chapter 44 - Dua pacar

772 61 0
                                    

Punya dua pacar sungguh merepotkan!

Haechan masih belum tahu hubungannya dengan Jaemin karena mereka memang menutupinya. Bahaya jika Haechan ngambek lagi.

Masalahnya...

Haechan memamerkan sekali hubungannya dengan Renjun. Saat mereka berkumpul seperti ini, ia dengan sengaja memeluk Renjun di hadapan Jaemin dan Jeno.

"Haechan... Awas!" Renjun mendorongnya. Ia tak bergeming, masih melingkarkan tangannya di tubuh Renjun.

Renjun melirik Jaemin yang menatapnya dengan sorotan tajam. Meski ia memperbolehkan Renjun berhubungan dengan Haechan, ia tetap tak terima kekasihnya bersama orang lain.

Jaemin memberikan waktu bagi Haechan bersama Renjun hanya untuk sebulan ini. Setelah itu, ia akan mengungkapkan status mereka ke semua orang. Ia mau berbagi kekasih seperti itu pun karena ia ingin melindungi Renjun yang tampak kesulitan dengan masalah ini. Ia tak ingin menambah masalah untuk Renjun.

Jeno juga menampakkan wajah datar tak senang dengan hubungan Renjun dan Haechan. Selama ini, Renjun memang menghindarinya, tak ingin membahas tentang ciuman di malam itu. Padahal Jeno sangat ingin membahas lanjutan hubungan mereka berdua.

"Ayo, kita ke kamar lo aja," ajak Haechan karena mendapati kedua temannya menatap galak ke arah mereka. Haechan menarik Renjun agar pergi dari sana.

"Dasar bocah moomin." Pajangan boneka moomin di kamar Renjun mendapatkan atensinya.

"Memangnya kenapa? Kan lucu!" Protes Renjun. Ia tak senang bila ada yang mengatai boneka kesayangannya itu.

"Iya maaf. Galak." Ia mengecup pipi Renjun. Karena kalau bibirnya ia bisa ditampol oleh Renjun.

"Ish, sana awas!" Renjun mendorong Haechan yang hanya tertawa senang karena berhasil menggoda Renjun.

"Lo mau kemana?" Tanya Haechan saat Renjun membuka pintu kamar.

"Ambil air minum."

"Oke," ucap Haechan masuk ke dalam kamar mandi.

Walaupun cuma sedetik, Renjun bisa bernapas lega karena bisa bebas dari orang-orang yang terobsesi padanya.

Kebebasan itu tak berlangsung lama. Jaemin ternyata sudah berada di dapur untuk mengambil air minum, lebih tepatnya ingin memantau kamar Renjun.

"Jae..."

Jaemin langsung menarik tubuh Renjun ke sisinya. "Apa yang kalian lakukan dalam kamar?"

"Tidak ada."

Jaemin menatap kekasihnya itu tak percaya. Ia terus kepikiran tentang keduanya, dan rasanya ingin menghajar Haechan karena mengganggu kekasihnya.

Renjun menjauh dari Jaemin dan mengambil air minum. Jaemin mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tak memeluk Renjun.

Tak apalah, pikir Jaemin.

Renjun sudah berjanji saat Haechan pulang, ia akan menghabiskan waktu dengannya. Lagipula ia hanya harus bertahan selama sebulan. Setelah itu bisa mendapatkan Renjun seutuhnya.

Saat Renjun kembali, Haechan sedang bermain dengan boneka moomin Renjun.

"Tadi ledekin aku," cibir Renjun.

"Ih, jangan marah gitu dong, moomin-nya takut loh." Haechan menggerakkan boneka berwarna putih itu.

Renjun merotasi bola matanya.

"Sini duduk bebeb aku," tarik Haechan, mendudukkan Renjun disampingnya.

Haechan memeluk pinggang ramping Renjun. Sang pemilik tidak sadar bahwa pinggang rampingnya itu membuat semua krang ingin memeluknya.

"Beb, boleh nanya nggak?"

"Apa?" Tanya Renjun ketus, fokus pada film di handphonenya.

"Kalau nyium di sini, marah nggak?" Haechan mengetuk lembut bibir Renjun. Ia dari tadi sangat ingin merasakan bibir itu, tapi takut Renjun marah.

"Nggak boleh!" Renjun melarang keras.

Renjun tak tahu sama sekali bahwa bibirnya menghipnotis keempat pria yang dekat dengannya. Bibir ranum dengan warna pink itu seolah punya mantra untuk menarik orang-orang padanya.

 Bibir ranum dengan warna pink itu seolah punya mantra untuk menarik orang-orang padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun..." Haechan mencari perhatian Renjun yang asyik menonton di handphonenya.

"Apa?" Tanya Renjun tanpa mengalihkan perhatiannya.

"I love you..." Bisik Haechan dengan deep voice-nya di telinga Renjun. Refleks, Renjun merasa ada perasaan geli di sekujur tubuhnya. Ia menoleh pada Haechan.

Tanpa aba-aba, Haechan mencium bibirnya padahal tadi Renjun sudah melarangnya.

Mmmh...

Suara lenguhan pelan Renjun hampir membuat Haechan kehilangan kendali. Ia menarik dirinya untuk memandangi wajah Renjun dari jarak super dekat.

"Kau tahu... Kau adalah orang tercantik yang pernah kutemui."

"Dasar gombal!"

Haechan mengelus pipi Renjun dengan sangat lembut. Ucapannya tadi gombalan semata. Baginya, Renjun memang yang tercantik dari ribuan manusia yang pernah ia temui.

Di sisi lain, Renjun mulai menikmati semua ini. Meski salah, rasanya sangat menyenangkan mendapatkan perhatian seperti ini.

Selama ini ia hanya bergumul dengan dirinya sendiri. Tanpa seorang pun yang bersamanya.

Tidak!!!

Rutuk Renjun pada dirinya sendiri. Ia tak mungkin menyakiti hati orang-orang yang sudah memberikannya cinta sebesar ini.

Ia harus memilih salah satu diantara mereka!

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang