Chapter 2: Teman Baru

5.5K 483 2
                                    

"Kesel banget gue sama tuh anak," omel Jeno setibanya ia di rumah Jaemin. Disitu sudah ada Haechan yg sedang balapan virtual dengan Jaemin.

"Sama siapa sih Jen?" tanya Jaemin tanpa menoleh pada Jeno.

"Siapa lagi kalo bukan tuh anak."

Yg dimaksud Jeno adalah Renjun, pemuda manis dari China yg sudah empat hari tinggal serumah dengannya.

"Kesel kenapa lagi lu sama dia?"

"Lu tau nggak, dia ngadu ke nyokap kalo gue main sampe tengah malam. Abislah gue diomelin."

Huang Renjun sedikit membuat Jeno kesal. Bagaimana tidak, ia melapor pada ibu Jeno tentang kelakuannya. Ia terpaksa menahan nasihat dan omelan dari ibunya.

Apalagi sifat ceria dan penuh semangatnya membuat kewalahan Jeno yg lebih menyukai ketenangan. Rumah yg biasanya senyap jadi lebih ribut. Pria itu terlalu banyak berbicara.

Bahkan kemarin, rumahnya diserang oleh boneka-boneka kuda nil gembrot berwarna putih yg dipesan dari layanan pesan-antar. Renjun hanya tersenyum lebar memeluk boneka-boneka itu tak memedulikan Jeno yg melotot kearahnya.

"Syukurin. Lu sih ngehina gue mulu, mentang-mentang gue sepupu sama Mark. Akhirnya lu punya tukang ngadu. Kena karma lo," ledek Haechan.

Jaemin yg duduk disampingnya ikut tertawa mengejek Jeno.

Wajah Jeno merah padam karena rasa kesal pada kedua sahabat yg malah mengejeknya itu. "Well, semoga dia jangan sekelas sama gue."

---

Seminggu semenjak kedatangannya di Korea, Renjun masuk sekolah di Sekolah Seni SM, sekolah yang sama dengan Jeno.

Jeno menolak untuk mengantarnya ke ruang guru padahal itu masih terlalu pagi. Tak banyak murid yg sudah datang dan bisa diminta bantuan.

Renjun menelusuri koridor panjang sekolah, meneliti tiap papan nama ruangan. Sampai ia dikejutkan oleh tepukan di pundaknya.

Renjun menoleh mendapati murid laki-laki yg tak kalah tampan dari Jeno. Bedanya murid laki-laki ini tersenyum padanya.

"Murid baru, ya?"

"Iya," jawab Renjun. "Umm... Boleh minta antar ke ruang guru, gak?" tanya Renjun tanpa basa-basi. Ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk meminta pertolongan.

"Ayo," ajak murid laki-laki itu mendahuluinya hingga mereka tiba di ruang guru.

"Hei, Mark, ada apa Mark?" tanya seorang guru berkacamata yang baru saja datang.

"Mau menyerahkan proposal," ucap murid laki-laki bernama Mark itu menyerahkan sebuah dokumen dalam map biru.

Guru itu menerimanya dan melirik ke arah Renjun dari balik kacamatanya.

"Ahh, ini ada murid baru," ucap Mark yang hampir melupakan Renjun disampingnya.

"Siapa namamu?" tanya Mark.

"Renjun. Huang Renjun."

Mark dengan baik hati mendampingi Renjun mengurus dirinya di ruang guru itu. Tak mengherankan semua guru mengenali Mark. Mark adalah mantan ketua OSIS sekolah dan juga murid teladan. Ia masih aktif menjadi senior OSIS.

Mark pulalah yg mengantar Renjun sampai ke kelasnya.

"XI-B, ya. Aku punya sepupu disana," kata Mark.

Bukan main senangnya Renjun. Setidaknya ia tidak harus bingung mencari teman.

"Itu dia."

Renjun menoleh ke arah murid laki-laki yang di tunjuk Mark yang sedang berjalan ke arah mereka. Penampilannya urak-urakan. Berbanding seratus delapan puluh derajat dari Mark.

"Rapiin baju lo, Chan." Perintah Mark melihat Haechan yang mengeluarkan bajunya.

"Haechan sepupu kakak ya?" tanya Renjun tak percaya. Bukan hanya penampilannya yg berbeda jauh, wataknya juga.

"Loh kenal?" tanya Mark.

"Ey bocah Moomin, masuk kelas berapa lu?" Haechan bertanya sambil merapikan bajunya.

"Sekelas ama lo," jawab Mark yang masih penasaran bagaimana mereka bisa saling kenal. "Yaudah Renjun, bareng Haechan aja ke kelas. Kalian sekelas."

Haechan membawa Renjun masuk ke dalam kelas. Masih ada beberapa orang yang sudah datang.

"Lo sebangku ama gue aja," kata Haechan menaruh tas Renjun di kursi paling belakang deretan tengah. Di kursi sebelahnya sudah ada tas lain yang Renjun tebak milik Haechan.

"Memangnya nggak ada yang duduk sama Haechan?" Renjun mengikuti Haechan duduk di kursi.

"Ada."

"Loh, gimana?" Renjun tak enak bila ia malah mengusir pemilik kursi.

"Santai aja, dia bisa nyari kursi lain kok."

"Beneran?"

"Yups."

"Ini siapa?" Pertanyaan klasik siswa yang baru masuk kelas ketika melihat Renjun.

Renjun memperkenalkan dirinya satu persatu pada setiap yang menanyakan dirinya. Renjun coba mengingat nama dan wajah yang berkenalan dengannya.

Untunglah hari pertamanya di sekolah tidak semenakutkan yang ia kira. Apalagi ada Haechan yang selalu membantunya.

~~~

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang