Chapter 01 : Keharusan

3.3K 490 196
                                    

"Abang ih!! Ini tuh masih pagi!" rengek Gilang saat Bara narik lengannya buat bangun.

"Siapa juga yang bilang ini malem?" sahut Bara males.

"Udah jam delapan, Gilang. Mau bersihin kolam ikan apa bangun sekarang?" ancam Bara dengan nada halus.

"Bodo ah! Pokoknya gue mau tidur!" ketus Gilang sambil narik selimutnya.

"Ok, Gilang bersihin kolam sama halaman depan belakang, Bryan bersihin seisi rumah. Abang pergi sekarang. Pokoknya sebelum abang pulang, rumah harus udah beres semua! Kalo ngga, kayang lima belas menit plus push up seratus kali. Daahh!" ujar Bara sebelum nutup pintu.

"Bang Bara jancuk!" umpat Gilang.

"Tambahan lima menit buat kamu! Bye!" teriak Bara dari luar.

"Arrggh!" erang Gilang sambil nendang-nendang selimutnya.

"Masih ngantuk juga! Mentang-mentang sekarang dia yang paling tua, rumah berasa jadi camp militer!" gerutu Gilang sambil turun dari kasur empuknya untuk cuci muka.



Hari ini Lintang ditugaskan oleh Bara buat ngawasin dua adiknya yang lagi dihukum. Sebenernya wajar aja sih abang nyuruh adiknya buat bersihin rumah toh mereka sendiri yang nempatin dan bikin kotor. Tapi Bryan sama Gilang tetep aja nganggep ini semua adalah hukuman. Jelas lah! Rumah sebesar dosa Bara, eh- maksudnya rumah sebesar itu mana mungkin Bryan sama Gilang bisa bersihin dalam setengah hari. Di kira Bondowoso apa! Yang bisa minta tolong sama jin!

"Itu tuh kacanya masih berdebu," komentar Lintang sambil nunjuk kaca yang lagi dibersihin sama Bryan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu tuh kacanya masih berdebu," komentar Lintang sambil nunjuk kaca yang lagi dibersihin sama Bryan. Dia ngawasin kembarannya sambil duduk santai di sofa dan ngemil.

"Hm," dehem Bryan males.

"Yang bener dong. Nanti kalo kacanya lecet gimana?" tegur Lintang sambil nahan tawa.

"Bisa diem ngga sih?!" sewot Bryan sambil natap Lintang nyalang.

"Kalo ngga mau lecet ya bersihin sendiri! Gue bukan pembantu ya! Dikira ngga capek apa?!" ujar Bryan marah.

"Yeee, kan cuma becanda. Jangan marah dong," sahut Lintang nyesel.

Setelah itu mereka sama-sama diam. Bryan sibuk bersihin ruangan lain dan Lintang sibuk ngemil sambil nonton tv.

"Bang Ardi, temenin gue nonton tv dong. Sepi nih ngga ada yang bisa diajak ngobrol," ucap Lintang ketika melihat Ardian berjalan melewatinya.

"Abang sibuk ," jawab Ardi datar dan langsung pergi ke arah dapur.

"Yahhh, padahal sekarang hari libur," kata Lintang lesu.

"Gini nih kalo bang Galih ngga ada. Sepi kaya kuburan," gumam tiduran di sofa. Mending tidur aja daripada bosen.


Dua minggu yang lalu, Galih pergi ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya di Royal College of Art. Sedikit berat emang, tapi mau gimana lagi? Semua itu juga demi masa depan dia dan cita-cita dia. Jadi dengan berat hati, dia harus rela ninggalin keluarganya.

We'll be Fine, Right? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang