Banyak hal yang Adit sesali setelah menikah. Bukan karena hidupnya dengan Calya yang tak bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan baik selayaknya keluarga baru yang lain. Tapi ini masalah menyesali kehidupan dia setelah jauh dari saudara-saudaranya.
Adit ngga tau kalau setelah menikah, adik-adiknya bakal terpisah. Untuk urusan sekolah, dia emang tau dan setuju kalau mereka kuliah di luar negeri. Tapi masalah trio bungsu mereka yang pergi dari rumah, dia sama sekali ngga tau. Bukan cuma dia. Bara, Galih, dan Ardian pun ngga tau ke mana perginya trio bungsu Sanjaya itu.
"Den, kita sudah sampai," ucap sopir Adit membuat Adit yang dari tadi ngalamun akhirnya tersadar.
"Pak Amin, ini bener alamatnya?" tanya Adit sambil natap rumah yang ada di depannya.
"Di alamat sih begitu, Den," jawab pak Amin sambil kembali baca secarik kertas di tangan kirinya.
"Ok, kalo gitu Adit masuk dulu. Pak Amin tunggu sebentar ya," ucap Adit sebelum keluar dari mobilnya.
Tanpa menunggu waktu lama, Adit segera mempercepat langkahnya dan memencet bel. Ini adalah momen yang Adit tunggu-tunggu. Momen di mana selamgkah lagi dia bisa ketemu sama adik-adiknya.
"Iya!! Sabar!!" teriak seseorang dari dalam.
Cklek!
"Bisa sab-
"A-adit?"ucapnya kaget.
"Apa kabar? Lama ngga ketemu ya, TANTE," sapa Adit dengan senyum manis penuh intimidasi sambil menekan kata 'tante' diakhir.
"Ahhh, kabar tante baik. Ayo sini masuk," Anya mempersilahkan Adit masuk dengan muka sok ramahnya.
Sekarang mereka duduk berhadapan dibatasi oleh meja, di ruang tamu. Adit bersikap biasa aja dan hal itu mengundang kecurigaan bagi Anya yang sedari tadi udah was-was.
"Maaf ya, Tan. Aku baru bisa jenguk tante setelah tante keluar dari penjara," ucap Adit mengawali pembicaraan.
"Iya, gapapa kok. Lagian kamu pasti sibuk mesraan sama istri kamu dan ngurusin kerjaan kan?" sahut Anya dengan kekehan kecil dibalas senyum singkat oleh Adit.
"Oh ya, om di mana ya?" tanya Adit sambil ngedarin pandangannya.
"Oh! Mas Heri lagi keluar, biasa urusan bisnis," ucap Anya.
"Dit, kamu tau alamat rumah tante dari mana?" tanya Anya heran.
"Ngga penting itu mah. Yang penting sekarang udah ketemu kan?" Anya mengangguk kikuk.
"Gimana, tan? Rasanya hidup bergelimang harta hasil ngrampok? Enak?" tanya Adit dengan senyum sinis sambil condongin badan ke depan.
Deg!
"M-maksud kamu apa, Dit?" tanya Anya sambil nahan gugupnya.
"Masa tante ngga paham maksud Adit. Perlu penjelasan lebih rincinya?" ujar Adit sambil tegakin badannya lagi.
"Kalian berdua usir adik-adik Saya ke mana?!" tanya Adit dengan nada dingin.
"Dit, kita.... apa maksud kamu? Tante ngga ngerti!" kata Anya gusar.
"Udahlah, saya itu udah tau semua kebusukan yang anda dan suami anda lakukan ke saudara-saudara saya! Jadi jangan berlagak seolah kalian itu ngga tau apapun!" sambar Adit geram.
"Adit-
"Tante! Apa kejadian yang dulu, ngga cukup buat tante dan om sadar atas kesalahan kalian?!" sentak Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
We'll be Fine, Right? ✔
Fanfiction[VMINKOOK BROTHERSHIP-FAMILY] Perjalanan tiga bungsu Sanjaya masih berlanjut Sequel of Together Baam!