Meski kelelahan setelah perjalanan dari Tokyo ke Osaka tak membuat Jaemin dan Renjun absen untuk menjelajahi kota itu. Mereka berdua berangkat menuju kawasan Dotonburi, kawasan populer di Osaka. Mereka mengambil banyak foto, shopping dan bahkan berbelanja street food.
Ayah Jaemin berdiam di kamar Hotel sementara keduanya berpuas diri. Jaemin sering ke Jepang, bersama Jeno maupun Haechan. Oleh sebab itu ia tak mengajak Haechan, lagipula ia ingin menghabiskan waktu dengan Renjun tanpa gangguan manusia itu.
Renjun menolak saat Jaemin menawarkan diri menjadi tukang fotonya. Renjun ditraktir untuk berangkat saja sudah lebih dari cukup. Jaemin tetap kekeh membantunya, sampai Renjun menyerah dan membiarkan Jaemin menjadi tukang foto pribadinya.
Keesokan pagi, mereka berangkat menuju daerah Kobe untuk bermain ski. Resort ski itu berada dekat pegunungan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih satu jam.
Jaemin membantu mengajari Renjun bermain ski karena Renjun baru pertama kali melakukan itu. Setiap kali terjatuh, Jaemin dengan sigap membantunya. Ayah Jaemin yang lihai bermain ski sudah dari tadi menghilang.
Renjun menyuruh Jaemin untuk pergi saja menyusul ayahnya tapi pria itu enggan melakukannya. Ia terus berada di sisi Renjun dan dengan telaten mengajarinya sampai akhirnya ia bisa. Mereka bermain ski meski dalam jarak yang dekat sesuai kemampuan Renjun.
"Ayo naik itu!" Renjun menunjuk kereta gantung yang melintas di atas mereka. Jaemin menengadah dan bergidik ngeri. Phobia ketinggian membuatnya lemas.
"Itu ngeri," tolak Jaemin.
"Enggak kok. Eh, apa Jaemin takut ketinggian?" Tanya Renjun dengan polos. Ia memang belum mengetahui phobia Jaemin.
"Mana ada gue takut," Jaemin berbohong. Ia tak ingin Renjun menganggapnya pengecut karena kereta gantung seperti itu.
Jadilah ia dan Renjun menaiki kereta gantung itu. Dengan kaki gemetar ia naik. Wajahnya berubah pucat meski tak disadari Renjun yang terlalu senang menaiki kereta gantung itu.
"Jaemin yakin naik ini?" Tanya Renjun yang sadar Jaemin setengah gemetar.
"Yakin." Ia tak yakin.
Kereta itu berderit saat memulai perjalanannya. Barulah Jaemin teriak ketakutan tak mampu berbohong lagi.
"Jaem!" Seru Renjun memeluk Jaemin yang ketakutan. "Tenang, ada aku."
Jaemin memegang erat Renjun sementara Renjun memeluknya. Matanya tertutup rapat bahkan tak mampu mendengar Renjun.
Renjun merasa bersalah karena tidak tahu bahwa Jaemin sebenarnya takut akan ketinggian.
"Tarik napas Jaem."
Jaemin menurut dan mengatur napasnya. Pelan-pelan ia akhirnya bernapas dengan normal. Ia mencoba membuka matanya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCT
FanficTentang kisah ribet Renjun dan para cogan Jeno X Renjun Jaemin X Renjun Mark X Renjun Haechan X Renjun Daily update!!