chapter 29 - closed door

1.5K 196 6
                                    

"Ini gue dapat apa sih nganterin lo?" Mark malas-malasan menunggu di bangku bandara. Sedari tadi matanya hanya nanar mengawasi orang yang lalu lalang.

"Emang hyung nggak takut kalo gue diculik?"

Haechan bertingkah sok imut hampir membuat Mark melayangkan tamparan ke wajahnya. Haechan hanya akan memanggilnya Hyung saat ada yang ia inginkan darinya.

"Gue sujud syukur kalo ada yang nyulik lo."

"Kok hyung gitu sih?" Haechan cemberut.

Mata Mark membulat menatap jijik pada Haechan. Kalau bukan karena ia iba pada Haechan mana mau ia duduk berjam-jam di sini.

"Itu mereka!" Tunjuk Haechan.

Dari jauh mereka melihat Renjun dan Jaemin serta Siwon keluar dari gerbang kedatangan tak tahu bahwa ada yang menunggu mereka.

Haechan mengangkat banner bertuliskan nama Renjun dalam ukuran besar, sambil berlari ke arah mereka. Sungguh Mark menyesal mengikuti Haechan.

"Itu bocah ngapain?" Tanya Jaemin terkaget-kaget.

"Astaga! Lucu sekali," Siwon melihat tingkah Haechan yang memalukan malah menganggapnya lucu.

Renjun buru-buru mengalihkan pandangannya dari Haechan, tak ingin terlihat mengenalnya. Wajahnya memerah karena malu apalagi melihat banner namanya itu.

"Lo ngapain sih anjir?" Jaemin melotot sambil menahan tawa.

"Mau jemput Renjun lah, menurut lo ini tulisan apaan?" Tunjuk Haechan pada banner dari kartonnya itu. Ia melipat banner itu dan mengambil koper Renjun.
"Sini gue bawain."

"Bisa sendiri."

Bukan Haechan namanya kalau tidak tahu malu dan tidak tahu diri. Haechan berhasil merebut koper Renjun. "Sama Jaemin sampai sini aja, sekarang giliran gue."

"Apaan sih Chan." Sorot mata Renjun bertemu dengan Mark.

Haechan berhasil menautkan tangannya di Renjun dan membawanya pergi dari ketiga orang yang memperhatikan mereka.

"Haha... Haechan memang lucu."

"Lucu apanya itu, Dad. That's so embarassing."

"Maaf ya Om, maklum penyakitnya lagi kambuh," Mark menimpali.

"Lagian lo kok mau sih anterin dia?"

Mark menghela napas. "Ya gimana, daripada dia kabur."

Jaemin menatap Mark lama. "Bokapnya datang?"

Mark mengangguk. "Ya udah, saya pamit duluan ya Om, Jaem." Mark pamit dan mengejar Haechan dan Renjun.

Siwon menyenggol Jaemin. "Pantesan nggak mau ajak Haechan."

"Ya iyalah Dad, malu-maluin gitu."

"Bukan. Bukan itu."

Jaemin menatap ayahnya tak mengerti.

"Takut Renjun-nya diambil Haechan ya?"

"Apaan sih Dad!" Bantah Jaemin meskipun alasan utamanya memang itu. "Kan Haechan udah sering ikut Jaem."

"Masa sih?" Senggol ayahnya lagi sambil menyunggingkan senyum mengejek.

"Beneran kok," bantah Jaemin lagi.

"Tapi Renjun memang cantik kok."

"Dad!" Mata Jaemin membulat.

Siwon tertawa menampilkan barisan giginya yang rapi. Ia memang tahu betul anaknya ini. Percuma menyembunyikan sesuatu dari Siwon.

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang