Haechan mengaku kalah.

Jika dipikir lagi bukankah seharusnya Haechan tidak perlu repot-repot melakukan penelusuran tentang Mark, dia hanya menumpang dirumah Mark dan bukan siapa-siapa jadi apa hak Haechan. Meskipun Mark selalu bersikap manis tapi Haechan sadar jika Mark hanya sedang bermain-main, catat bermain-main.

Lalu sekarang Haechan harus apa, menikmati semuanya, lalu pergi saat Mark telah bosan. Atau memeras Mark sepuasnya dan setelah itu tinggalkan Mark begitu saja, terdengar menarik. Baiklah lupakan, mari nikmati saja kehidupan mu yang sekarang Haechan soal nanti biarkan saja.

Daripada memikirkan kehidupan seseorang lebih baik sekarang Haechan menikmati hidup nya sendiri, terserah Mark saja mau melakukan apa pada Haechan, selama itu dibatas wajar Haechan akan menerimanya.

Dan soal sosok wanita yang selalu menghantuinya Haechan akan berusaha untuk menghiraukan nya, lalu untuk kekasihnya Mark, Haechan tidak peduli lagi mau dia kekasih Mark, simpanannya atau bahkan sugar mommy nya Mark, Haechan tidak akan pernah peduli sedikitpun. Karena sekarang dia hanya akan menikmati hidup nya saja.

Haechan sekarang terlihat seperti seorang wanita yang sangat plin-plan, baru saja kemarin dia mengatakan akan mencari tau tentang sosok Mark Lee dan setelah dua hari Haechan memutuskan untuk berhenti mencari taunya, mood wanita memang sulit untuk diprediksi.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat."

"Apa?."antusias Mark.

"Biarkan aku menanam bunga matahari dihalaman belakang rumah. Bagaimana?."pintanya, karena entah kenapa Haechan ingin sekali menanam bunga matahari.

"Bunga matahari? Kenapa harus bunga matahari? Kenapa tidak bunga lain saja, kau bisa mengganti nya, seperti dengan bunga mawar, melati atau bunga lainnya."tawar Mark.

"Karena aku menyukai nya. Sudah lah Mark tidak ada tawar menawar lagi setelah ini, jika kau tidak setuju pergi saja sendiri ke pesta teman bisnis mu itu."delik Haechan dengan melipat tangannya didada.

"Oke aku setuju. Bunga matahari kan."tanyanya dan Haechan mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi menyingkir aku harus memasak."suruh nya, dan tentu saja Mark menurut dan bergeser kesamping.

Setelahnya tidak ada lagi pembicaraan, karena Haechan mulai fokus pada masakannya dan sayuran yang sedang dipotong-potong nya. Sedang kan Mark jangan tanya sedang apa dia, karena sekarang dia hanya berdiri tidak berguna memandang kearah Haechan dengan terus tersenyum, membuat bulu kuduk Haechan berdiri.

Mark yang berubah seperti itu memang lebih menyeramkan daripada dirinya yang terus marah-marah pada Haechan.

Karena merasa tidak enak terus dilihat oleh Mark dengan tidak sengaja Haechan melukai tangannya saat memotong sayuran.

"Ahk, perih."

Mark yang berada disamping Haechan pun merotasi kan matanya saat melihat darah mengalir dijari Haechan, tatapan nya berubah menjadi tajam. "Sudah ku bilang berhenti melukai dirimu sendiri, aku membenci nya."bentaknya hingga membuat Haechan terdiam, dan dengan kasar Mark menarik tangan Haechan lalu mencuci nya dengan air mengalir namun darahnya tidak kunjung berhenti, dan dengan cepat Mark menghisap darahnya dengan kuat hingga membuat Haechan meringis kesakitan.

"Mark, sakit."

Mark melepaskan genggaman tangannya."Jika sakit, maka hentikan semuanya. Berhenti melukai dirimu sendiri. Berapa kali aku mengingat kan hal ini padamu hah, apakah kau sengaja ingin membuatku merasa khawatir setiap waktu padamu."bentaknya lagi entah dengan sadar atau tidak.

Dan untuk yang kedua kalinya Haechan merasa aneh, karena Mark terus mengatakan untuk berhenti melukai dirinya sendiri. Memang nya siapa yang sedang melukai dirinya sendiri, yang Haechan alami hanya sebuah kecelakaan kecil.

"Berhenti membentak ku, ini sebuah kecelakaan, bahkan aku tidak berniat melukai diriku sendiri sedikitpun."teriak Haechan didepan wajah Mark, dengan wajah yang memerah.

Mark yang mulai sadar dengan ucapannya pun mulai gelagapan, dan dengan gugup Mark meraih Haechan. Sedangkan Haechan berusaha untuk menghindar, Haechan seharusnya tidak merasa sakit hati mengingat dia hidup dilingkungan yang sangat keras, namun entah kenapa saat Mark membentaknya kekuatannya selama ini untuk kuat seketika runtuh.

"Haechan, maaf aku hanya khawatir. Lupakan apa yang kukatakan tadi. Kau tidak apa-apa, kemari biar kuobati lukanya."

"Tidak, aku bisa sendiri. Dan kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu karena sebelumnya aku selalu mendapat perlakuan buruk lebih dari ini."

"Seperti nya aku tidak bisa melanjutkan masakannya, kau bisa memesan makanan untuk mu sendiri bukan."lanjutnya dengan mematikan kompornya lalu pergi meninggalkan Mark.

Sepertinya Haechan mulai merasakan sebuah ketidaknyamanan dengan sikap Mark yang tak menentu seperti itu.

"Arrrggghhh. Kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku."erangnya dengan mengacak rambutnya sendiri.

An Accident [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang