Beberapa mobil polisi terlihat terparkir diarea kecelakaan, beberapa orang berkerumun untuk melihat apa yang terjadi, bahkan tidak sedikit orang yang ingin melihat kecelakaan itu.
Sedangkan Mark dia terus saja berteriak dan memberontak dari cekalan Jaehyun, dia terus mengatakan harus mencari dan menolong Haechan. Bahkan Mark nekat turun kebawah jurang, wajahnya terlihat begitu prustasi dengan gurat lelah yang tercetak jelas diwajahnya.
"Lepas!."
"Mark, polisi akan mencarinya."
"Dia pasti kesakitan, Hyung." Erangnya dengan prustasi. Sebesar apapun Mark meyakini jika Haechan akan selamat tapi tetap saja dia takut, bagaimana dia melihat mobil yang ditumpangi Haechan terguling, jatuh dan meledak tepat dihadapannya.
Sungguh ini seperti sebuah mimpi buruk bagi Mark. Jika iya maka tolong bangunkan Mark, dia begitu terlihat putus asa. Jangan sampai dia kehilangan sebuah kepercayaan terhadap cinta, itu tidak baik.
Mark merosot kan tubuhnya ketanah dia memandang jurang saksi dari kepergian orang tersayang nya dengan sendu, haruskah dia kehilangan seseorang yang dicintai nya untuk yang kedua kalinya.
Taeyong merasa kasian dengan sang adik, hidupnya benar-benar tumpang tindih. "Mark, tenanglah."
"Noona, tolong katakan jika Haechan akan selamat." Lirihnya, bahkan Mark terlihat meneteskan air matanya. Ini pertama kalinya Mark terlihat begitu merasa kehilangan, sekarang dia seperti tidak bisa merasakan apapun lagi. Sedangkan Jaehyun memberikan isyarat pada Taeyong jika dia harus pergi.
Taeyong hanya mampu menganggukan kepalanya, dia tidak sanggup lagi. Memeluk sang adik dengan penuh kasih sayang Taeyong mengelus punggung Mark yang terlihat bergetar.
"Haechan," Mark terus saja merancau memanggil nama Haechan dengan lirih.
"Tuhan marah padaku Noona, dia mengambil semua orang yang kusayangi."
"Tidak."
"Biarkan aku mati Noona."
"Apa yang katakan."
"Aku ingin bertemu dengan, Haechan."
"Haechan akan selamat, berhenti bicara omong kosong, Mark." Hati Taeyong mencelos saat mendengar penuturan sang adik. Ini tidak benar, kenapa adiknya terlihat mudah putus asa sekarang. "Ka bukan Mark."
"Seyakin apapun aku, tetap saja Noona kemungkinan Haechan selamat sangat kecil."
"Aku menyaksikan semuanya." Rancaunya lagi. Tangisan nya memang tidak terdengar namun punggung nya terlihat bergetar. Dan itu membuat seseorang yang melihatnya dari belakang Mark merasa sakit, ini pertama kali untuk nya melihat Mark sehancur dan seputus asa itu.
Dia melirik kearah samping dan meminta persetujuan, dan diangguki dan diberikan senyuman.
Kakinya melangkah dengan perlahan, matanya mulai memanas. Dan satu air mata lolos melalui pipi chubby nya. "M-mark." Suaranya terdengar tercekat.
Taeyong menoleh dan mendapati Haechan berdiri disana dengan Jaehyun yang berdiri dibelakang Haechan dengan tersenyum dan mengangguk pada sang istri.
Mark mendongakkan kepalanya, dia terdiam sejenak. Suara itu, apakah Mark tidak salah dengar, jangan bilang Mark hanya berhalusinasi saja. Tuhan tolong jangan memberikan sebuah harapan palsu padanya, tanpa berpikir panjang lagi perlahan Mark berdiri, dan membalikkan tubuhnya.
Seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Mark terdiam sejenak memastikan jika dia memang sedang tidak berhalusinasi.
"Haechan."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Accident [Markhyuck Gs]✔
FanfictionPertemuan yang tidak disengaja membuat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, namun sayang sebuah kisah memang tidak pernah berjalan dengan mudah. Markhyuck gs