Chapter 5: Broken-son

3.6K 422 1
                                    

Minggu pagi, Im Yoona, ibu Jeno datang dari Australia. Ini pertama kalinya Renjun bertemu secara langsung dengan ibu Jeno itu. Ia sudah melihat foto Yoona dengan kecantikan yg luar biasa tapi melihatnya secara langsung melebihi ekspetasinya. Tidak salah ia melahirkan Jeno yg mewarisi visual kedua orang tuanya.

Yoona juga sangat ramah dan lemah lembut. Padahal ia menduga sifat pendiam Jeno berasal dari ibunya.

"Maaf ya Renjun, tante ga bisa masak. Jadi kita pesan makan siang dari luar ya," ucap Yoona saat menyiapkan makanan di atas meja. Setidaknya ada kekurangan, pikir Renjun.

Renjun dengan sigap membantu Yoona menyiapkan makan siang mereka bertiga karena ayah Jeno belum pulang dari New York.

"Gimana Jeno di sekolah?" tanya Yoona.

"Dia populer banget sih te."

Yoona tertawa kecil. "Ah iya, Haechan sering cerita."

Renjun mengangguk pelan.

"Apa dia ada buat masalah di sekolah?"

"Nggak ada sih tante. Dia setiap pulang sekolah latihan basket." jawab Renjun hati-hati. Ia takut kejadian terulang saat ia mengadu pada Yoona kalau Jeno main game sampai larut malam. Alhasil Jeno marah padanya.

"Ga main game sampe malam?" Telisik Yoona.

"Engga tante." Renjun berkata jujur. Karena memang Haechan, Jeno dan Jaemin sedang sibuk latihan basket menjelang pertandingan.

Jeno turun ke dapur saat makanan sudah siap.

"Nono, ayo makan," Yoona menyendok nasi ke dalam piring Jeno.

Jeno tidak menyahut.

Selama makan, Yoona berusaha mengobrol dengan Jeno tapi Jeno hanya menjawab seadaanya. Hubungan Jeno dan ibunya tidak terlalu baik.

"Sampai kapan Mom disini?" tanya Jeno.

Yoona tidak langsung menjawab. Sulit rasanya menjawab pertanyaan itu.

"Besok? Lusa? atau nanti?"

"Jeno. Maafin Mom ya. Tapi inikan buat Jeno juga." ucap Yoona dengan nada sangat lembut.

"Jeno ga kekurangan uang kok."

"Jeno sayang," ucap Yoona, menggenggam tangan Jeno.

Jeno menangkis dengan keras genggaman  ibunya. Setelah menghabiskan makanannya ia lalu kembali ke kamar tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Renjun," lirih Yoona, "tante akan kembali ke Australia besok lusa. Minta tolong jaga Jeno lagi ya," pinta Yoona.

"Iya tante."

"Tante sebenarnya ga mau ninggalin Jeno sendirian terus, tapi ini tuntutan pekerjaan. Minta tolong ya." Yoona sepenuh hati menahan air matanya. Ia tak tega meninggalkan Jeno sendirian di Korea, namun ia pernah meminta Jeno untuk pindah saja ke Australia dimana ibunya bekerja. Jeno menolak, tak ingin ke negara asing itu.

"Iya tante, Renjun pasti jagain kok."

---

Untuk makan malam, Yoona mencoba mengikuti resep dengan bantuan youtube. Tapi ia masih kebingungan meski sudah diberi tahu step by step. Nyata sekali ia tidak pernah memasak.

"Tante butuh bantuan? Renjun menawarkan bantuan pada Yoona. Yoona terlihat sangat kebingungan saat memasak.

"Makasih ya Renjun udah mau bantuin tante. Boleh tante saja yang masak? Renjun bantu arahkan tante ya," ucap Yoona. Ia sangat senang Renjun mau menolongnya.

Renjun memang pandai memasak. Bahkan selama ia tinggal dengan keluarga itu, dirinyalah yang memasak makanan untuk Jeno dan dirinya.

"Iya tante." Dengan telaten Renjun memberi arahan pada Yoona satu persatu tanpa menyentuh apapun.

Yoona berusaha keras untuk menjadi ibu yang sesungguhnya bagi Jeno. Jeno yang turun dari kamarnya mengintip dari anak tangga.

Jujur ia sangat iri melihat kedekatan Renjun dan Mamanya. Ia bahkan tidak pernah menghabiskan waktu lebih dari 30 menit berdua dengan mamanya seperti itu.

Sebagaimana pun ia marah atau kesal  pada ibunya, ia tetap tak bisa membenci orang yang telah melahirkannya itu. Ia masih berharap ibunya akan menghabiskan banyak waktu dengannya. Mengobrol tentang hal apapun. Layaknya orang tua dengan anaknya.

"Jeno ayo makan malam," ajak Renjun yg mendapati Jeno melamun di anak tangga.

"Masih kenyang," ucap Jeno dan berniat kembali ke kamar sebelum Renjun menahan tangannya. "Apaan nih?" Ia melepaskan tangannya daei Renjun.

"Makan bareng mamamu sana. Jangan sia-siain bahkan sedetikpun waktu." Renjun tersenyum tipis lalu pergi ke kamarnya. Ia tak ingin bergabung dengan keduanya.

Ah Jeno, tak tahukah ia bahwa dirinya sangat beruntung, batin Renjun.

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang