Happy reading
3000 word+Dua hari setelah dirawat di rumah sakit, akhirnya Lintang bisa balik ke rumah. Kalau Gilang udah sehat karena dia cuma mabuk doang. Mungkin telinganya yang ngga sehat setelah mendapat ceramah dari abang-abangnya karena minum alkohol.
Kini, mereka semua berkumpul di mansion yang ada di Jakarta untuk menyelesaikan masalah mereka. Bryan sendiri juga ikut karena Sanjaya ingin anak-anaknya bersikap dewasa dalam menghadapi sebuah masalah.
"Sebagai orang tua, papa minta maaf karena udah pernah nyakitin hati kalian dan nelantarin kalian semua. Papa juga minta maaf atas kesalahpahaman surat tes DNA milik Lintang dan Bryan. Papa bener-bener nyesel sekarang dan papa ingin setelah ini kita bisa berdamai dan hidup jauh lebih baik lagi," ucap Sanjaya dengan senyum sendunya.
"Kami udah maafin papa kok. Harusnya sekarang malah kami yang minta maaf ke papa karena belum bisa jadi anak yang berbakti buat papa," sahut Adit mewakili adik-adiknya.
"Kalian udah bikin papa bangga karena udah ngelewatin hari-hari berat tanpa ada niatan buat nyerah. Papa bangga, terharu sekaligus sedih dang ngerasa bersalah saat lihat kalian udah sedewasa ini. Papa berharap masih ada waktu untuk nebus semua waktu yang dulu papa sia-siakan."
"Lintang, Bryan. Papa tau kalo kalian ini udah bisa berpikir dewasa. Papa harap kalian bisa ambil keputusan yang tepat setelah ini. Jadi, selesaikan semua masalah kalian ya? Papa pergi dulu," Sanjaya menatap kedua anaknya yang masih diam, sebelum pergi dari sana agar ke tujuh anaknya lebih leluasa untuk berbicara.
Kini tinggalah ketujuh bersaudara yang ada di ruangan itu dengan suasana canggung. Ardian yang ingin semua masalah ini cepat selesai pun akhirnya lebih dulu buka suara karena di sini, dia yang paling bersalah dengan si kembar dan juga Gilang.
"Bryan, abang ngga bakal berhenti minta maaf ke kamu karena kesalahpahaman yang bikin kamu sampai kaya gini. Abang juga bakal nglakuin semua hal buat dapet maaf dari kamu kalo kamu ngga mau maafin abang sekarang. Untuk Lintang dan Gilang juga. Abang bakal nglakuin hal yang sama buat dapet maaf dari kalian," ucap Ardian mantap.
"Di sini kita semua yang salah, bang. Lo ngga usah ngrasa yang paling banyak salah ke kami. Kita semua sama-sama egois demi kebahagiaan kita sendiri," sahut Bryan tanpa natap mereka.
"Awal dari semua ini karena abang. Kalian bertiga kaya gini karena abang yang ngga bisa tegas ke diri abang sendiri. Andai waktu itu abang bilang ke kali-"
"Cukup, bang!" sentak Gilang, memotong ucapan Adit.
"Gue muak denger kata maaf dari kalian! Gue maunya keluarga kita baik-baik aja kaya dulu! Please berhenti saling nyalahin diri kalian sendiri karena itu ngga ada gunanya!" lanjutnya frustasi.
"Gilang bener. Ngga ada gunanya kalian mita maaf ke kami karena kami udah maafin kalian," timpal Lintang pelan.
"Jadi, mulai sekarang kita bakal tinggal bareng lagi di sini kan?" tanya Galih yang sedari tadi milih diam.
"Kita mulai semuanya dari awal lagi," tambah Bara.
"Maaf. Tapi, keputusan gue udah bulat. Gue sama Gege bakal tetep pergi ke Australia," ucapan Bryan membuat mereka semua kaget terutama Gilang. Ardian melirik Lintang yang cuma bisa nunduk tanpa bicara apapun. Apa rencana mereka berdua bakal gagal?
"Bang! Lo bilang ke gue kalo semua ini udah selesai! Terus sekarang, maksud lo itu apa hah?!" bentak Gilang karena ngrasa ngga terima mendengar keputusan sepihak dari Bryan.
"Bryan, abang ngga akan maksa kamu buat maafin semua kesalahan kami detik ini juga. Kapan pun itu, abang bakal sabar nunggu maaf dari kalian berdua. Tapi, please...jangan pergi ya?" ucap Adit memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
We'll be Fine, Right? ✔
Fanfiction[VMINKOOK BROTHERSHIP-FAMILY] Perjalanan tiga bungsu Sanjaya masih berlanjut Sequel of Together Baam!