chapter 24 - midnight date

1.7K 205 8
                                    

Minyoung terlihat kikuk saat Renjun meninggalkan ia dan Haechan.

"Ini rencana kalian berdua, ya?" Tanya  Haechan to the point.

"Iya."

Haechan menghela napas panjang. Pantas saja Renjun tiba-tiba mengajaknya.
"Jadi apa?"

"Gue... Gue suka sama lo, Chan."

Wajah Minyoung terlihat sangat merah. Ini bukan pertama kalinya Haechan mendapatkan ungkapan cinta dari seorang perempuan.

"Gue minta bantuan Renjun, jadi lo jangan marahin dia, ya."

"Okay."

Sifat dingin Haechan membuat Minyoung semakin terpesona. Selama ini ia selalu melihat sisi tengil Haechan, namun melihat sisi dingin Haechan membuatnya semakin terlihat tampan.

"Gue enggak minta lo nerima gue sekarang kok, gue cuman mau mastiin ke elo aja, kalo gue akan berusaha ambil hati lo."

Haechan mengangguk.

"Gue beneran suka ama lo, Chan."

Hening.

"Minyoung." Haechan membetulkan posisi duduknya. "Gue tahu lo orangnya baik, tapi maaf... gue nggak bisa nerima lo."

"Iya, enggak apa-apa kok. Tapi gue tetap bakalan mencoba rebut hati lo, Chan.
Kalo gitu gue duluan ya," ucap Minyoung merapikan tasnya lalu pergi.

Haechan merasa bersalah melukai Minyoung seperti itu. Ia memang sudah menduga bahwa Minyoung ada perasaan untuknya. Sikapnya yang sangat malu saat berada bersamanya atau lirikan sembunyi-sembunyinya. Namun Haechan berusaha bersikap tenang dan tak ingin memberikan harapan palsu padanya.

Setelah membayar kopi dan cake, Haechan bergegas keluar. Orang yang pertama ia cari adalah Renjun. Entah kemana anak itu pergi.

Setelah mencari ke sana kemari, ia menemukan Renjun sedang berada di antara boneka moomin.

"Dasar bocah moomin," decak Haechan.

Ia tak segera menghampiri Renjun. Ia mengekor dari jarak jauh, memperhatikan Renjun yang tampak dilemma dalam memilih boneka moomin.

Sesudah mendapatkan boneka moominnya, Renjun menuju kedai es krim. Ia melahap es krim tanpa menyadari Haechan yang sedang bersembunyi di toko kosmetik.

Menyadari dirinya sedang berada di kawasan 'perempuan' ia berniat keluar sebelum matanya menemukan bermacam-macan jenis liptint. Ia melangkah menuju bagian liptint dan mencari warna yang natural.

"Untuk pacarnya, mas?" Tanya kasir toko berbasa basi.

"Calon pacar," ralat Haechan.

Kasir perempuan itu tersenyum. "Aksesorisnya boleh dilihat dulu," Ia menawarkan produk di display.

"Ya sudah, ambil yang ini." Haechan memilih acak satu kalung dengan pendan berbentuk bulan sabit. Ia tak mungkin membeli aksesoris rambut.

Saat ia berbalik, ia melihat Renjun juga memasuki toko kosmetik itu. Ia membalikkan badannya dan menunduk saat keluar. Untungnya Renjun tak melihat dirinya.

Sambil menunggu Renjun di toko kosmetik, ia memasuki toko boneka yang sudah Renjun masuki tadi. Ia dengan cepat memilih dua boneka yang jadi dilemma Renjun.

Selesai berbelanja di toko boneka, ia mendapati Renjun juga selesai berbelanja di toko kosmetik.

"Renjun!" Panggil Haechan.

Renjun menoleh.

"Haechan!" Seru Renjun. "Dimana Minyoung?" Matanya tertuju pada boneka yang sedang dipegang Haechan.

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang