chapter 23 - love is love

1.7K 209 16
                                    

"Gue... Suka sama seorang cowok."

Pengakuan Jaemin membuat semuanya terdiam.

"Lo seriusan, Jaem?" Tanya Haechan memastikan.

Jaemin mengangguk. "Emangnya kenapa kalo suka sama cowok?"

"Ya, enggak apa-apa sih. Cuman kan kaget, seorang penakluk cewek kaya lo malah kesemsem sama cowok."

"Ya begitulah."

"Bentar, lo cuman nge-crush kaya ke Sohee atau ke ..." Jeno tak melanjutkan pertanyaannya karena mereka juga sudah tahu siapa yang dimaksud Jeno.

"Kaya ke Hye."

"Mantap!" Haechan mengacungkan dua jempol pada Jaemin. "Seorang playboy malah jatuh hati pada a boy."

"Tapi nggak apa-apakan, namanya juga cinta," ucap Renjun mendukung. Alasannya sama, karena ia juga menyukai seorang pria. Setidaknya ada yang akan memahami perasaannya.

"Baguslah, entar aku ajak cowokku juga," kata Haechan.

"Emang lo ada cowok? Cewek aja nggak punya," ledek Jaemin.

"Ya kan kalo misalnya ada."

Wah, triple date, pikir Renjun membayangkan ia akan mengajak Mark juga.

Jeno tak menanggapi. Ia malah mulai gelisah. Bagaimana jika sejarah kembali terulang.

Mereka kembali ke rumah masing-masing karena sudah tidak ada yang peduli pada segelas jamu pahit itu. Malam juga sudah sangat larut.

Sopir setia Jaemin mengantar pulang ketiganya. Pertama-tama mereka mengantar Haechan, kemudian Jeno dan Renjun. Renjun mencoba menghapal jalan ke rumah Mark, entah buat apa yang penting ia tahu di mana rumah Mark.

Sesampainya di rumah, Renjun segera mengecek handphonenya yang ia baru buka sejak pulang sekolah tadi, berharap ada notifikasi dari Mark. Nihil. Hanya ada Minyoung dan panggilan tak terjawab dari Haechan.

Malam ini ia tak bisa tidur. Otaknya penuh dengan pengakuan tidak terduga dari Minyoung maupun Jaemin. Ia berniat membuat untuknya segelas teh atau coklat panas ketika ia melihat Jeno menonton berita di ruang tengah.

"Aku tidak tahu kau suka menonton berita," ucap Renjun berbasa-basi. Ia sedang membuat secangkir coklat panas di dapur. Dapur itu sangat dekat dengan ruang tengah jadi ia dapat melihat Jeno dari situ.

"Tidak juga."

Renjun yang masih belum mengantuk memilih untuk ikut menonton tayangan berita di televisi. Berita kriminal hampir ada tiap hari.

"Tidur sana," perintah Jeno masih terpaku pada televisi.

"Belum mengantuk."
Padahal ia sendiri belum tidur, gerutu Renjun dalam hati.

"Renjun."

"Ya?"

"Menurut lo, gimana kalo gue sama Jaemin suka sama orang yang sama lagi?" Jeno mengalihkan pandangannya dari televisi dan kini menatap Renjun yang bingung memberikan jawaban apa.

"Well, kamu takut kehilangan yang mana dulu, Jaemin atau orang yang kamu sukai. Memangnya kamu suka sama cowok juga?"

"Kan' kalo misalnya aja."

"Oh."

Jeno kembali terlihat serius menonton televisi meski sedang iklan. Renjun tak bisa menebak isi kepala manusia kutub ini.

"Jen."

"Huh?"

"Emang lo nggak masalah Jaem suka sama cowok. Maksudku..." Renjun tercekat tak bisa melanjutkan perkataannya.

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang