chapter 46 - menghindar

811 68 6
                                    

Renjun menggeliat meregangkan tangannya. Mulutnya menganga lebar untuk menghilangkan kantuk.

Renjun mengecek handphonenya, "Udah jam 5."

Botol minum dalam kamarnya sudah kosong mau tak mau ia harus ke dapur untuk mengambil air. Melihat cucian yang menumpuk ia langsung berinisiatif mencucinya.

Ia bersenandung pelan sambil mencuci, sampai tak sadar ada seseorang yang terus memperhatikannya. Saat ia berbalik, ia terkejut sampai menjatuhkan piring terakhir.

Tranggg!

Piring itu hancur berkeping-keping.

"Lee Jeno!!! Sejak kapan kamu disitu?! Bikin kaget." Renjun mengelus dadanya.

"Terserah gue." Jeno malah menjawab ketus.

"Haish!" Renjun yang kesal mengambil sapu dan langsung membersihkan pecahan piring di lantai. Untung piring itu sejenis keramik, jadi tak terlalu susah membersihkannya.

"Malah ngeliatin doang," omel Renjun karena Jeno masih mematung di tempat yang sama. Tak ada niatan membantunya.

"Kalo di bantuin entar lo menghindar lagi. Ya udah, cuman bisa liatin doang."

Renjun tak menyahut, hanya mencibir perkataan Jeno yang benar adanya. Setelah kejadian di gudang, ia memang menghindar dari semua orang. Termasuk dua pacarnya dan dua orang yang sudah tahu ia memiliki pacar masih mengejarnya.

.

"Hai Chan, hai Ji," sapa Renjun saat ia sampai di kelas. Haechan dan Jihyun sedang asyik mengobrol.

Meski takut dan was-was pada Jihyun, Renjun berusaha bersikap normal. Ia tak ingin Haechan mencurigai ulah Jihyun tempo hari. Malas memperpanjang masalah.

Tangan nakal Haechan langsung beraksi di paha Renjun yang baru menempelkan bokongnya di kursi. Perhatiannya langsung teralihkan dari Jihyun.

Tangan itu tak ada dalam sedetik langsung Renjun hempaskan.

Dari sudut mata Renjun, -yang sedang berpura-pura mengeluarkan buku dari tasnya, ia dapat melihat sorotan tajam mata Jihyun padanya. Ia memilih untuk mengabaikannya dan bersikap santai.

Jam makan siang, Renjun tak mampu menghindar saat Haechan dengan kuat menariknya ke kantin. Mana mereka malah bergabung dengan Jeno dan Jaemin yang paling Renjun hindari.

"Lo duduk manis disini aja," ucap Haechan yang langsung pergi untuk mengambil makanan mereka.

Renjun memainkan handphonenya, menghindari kontak mata dengan dua orang yang menatapnya lekat itu.

"Buka blokiranmu!" Suara Jaemin terdengar.

Renjun mengabaikannya, berpura-pura tidak mendengar. Setelah kepergok Jihyun, Renjun langsung meminta putus. Tentu Jaemin tak mengiyakan, yang pada akhirnya Renjun memutus kontak dengan Jaemin.

"Atau gue bilang hubungan kita ke Haechan?!" Ancam Jaemin.

"Jaemmm.." protes Renjun. Untungnya Haechan masih mengantri makanan.

"Sini handphone lo." Jaemin merampas handphone yang dipegang Renjun.

"Handphone aku Jaem..."

Jaemin tak peduli.

.

Menghindari Jaemin dan Haechan butuh usaha ekstra. Terutama Haechan yang tak pernah melepaskannya barang sedetik pun.

"Aku mau ke toilet," ucap Renjun mendorong Haechan yang lengket padanya.

"Ikutt..." Rengek Haechan.

Sebagai balasan, Renjun mencubitnya sampai pria itu mengaduh. "Mesum." Bisik Renjun dengan mata melotot.

Haechan tak bisa menahan senyuman di bibirnya, padahal lengannya terasa perih karena cubitan Renjun.

Renjun yang akhirnya bebas dari Haechan langsung berlari ke atas gedung. Ia sengaja membohongi Haechan karena risih padanya. Teman sekelas mereka melirik curiga ke arah mereka, meski mereka tahu Haechan memang sifatnya lengket begitu.

Renjun selalu mengingatkan Haechan, tapi bukan Haechan namanya kalau mendengar perintahmu. Yang ada dia malah berniat pamer hubungan mereka.

"Huh!" Renjun memasang mode pesawat di handphonenya. Dari kantung celananya ia mengeluarkan permen lolipop kesukaannya.

Belum sampai lima menit Renjun menikmati kebebasannya, seseorang sudah berdiri di belakangnya.

"Kok sendirian disini?"

Renjun menoleh saat mendengar suara familiar itu. "Eh kak Mark."

Aduh, berhasil lolos dari Haechan ia malah bertemu dengan sepupunya.

"Kakak ngapain ke sini?"

"Tadi ngeliat orang lari ke atas sini. Ya udah ikutin aja." Jelas Mark dengan singkat. Tak sengaja tadi ia melihat Renjun berlari ke arah rooftop. Ia yang sangat ingin berbicara empat mata dengannya tanpa ragu langsung menyusul.

"Oh, ya udah. Aku duluan."

Renjun yang berniat kembali ke kelas ditahan oleh Mark. "Ngomong bentar boleh?"

Mark mengeratkan genggamannya pada Renjun yang hendak berontak.

"Kak, aku udah nggak ada hubungan sama kakak. Dan asal kakak tahu, aku udah pacaran sama Haechan!"

"Lo yakin udah nggak punya rasa ama gue?"

Pertanyaan Mark itu cukup mengganggu Renjun. Ia sendiri bingung pada perasaannya. Keempat mereka punya pesona masing-masing.

"Udah enggak kak. Makanya lepa..."

Renjun mendarat sempurna di dada bidang Mark yang menariknya kuat. "Sama sekali nggak ada kesempatan kedua ya?" bisik Mark lembut.

"Enggak!" Renjun meloloskan diri namun Mark tak menyerah, ia kembali menarik Renjun dan kini mengecup bibirnya lembut.

Bugh!

Tinju tak bertenaga Renjun mendarat di dada Mark. Tak sakit sama sekali, tapi sikap Renjun lah yang membuat hati Mark terluka.

Ia hanya bisa menatap kepergian orang yang ia cintai itu. Lepas dari genggamannya.

"Bodoh!" Maki Mark pada dirinya sendiri. "Salahmu pernah menyia-nyiakannya."

.

Renjun pergi dari atap sekolah dan turun ke bawah. Ia mengusap kasar bibirnya. Bibir yang punya caranya sendiri menarik bagi empat orang yang sudah mencicipi bibirnya.

"Renjun-ahh." Jaemin berlari kecil di anak tangga. Mendengar kabar Renjun yang menghilang dari Haechan, ia jadi sangat khawatir. Takut bila Sohee melakukan sesuatu yang berbahaya.

"Kenapa? Cerita sama Jaem." Jeno dan Haechan mencari ke tempat lain, untungnya ia memilih ke sini. Ia memeluk Renjun erat, membiarkan pria mungil itu menangis dalam pelukannya.

Belum sempat Renjun menjawab, pintu yang terhubung dengan atap terbuka, menampilkan sosok Mark yang sama kagetnya melihat adegan itu.

"Jadi lo yang buat Ren nangis?" Jaemin mengepalkan tangannya. Kalau bukan karena Renjun dalam pelukannya, ia sudah akan menyerang Mark.

"Jaem, ayo balik kelas." Renjun meloloskan diri dari pelukan Jaemin dan menariknya turun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang