chapter 30 - philophobia

1.6K 199 7
                                    

Ingatan Haechan kembali pada lima tahun yang lalu. Ia baru-baru masuk masa remaja, tinggal bersama keluarga yang harmonis.

Ayahnya seorang perwira polisi dan ibunya seorang wanita karir di bidang properti. Haechan yang adalah anak satu-satunya sangat disayangi dan dimanja.

Itu harusnya adalah kenangan yang indah. Namun setiap kali Haechan kembali pada masa itu, hatinya teriris. Masa-masa indah itu adalah kenangan pahit yang ingin ia singkirkan dari hidupnya.

Malam itu, Haechan sudah tertidur nyenyak di kamarnya. Ia terbangun untuk buang air kecil. Setelah ia keluar dari kamar mandi, ia mendengar  suara keras dari kamar orang tuanya.

Haechan masih mengantuk namun memaksa keluar dari kamarnya menuju kamar orang tuanya. Ia berjalan pelan sampai ia mendengar orang tuanya bertengkar.

"Kau pikir aku tidak tahu, kau sudah sering keluar bersama bosmu itu." Suara berat ayahnya bergema.

"Haechan bisa bangun." Suara ibunya.

"Apa pedulimu?"

"Aku peduli pada Haechan," isak Hyoyeon. "Lagipula aku melakukan ini semua karenamu."

"Oh, sekarang kau menyalahkanku?"

"Ya. Ini semua salah kamu. Karena kamu selalu sibuk dengan duniamu."

"Kau yang sibuk dengan duniamu. Sudah kuberitahu berapa kali, tidak usah bekerja."

"Lalu bagaimana dengan kau? Kau jalan dengan perempuan itu. Aku tahu semuanya."

"Ya, aku mencintai perempuan itu. Perempuan yang seratus kali lebih baik darimu."

"Oh tak apa, aku memang tak pernah mencintaimu sedikitpun."

"Kita cerai," tegas Hyukjae.

"Oke."

Haechan tak mengerti. Sungguh tak mengerti.

Apa yang sedang terjadi pada keluarganya. Tadi saat mereka makan malam, mereka baik-baik saja, saling bergurau seperti biasanya.

Atau minggu kemaren. Mereka pergi piknik bersama. Makan sandwich asin buatan ibunya. Ayahnya juga membuat kimbab untuknya. Semuanya baik-baik saja.

Haechan meski masih sangat muda sudah mengerti apa arti kata cerai. Tahu apa arti kata cinta.

"Haechan," suara ibunya terkejut melihat Haechan berada di depan kamar mereka.

Ia memeluk Haechan, menghujani wajahnya dengan kecupan. Wajah ibunya basah oleh air mata. "Maafkan Mama ya, Chan." Ia memeluk Haechan lagi yang terakhir kali.

Masih sangat malam dan ibunya pergi dari rumah. Membawa beberapa helai pakaian serta mobilnya.

Haechan masih mematung sampai ayahnya memeluknya. "Maafin Papa ya nak."

Orang tuanya resmi bercerai dan memilih selingkuhan mereka. Ia tak ingin ikut siapapun dari mereka dan memilih tinggal bersama nenek, ibu ayahnya. Setelah neneknya meninggal, Haechan tak punya pilihan selain tinggal bersama Lee Sora, adik kandung ayahnya. Setelahnya ia tak pernah ingin bertemu dengan orang tuanya.

Malam itu, ia bersumpah tak akan jatuh cinta. Bukan. Bukan karena keinginannya sendiri. Ia takut kata cinta. Takut sampai ia tak ingin membuka hatinya untuk siapapun itu. Tak akan.

Lalu apa ini. Saat ia memeluk Renjun seperti ini, mengapa jantungnya berdetak sangat cepat. Pelukan ini terasa nyaman, seolah ia ingin setiap saat seperti ini.

Mengapa...

Mengapa ia jatuh cinta.

~~~

"Oy bangun!" Suara Mark membangunkan Haechan dan Renjun.

What It Cost For a Love || Renjun Harem || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang