7 tahun kemudian.
"Mommy." Teriak sang putri dengan sangat kerasnya.
"Yes, baby."
"Mom, look at me now."
"Oke, sebentar sayang."
"Mommy please look at me now." Chenle benar-benar kesal dan merenggut begitu saja lalu menghampiri ibunya yang terlihat sibuk di dapur, entah apa yang sedang ibunya lakukan hingga mengacuhkan putri kesayangan nya itu.
"Mommy!."
Haechan pun menoleh dan menghela nafas pelan lalu menatap putri nya dengan tatapan bertanya-tanya. Kenapa siang-siang seperti ini Chenle harus berteriak disiang hari, Haechan kan sedang sibuk membuat sarapan untuk makan siang.
Matanya memincang pada sang putri. Haechan pun mematikan kompor dan melepaskan apron nya lalu berjongkok didepan Chenle. "Ada apa? Kenapa wajah princess mommy di tekuk seperti ini, hmm."
"Look at this." Chenle menunjukan sebuah kertas ulangan yang terlihat sangat kotor, bahkan nilainya pun tidak terlihat begitu jelas karena telah tercampur dengan cairan hitam yang entah apa itu.
"Yaampun, sayang!. Ada apa dengan kertas ulanganmu?."
Chenle semakin cemberut dan memutar bola mata nya dengan sebal. "Daddy yang merusak kertas ulangan ku ini, selain ceroboh Daddy juga sangat menyebalkan." Haechan rasanya ingin tertawa saat mendengar penuturan sang putri, darimana dia belajar bicara seperti itu. Usianya masih saja tujuh tahun tetapi gaya bicaranya sudah seperti remaja SHS saja.
Berusaha menahan tawanya Haechan pun memegang pundak Chenle dengan berpura-pura berfikir. "Bagaimana bisa?." Tanya Haechan dengan penasaran.
"Daddy menumpahkan kopinya dikertas ulangan ku. Mom, you know bukan jika Daddy itu sangat ceroboh." Serunya dengan berkacak pinggang. Chenle sangat kesal pada ayahnya itu, nilai ulangannya kan bagus tetapi ayah nya itu sangat ceroboh.
"Ya, Mommy sangat tau kebiasaan buruk Daddy mu itu."
"Kalau begitu Mommy harus memarahinya."
"Oke, jadi ini alasan mu mengadu pada Mommy." Tanya Haechan.
"Of course."
"Baiklah Mommy akan memarahinya nanti."
"No! Marahi Daddy sekarang." Teriak Haechan. Kenapa Chenle senang beryeriak, apakah dia tidak sadar jika suaranya itu dapat merusak gendang telinga seseorang.
Haechan yang akan kembali melanjutkan pekerjaannya pun kembali menoleh. "Oke, tetapi di mana Daddy mu."
"Mungkin masih di mobil karena takut di marahi oleh Mommy."
"Princess Daddy kenapa bicara seperti itu." Suara Mark tiba-tiba saja terdengar. Mereka pun menoleh dan menemukan Mark yang berjalan ke arah mereka dengan berusaha melepaskan dasi nya.
Haechan sebagai istri baikpun menghampiri Mark dan membantunya. Setelah itu membawakan tas kerja milik Mark. Saat akan pergi Mark menahan lengan Haechan dan menunjuk-nujuk pipinya dengan tersenyum. Haechan yang mengerti pun langsung mencium pipi sang suami dengan tertawa pelan.
"Mommy!, aku menyuruh Mommy untuk memarahi Daddy bukan mencium nya." Chenel tidak terima dia kan sedang meminta pembelaan pada ibunya tetapi kenapa ayahnya malah mendapatkan ciuman. Chenle saja tidak dapat perasaan.
"Ah maaf sayang. Mommy lupa."
"Kalau begitu marahi Daddy nya sekarang saja."
"Baiklah." Haechan pun membalikkan tubuhnya menatap Mark dengan menahan senyumannya. "Daddy, bagaimana bisa kau-"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Accident [Markhyuck Gs]✔
FanfictionPertemuan yang tidak disengaja membuat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, namun sayang sebuah kisah memang tidak pernah berjalan dengan mudah. Markhyuck gs