Bau wewangian Jihyun menghambur dalam mobil Mark. Ia berdandan cantik dengan mengenakan rok mini dan sweater lilac. Sementara Mark mengenakan jaket jeans navy-nya.
Mark memarkirkan mobilnya di samping mobil Hendery dan Goeun. Mereka sedang menikmati drive-in cinema di luar kota. Perlu satu jam untuk sampai.
Film yang mereka tonton adalah film romantis hollywood. Jihyun dan Goeun yang memilih film-nya, padahal Mark dan Hendery ingin film action.
Jihyun merangkul lengan Mark sepanjang film. Ia menyuapi Mark dengan banyak popcorn. Ia secara terang-terangan menggoda Mark, karena setelah malam Mark mengajaknya kencan, Mark tak pernah menciumnya lagi. Kencan pun jarang, hanya bila mereka double date dengan Hendery dan Goeun.
Jihyun sudah tak memperhatikan tontonan mereka yang sudah mencapai pertengahan. Ia hanya terus memperhatikan Mark di sampingnya sambil sesekali mengecup pipi Mark.
Mark tak merespon apapun perlakuan Jihyun, membiarkannya menghujani pipinya dengan ciuman. Jihyun yang melihat kesempatan beralih pada bibirnya. Mark sempat menolak dan mendorong Jihyun.
"Kita pacaran loh," ucap Jihyun sendu.
Melihat Mark tak menjawab apapun Jihyun kembali mengecup bibir Mark. Mark sempat membolehkan Jihyun sebelum ia berubah pikiran.
Ia mendorong tubuh Jihyun dari dirinya. "Maaf Ji, gue nggak bisa."
Mata Mark tertuju pada paha Jihyun yang terekspos. Jelas Jihyun sedang merayunya tapi ia tak terpengaruh sedikitpun. Isi otaknya hanya Renjun dan Renjun. Meski sudah ditolak ia masih ingin berusaha seribu kali lagi.
"Okay," Jihyun merajuk disampingnya.
"Maaf Ji," lirih Mark sambil mencoba mengalihkan perhatiannya pada layar lebar di sana. "Gue rasa kita nggak usah lanjut."
"Maksudnya?" Mata Jihyun terbelalak mendengar perkataan mendadak Mark.
"Gue tetap nggak bisa jatuh cinta ama lo."
"Nggak usah buru-buru Mark. Kita jalanin aja dulu." Jihyun masih bisa menunggu sampai Mark jatuh hati padanya. Satu tahun ataupun dua tahun lagi. Ia masih sanggup.
"Gue mau fokus belajar buat ujian," dusta Mark.
Semenit tanpa suara, Jihyun meraih tangan Mark. "Kasih gue waktu sedikit lagi Mark. Gue bakal berusaha semampu gue buat ngambil hati lo sepenuhnya."
"Ji," Mark menatap dalam Jihyun. Don't waste your time on me. Lo deserve someone better. Much better."
"Tapi gue cuman pengen Lo." Jihyun kekeuh.
Mark menghela napas panjang. Menyandarkan kepalanya ke kursi. "Gue cinta sama seseorang Ji, gue mau merjuangin cinta gue ke dia."
Mark berkata jujur. Tak ada gunanya berbohong pada Jihyun, lebih baik ia mengetahui kebenarannya.
"Apa istimewanya cowok itu?"
Mark menatap Jihyun. "Lo tahu siapa orangnya?" tanya Mark gugup.
"Ya. Gue tau. Saat malam Lo ngajak gue pacaran, Lo nyium gue. Lo tahu gue senengnya segimana? Tapi Lo malah nyebut nama dia. Gue..."
Jihyun menangis. "Lo nggak tahu malam itu gue sakit hati banget tapi gue berusaha buat nganggap itu nggak masalah karena gue udah dapetin Lo. Gue pikir gue bisa... Bisa buat Lo cinta ama gue." Jihyun terisak.
"Sorry Ji. Gue salah. Gue juga udah berusaha lupain dia, tapi... nggak bisa."
Jihyun yang mendengar pengakuan Mark menghapus air matanya. Hatinya serasa teriris.
KAMU SEDANG MEMBACA
What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCT
FanfictionTentang kisah ribet Renjun dan para cogan Jeno X Renjun Jaemin X Renjun Mark X Renjun Haechan X Renjun Daily update!!