Mark menuruni mobilnya dengan terburu-buru, dan melihat pintu rumahnya yang telah terbuka, tanpa pikir panjang Mark berlari kearah kamar Haechan, dan betapa terkejutnya Mark, saat melihat seseorang yang sedang berusaha melecehkan Haechan.
Dengan amarah yang memuncak Mark menghampiri orang itu dan menariknya kebelakang, setelahnya Mark menghajar orang itu habis-habisan tanpa ampun sedikitpun.
"Braninya kau menyentuh milik orang lain, apakah kau sudah bosan untuk hidup."
Bugh
Saat melihat Mark datang Haechan langsung nendudukan dirinya dan seketika tubuhnya menjadi lemas hingga membuatnya merosot kebawah kasur, dan Haechan pun terduduk dilantai dengan berusaha mengatur nafasnya, karena Haechan daritadi telah menahan nafas saat Lucas berusaha melecehkan nya.
Haechan juga melihat Mark yang terus membabi buta Lucas, ingin rasanya Haechan berteriak untuk menghentikan tindakan Mark, namun tenggorokan nya seperti tercekat sesuatu.
Bugh
Sekarang giliran Lucas yang memukul Mark. "Kau pikir, aku akan kalah dengan begitu saja."jawabnya.
"Dan siapa yang kau sebut milik seseorang, asal kau tau Haechan adalah milikku. Jadi aku bebas melakukan apapun padanya."lanjutnya, dengan sedikit mengusap ujung bibirnya yang terlihat berdarah akibat pukulan dari Mark.
"Berengsek."Mark bangkit, lalu menghajar Lucas kembali dengan emosi yang menggebu-gebu.
Setelahnya keduanya terlihat terus saling memukul satu sama lain menghiraukan keberadaan Haechan, yang dengan susah payah berusaha untuk berdiri agar memisahkan keduanya.
Dengan mendorong tubuh Mark kesebuah meja yang berada di kamar Haechan, hingga membuat kepala Mark terbentur ujung meja dan menyebabkan nya terluka dengan darah yang mulai merembes disekitar kepala bagian depannya, tepatnya didahinya.
"Ahk."erang Mark dengan memegang kepala nya yang berdenyut sakit. "MARK."panggil Haechan dengan berusaha untuk berdiri, karena tubuhnya masih terasa lemas entah kenapa.
Lucas merasa menang dengan apa yang dilakukan nya dengan berjalan perlahan mendekati Mark Lucas menyeringai disela langkahnya. Mark yang tau dengan gerakan Lucas pun langsung menendang perut Lucas dengan keras hingga membuat Lucas terjatuh kebelakang, dengan gerakan cepat Mark mengambil sesuatu didalam sebuah laci meja dibelakang nya, dan menodong kan nya pada Lucas.
"Pergilah untuk selamanya?."ucapnya sambil menarik pelatuk pistol yang sedang dipegangnya, Haechan yang melihatnya pun langsung membedakan .
"MARK, JANGAN."teriak Haechan dengan masih terduduk ditempatnya. Mark pun melirik sekilas kearah Haechan yang menatapnya sendu sambil menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali menatap kearah Lucas yang tergeletak tak berdaya karena Mark menginjak dada Lucas hingga membuatnya sulit untuk bergerak.
"Jika bukan karena Haechan, akan ku pastikan kau habis hari ini."ucapnya.
"Pergi dari rumah ku, dan jangan pernah berani untuk kembali lagi jika kau masih sayang dengan nyawamu"lanjutnya dengan menyingkirkan kakinya dari dada Lucas. Dengan sedikit terbatuk-batuk Lucas berusaha berdiri lalu setelahnya pergi dengan langkahnya yang terlihat sempoyongan.
Setelah kepergian Lucas, Haechan berusaha untuk berdiri dengan menumpukan tangannya pada kasur dibelakangnya, Haechan menghembuskan nafas nya lega, entah Lucas akan kembali lagi atau tidak yang terpenting sekarang dirinya selamat.
Mark berjalan mendekati Haechan dengan masih memegang pistolnya, hingga membuat Haechan sedikit memundurkan langkahnya dengan sedikit rasa ketakutan, pasalnya Haechan tidak pernah melihat Mark semarah ini, terlebih Mark sedang memegang sebuah senjata.
Mark yang mengerti dengan sikap Haechan pun langsung menghentikan langkahnya, melemparkan senjatanya kesegala arah, dengan langkah cepat Mark menghampiri Haechan lalu memeluk nya erat.
"Jangan menghindari ku lagi, kumohon."katanya disela pelukannya dengan Haechan.
Sedang kan Haechan yang merasa terkejut dengan tindakan tiba-tiba Mark pun hanya diam tak bergeming, bahkan Haechan pun terperangah dengan ucapan Mark, tubuhnya terasa menjadi seperti kaku saat ingin membalas pelukan Mark.
Tiba-tiba saja matanya melihat kembali sosok wanita yang sering menghantui nya selama tinggal bersama Mark, tapi ada yang beda dengan sosok itu dia seperti memiliki luka tembak di perutnya dan itu sangat menakutkan, perlahan Haechan menutup matanya agar tidak terus melihat sosok wanita itu.
Dengan ragu Haechan pun membalas pelukan Mark, dan menyembunyikan wajahnya didada bidang Mark, dia hanya sedang merasa ketakutan sekarang.
.
.
.
.
Keduanya tengah berada diruang tamu, dengan Mark yang duduk disofa sedangkan Haechan dia berdiri tepat didepan Mark untuk mengobati luka didahi Mark.
Tidak ada pembicaraan dari keduanya, karena mereka seperti sibuk dengan kegiatan masing-masing. Haechan yang sibuk dengan tetap fokus mengobati luka Mark dengan begitu serius, sedangkan Mark dia hanya menatap wajah Haechan dari bawah, terlihat begitu indah dan juga menakjubkan.
Perlahan Mark menaruh lengannya dipinggang Haechan dan dengan perlahan menariknya hingga membuat Haechan menghentikan kegiatannya, dan menatap Mark bengis lalu menepis lengan Mark dengan kasar.
"Diamlah, aku harus mengobati lukamu."ucapnya dengan kembali fokus pada kegiatan mengobati nya.
"Aku hanya menahan tubuhmu agar tidak terjatuh, kau terlihat masih syok dan pucat, Haechan."jawabnya.
Ini yang membuat Haechan menghindari Mark, karena sungguh Mark terlihat seperti bukan Mark dia berubah hanya dalam waktu satu hari saja, Haechan jadi merasa ada yang aneh dengan Mark. Setelah selesai mengobati Mark, Haechan menatap nya seperti sedang Meneliksik setiap ekspresi yang dimiliki oleh Mark.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu."seru Mark, pasalnya Haechan sedang memandang nya dengan memincangkan matanya.
"Kau aneh, katakan padaku sebenarnya apa yang sedang kau sembunyikan dariku."
"Apa maksud mu, aku tidak menyembunyikan apapun."elak Mark.
"Mark, kau dan sikap mu berubah drastis. Ini seperti bukan dirimu, kau seperti memiliki kepribadian ganda dalam dirimu."marahnya. Haechan memang tidak seharusnya mengatakan itu dan marah pada Mark mengingat dia baru mengenal Mark, hanya saja Haechan memiliki rasa penasaran yang tinggi, terlebih saat dirinya sering dihantui sosok wanita yang tak dikenalnya.
"Ada apa dengan mu, Haechan."tanya Mark, saat melihat tingkah Haechan yang menurutnya sangat aneh, dan lagi Mark tidak mengerti dengan apa yang Haechan tanyakan padanya.
Haechan yang merasa telah berlebihan pun menenangkan dirinya, lalu mendudukkan dirinya disamping Mark, seharusnya Haechan tidak terburu-buru seperti ini dia harus memastikan terlebih dahulu sebenarnya apa yang tengah terjadi padanya, tapi ini sulit. Harus kah Haechan mencari tau latar belakang Mark secara diam-diam.
"Kau kenapa?."tanya Mark sambil menghadap Haechan.
"Aku hanya masih syok, maaf."
"Tidak apa, aku mengerti."katanya sambil menarik Haechan membawanya kedalam pelukannya. "Maaf jika perubahan ku membuat mu bertanya-tanya, Haechan. Kau tidak perlu memikirkan semuanya, biarkan saja semua mengalir secara alami, dan lagi jangan tanyakan alasannya, karena tidak semua hal memiliki alasan."tuturnya lagi.
Haechan hanya diam, entahlah mungkin Mark benar lebih baik Haechan tidak perlu terlalu memikirkan semuanya, mungkin semua akan menghilang seiring berjalannya waktu, lagipula dia orang baru dirumah Mark, mungkin itu penyebab hingga membuatnya terus diganggu oleh sosok wanita itu. Haechan hanya perlu terbiasa dengan semuanya.
"Kau mengerti."tanyanya, dan Haechan hanya mengangguk.
Sebenarnya Mark ingin bertanya tentang laki-laki yang Haechan sebut Lucas itu, namun keadaannya tidak memungkinkan Mark untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Accident [Markhyuck Gs]✔
FanfictionPertemuan yang tidak disengaja membuat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, namun sayang sebuah kisah memang tidak pernah berjalan dengan mudah. Markhyuck gs