Chapter 12

3.2K 513 285
                                    

Lintang bungkam saat Bryan mempertanyakan apa yang terjadi pada dirinya tadi malam. Dia hanya belum siap bercerita karena takut membuat saudara kembar juga adiknya kecewa setelah mendengarnya. Lebih baik dia diam dan memastikan kembali apa yang dia lihat, kan?

"Gue berangkat kerja dulu. Lo beneran mau kerja juga?" ucap Bryan sambil pakai jaketnya.

"Hm, lagipula gue udah ngrasa mendingan,"  sahut Lintang tanpa noleh ke arah Bryan.

"Terserah lo deh. Kalo ngrasa ngga enak badan, minta pulang aja," pesan Bryan karena jujur aja dia masih khawatir.

"Dikira gue anak SD apa?" gerutu Lintang setelah selesai ngikat tali sepatunya.

"Mirip sedikit," jawab Bryan sambil nyengir.

"Enak aja!"

"Udah sana berangkat! Gue mual lihat muka lo mulu!" usir Lintang sambil dorong bahu Bryan.

"Sembarangan! Orang lain aja lihat muka gue ngga bisa kedip karena saking gantengnya, masa lo mual sih?! Ngga beres tuh mata!" protes Bryan.

"Idih! Gantengan juga gue yang mirip Jimin BTS! Lo itu lebih mirip alien!" sambar Lintang.

"Emang lo pernah lihat alien seganteng gue?! Ngga, kan?! Gue ini makhluk paling ganteng di bumi, Kim Taehyung aja kalah sama gue! Apalagi lo yang lebih mirip bebek!" ujar Bryan ngejek, membuat Lintang tersulut.

"Kok bebek sih?! Gue ngga terima, ya, lo ngomong gitu!" Lintang pasang muka galak sambil mendelik.

Bryan juga pasang muka ngga kalah galaknya, "Gue juga ngga terima lo ngomong gue mirip alien!"

"Wahhh, aku suka pertengkaran. Ayo lanjutkan," celetuk Gilang antusias sambil duduk di sofa.

"DIAM!" bentak Lintang dan Bryan bersamaan.

"Kompak amat, padahal lagi tengkar. Bener-bener kembar yang tak bisa diragukan lagi," gumam Gilang sambil natap kedua abangnya yang masih sibuk adu mulut.

"Udahlah kalian, kuping gue panas dengernya. Perkara ganteng aja diributin. Emangnya kalian mau ikut Prince Univers? Kan yang ada cuma Miss Univers," lerai Gilang jengah.

"Iya juga sih. Lo sih mancing-mancing gue!" ujar Lintang masih dengan lirikan sinis yang ngarah ke Bryan.

"Apa?! Lo duluan yang mancing gue, ya! Enak aja main nuduh-nuduh gue sembarangan!" sahut Bryan ngga terima.

"Terus aja terus, tengkar terus sampai sukses! Gue mau kuliah, bye!" sambar Gilang sebelum keluar rumah.


"Loh, Gilang! Ini masih jam setengah tujuh, lo ngga sarapan dulu?!" teriak Lintang.

"Setengah jam yang lalu emang jam setengah tujuh! Gue udah sarapan!" sahut Gilang ikut teriak karena udah di teras rumah.

"Anjim! Jam tujuh!" seru Bryan setelah nengok ke arah jam dinding.

"Gue udah telat!" kata Lintang sambil buru-buru pakai jaketnya.

"Gara-gara lo, gue juga telat!" balas Bryan sambil pasang sepatu ketsnya.

"Kita lanjutin tengkarnya lain kali, sekarang udah ngga ada waktu!" ucap Lintang menutup perdebatan pagi ini.





.

.

.





"Gue mau pulang ke Indonesia, bang. Rasanya percuma gue kuliah jauh-jauh di sini, tapi jiwa gue selalu melayang ke Indonesia. Minggu depan gue bakal balik ke sana, lo bisa jemput gue, kan?" ucap Galih pada Bara.

We'll be Fine, Right? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang