"Lo kenapa sih, kok kalah mulu?" protes Jeno saat Jaemin terus mengacaukan permainan. Jaemin yang sangat jago bermain game malah kalah terus.
"Nggak kenapa-kenapa," elak Jaemin.
"Gara-gara Sohee tadi?" tanya Jeno curiga. Sore tadi, Sohee mengajaknya bicara dan Jaemin belum membahas sedikitpun masalah itu.
"Enggak."
"Lo balikan?"
"Kaga."
"Selamat."
"Buat?" Tanya Jaemin bingung.
"Mecahin rekor terlama Lo jomblo."
Jaemin terkekeh. Benar juga. Biasanya tak sampai sehari bagi Jaemin mendapatkan cewek baru. Sekarang, sudah lewat dua bulan ia tak memiliki hubungan dengan perempuan manapun.
"Lo masih suka sama Hye?" tanya Jeno hati-hati. Menyebutkan nama Hye masih tabu bagi mereka meski sama-sama sudah menganggapnya masa lalu.
"Tumben Lo cerewet." Sekarang Jaemin yang protes. Jeno yang biasanya tak peduli pada apapun di sekitar terlalu banyak tanya malam ini.
"Kalo Lo masih suka sama Hye, balik aja Jaem. Gue..."
"Jen," potong Jaemin, "gue udah nggak ada rasa sama sekali buat Hye."
"Jadi yang Lo bilang pas truth or dare kemaren beneran?" selidik Jeno lagi. Menaruh kecurigaan penuh pada sahabatnya itu.
"Iya."
"Suka sama cowok?"
"Ya."
Jeno menebak dengan ragu. Sulit menyebut nama itu. "Renjun?"
"Ya."
Hening.
Tatapan keduanya masih tertuju pada monitor, tapi tak ada yang bermain.
"Secinta apa Lo ke Renjun?" Jeno sudah lama menerka bahwa yang Jaemin sukai adalah Renjun. Kandidat paling kuat ya memang Renjun.
"Secinta gue bakalan ambil berapapun harga cinta itu."
Semuanya kembali dalam keheningan. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Jen." Jaemin membalik badannya ke arah Jeno. "Gue mau macarin Renjun."
"Terserah."
"Lo nggak ada rasa sama Renjun kan?"
Jeno menatap Jaemin. Ia menyunggingkan senyuman kecut di sudut bibir, terlalu sulit untuk berdusta. "Sorry Jaem," lirih Jeno.
"How much you love him?" tanya Jaemin memastikan. Ia sudah sangat berharap itu hanyalah firasat bahwa Jeno juga menyukai Renjun. Tapi tulisan takdir bagi keduanya sangatlah buruk.
"Tenang aja, gue janji gue yang ngalah."
Jeno memaksakan senyum. Mau tak mau ia akan mengalah demi Jaemin sebagai ucapan maaf atas kesalahannya dulu.
"Thanks Jen."
~~~
"Ayo cepetan Jen," panggil Renjun dari bawah. Ia sudah menunggu tak sabaran di depan pintu.
"Iya, iya." Jeno keluar dan menyusul Renjun yang duluan. Taksi yang mereka pesan sudah tiba di depan rumah.
Sesampainya di grocery store, Renjun mengambil troli besar untuk mereka berdua. Maklum saja ini pertama kalinya Jeno mengajak Renjun keluar membeli keperluan rumah. Biasanya Jeno hanya memesan dan barang diantar langsung ke rumah. Kali ini ia akan menuruti Renjun yang sudah dari lama meminta untuk pergi berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCT
FanfictionTentang kisah ribet Renjun dan para cogan Jeno X Renjun Jaemin X Renjun Mark X Renjun Haechan X Renjun Daily update!!