chapter 36 - congrats

1.4K 181 9
                                    

Mark terbangun saat ibunya membuka tirai jendela. Cahaya matahari masuk menyilaukan mata. Ia menarik selimut menutupi tubuhnya.

"Cepat mandi lalu turun makan," perintah ibu Mark. Untuk pertama kalinya ibunya harus membangunkannya.

Mark masih merasa pusing, berjalan menuju kamar mandi sambil terhuyung. Guyuran air dingin menyegarkannya tapi tak membuatnya sadar penuh.

"Astaga!"

Bayangan samar mencium Renjun membuatnya tersentak. "Mimpikan?"

Ia tak yakin. Ciuman itu terasa nyata. Ia memutar kembali memorinya kemaren malam. Setelah meninggalkan Renjun di ruang klub radio, ia pulang ke rumah. Ia juga ingat bahwa ia pergi ke pinggiran sungai Han bersama Jihyun juga mengajaknya pacaran. Setelah itu ia tak terlalu ingat. Terlalu mabuk.

Bau alkohol masih terasa. Ia memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Ia turun untuk makan di dapur dimana ibunya sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Aku mencium Renjun?

Ia benar-benar merasa mencium Renjun malam itu, tapi Renjun kan tidak datang.

"Lo ngelamun apaan?" Haechan mengejutkannya.

Haechan menyenggol Mark yang menutupi jalannya, setengah berlari mendahului Mark ke meja makan. Mark mengikut di belakang.

Di atas meja sudah ada sup haejangguk. Sup untuk orang mabuk.

"Makan yang banyak Mark," ucap Lee Sora, ibu Mark. Ia mengisi penuh mangkok Mark dengan sup haejangguk.

Haechan mengendus Mark, dan berseru tak percaya, "astaga Lo bau alkohol!"

"Diam Lo," bentak Mark menyendok sup-nya.

"Lo mabuk?" Haechan membekap mulutnya tak percaya. "Dunia bener-bener udah mau kiamat."

"Haechan, habisin makananmu itu. Jangan ganggu kakakmu," tegur Lee Sora.

"Tante, kalau misalnya mau tobat kita harus gimana?"

Mark tidak punya tenaga untuk meladeni Haechan. Mual perutnya sudah agak reda dan kepalanya mulai membaik.

"Mark, les nya kurangin sebagian. Fokuskan yang penting-penting aja," ucap Lee Sora yang menyangka Mark mabuk-mabukkan karena ujian mendatangnya.

Mark meyakinkan ibunya bahwa ia baik-baik saja. Hanya sedikit stress.

Sekolah sudah sangat ramai saat mereka turun dari bus. Tak biasanya keduanya itu datang terlambat. Mark selalu membangunkan Haechan tiap pagi, pernah menyiramnya saking kesal, agar mereka tiba di sekolah lebih awal.

"Mark!" Panggil Jihyun. Haechan sudah pergi lebih dulu.

"Hai, Ji," sapa Mark. Ia ingat bahwa Jihyun mengiyakan ajakannya untuk pacaran. Kini mereka adalah sepasang kekasih.

"Kamu tidur nyenyak?"

"Kok Lo ngomong formal sih?"

"Ah iya," Jihyun merapikan poninya, masih kikuk dengan status barunya.

Keduanya berjalan beriringan sampai masuk gedung sekolah. Sudah biasa bagi murid-murid di sana melihat keduanya berbarengan, hanya saja kali ini mereka benar-benar dating. Itu yang belum mereka tahu.

Jika saja bukan karena tekadnya membuka hati, ia tak akan mengantar Jihyun sampai depan kelasnya. "Masuk gih."

"Okay, bye." Jihyun masuk ke dalam kelas. Mark cepat-cepat pergi dari sana, bahaya bila ia temu tatap dengan Renjun.


What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang