Hari yang ditunggu-tunggu oleh Adit akhirnya datang. Hari di mana dia sudah sah menjadi suami dari seorang wanita karier bernama Calya Permatasari. Awal mereka bertemu adalah dua tahun yang lalu ketika Adit sedang menghadiri pesta kolega bisnisnya dan di sanalah dia mulai kenal dengan Calya. Klasik memang. Tapi yang namanya jodoh, mau di mana pun tempatnya pasti mereka ketemu.
"Abang, ngga ada niatan mau tinggal satu hari lagi di rumah?" tanya Gilang lebih ke nada merengek.
"Ngga bisa, nanti yang ada first night abang diganggu sama kamu dan abang kamu yang lain!" sahut Adit sewot walaupun aslinya dia mau ketawa.
"Ihhh, abang mah gitu! Mentang-mentang udah punya istri jadi kita dilupain!" ujar Gilang jengkel sambil lipat tangannya depan dada.
"Udah deh, kita sebagai adek nurut aja. Biarin sesepuh ini menikmati malam pertamanya tanpa kita," lerai Ardian dan langsung dapet geplakan sayang dari Adit.
"Bener tuh, kalian pasti pengin dong dapet ponakan?" timpal Galih membuat Adit semakin gemes pengin cubit ginjal adiknya itu.
"Emang fisrt night itu apaan?" tanya Gilang bingung membuat yang lain kelabakan. Emang dasar abang toxic semua.
"Eh, Lang. Lo ngga mau nyobain es krim yang di sana? Kayaknya enak tuh," ujar Bryan mengalihkan pembicaraan.
"Ada rasa pisang ngga, bang?" tanya Gilang.
"Ayok kita coba tanya ke mbak nya," ucap Lintang sambil nyeret tangan Gilang.
Para abang cuma terkekeh pelan melihat tingkah polos Gilang.
"Bara," panggil Adit.
"Abang titip adek kita ke kamu mulai sekarang. Kan abang udah punya tanggung jawab yang lain, jadi sekarang tanggung jawab adek ada di tangan kamu. Inget, jangan galak-galak!!" pesan Adit sambil nepuk bahu Bara pelan.
"Boleh gue titip ke panti asuhan aja ngga sih?" tanya Bara.
"Sebelum abang kirim kita ke panti, kita duluan yang bakal kirim abang ke panti jompo," ujar Galih sambil natap Bara tajam.
"Udah selesai acara debatnya?" tanya Adit sambil sidekap dada.
"Kalo gitu abang pamit dulu ya?" ujar Adit berpamitan sama mereka.
"Iya, bang. Sehat-sehat di sana dan jangan lupa buat tengokin kita sesekali," pesan Galih sambil meluk Adit dan nepuk punggungnya pelan. Begitu juga dengan Bara dan Ardian.
"Pasti dong. Kalian jaga diri baik-baik ya?" mereka mengangguk sebagai jawaban.
"Sampai jumpa," pamit Adit.
Satu bulan berlalu, kehidupan mereka berjalan seperti biasanya. Hanya saja, anak-anak dari Sanjaya sering mendengar pertikaian antara Sanjaya dan Alina. Tentu aja mereka bertengkar tak langsung di depan anak Sanjaya, tapi tetep aja itu sedikit mengganggu ketenangan keluarga Sanjaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We'll be Fine, Right? ✔
Fanfic[VMINKOOK BROTHERSHIP-FAMILY] Perjalanan tiga bungsu Sanjaya masih berlanjut Sequel of Together Baam!