☡ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius☡
"Maaf, apa Joohyun sudah berangkat?"
"Aku belum melihatnya hari ini"
"Apa Joohyun tadi kemari?"
"Aku tidak tahu"
"Permisi, apakah Joohyun di dalam?"
"Ruang latihan itu kosong sejak tadi"
"Hai, apakah Joohyun sudah kembali?"
"Entahlah, aku baru kembali"
"Apa Joohyun di kamarnya?"
"Kami tidak melihatnya"
Seokjin tahu Joohyun kecewa padanya.
•
•
•
•
•
"Jadi Putra Jupiter itu memberikan Bellum padamu?"
Seokjin mengangguk yakin. Setelah seharian bertempur batin, Seokjin pikir memberitahu Taehyung adalah jalan terbaik. Seokjin tidak punya banyak waktu sampai pertandingan gladiator musim semi tiba. Itu sebentar lagi dan satu-satunya hal yang Seokjin perlukan sekarang adalah Bellum. Prediksi yang sudah diberikan Senturion Jungkook menjadi bahan pertimbangan Seokjin. Putri Mars dengan wajah dingin itu tampak sangat kuat ditambah dengan senjata milik ayahnya sendiri. Sementara Seokjin harus bertarung dengan senjata kosong.
Satu-satunya cara agar tongkat dari emas imperium itu mau menuruti keinginannya adalah dengan Seokjin harus menjadi pemilik dari Bellum. Sementara senjata magis milik Bellona itu masih menjadi milik Jisoo. Mengingat siapa yang mendukungnya, Seokjin tahu posisi dan kemampuan Taehyung. Hari terus berlalu dan Seokjin tidak punya waktu lebih banyak lagi hanya menunggu keajaiban. Setidaknya ia perlu mencoba melakukan apa yang ia bisa.
"Di mana senjata itu sekarang?" tanya Taehyung mendadak menyarungkan Falcata setengah tergesa dengan pandangan gelisah.
Seokjin sudah memperkirakan sebelumnya reaksi yang mungkin Taehyung berikan dan tentu saja itu tak meleset. Bagaimana sorot mata kosong yang selalu Taehyung tampilkan mendadak menjadi begitu bernyawa. Ironi sekali mengingat Taehyung tak pernah bisa menggenggam Jisoo dalam hidup atau bahkan matinya. Seokjin tak berniat untuk mempermainkan perasaan Taehyung tetapi ia pikir ini jalan yang terbaik untuk saat ini.
"Aku akan menunjukkannya padamu setelah kau berjanji satu hal padaku!" ucap Seokjin dengan tegas guna menunjukkan keseriusan dalam pembicaraan mereka kali ini.
Taehyung mengerutkan dahi tak suka. Untuk kali pertama, Seokjin bisa melihat seperti apa Taehyung bernapas tersengal. Putra dari Dewa Dunia Bawah itu terlihat begitu hidup ketika merasakan kegelisahan.
"Aku ingin kau membujuk arwah Jisoo untuk memberikan Bellum padaku!"
Suasana menjadi lebih hening. Seokjin pikir Taehyung akan tersulut amarah mendengar penuturannya sehingga Seokjin sejak tadi telah bersiap menghindar seandainya saja Taehyung memukulnya tiba-tiba. Namun, reaksi Putra Pluto itu diluar dugaan Seokjin. Taehyung mundur selangkah dengan satu gelengan kepala. Wajahnya tak sekeras yang sebelumnya tetapi Seokjin masih tidak bisa mengartikan ekspresi Taehyung.
"Itu tidak mungkin!"
Satu kalimat meluncur dari lisan Taehyung dengan tegas. Ucapan Taehyung menyatakan sebuah jawaban mutlak. Meski sebenarnya Seokjin sudah tahu jika Taehyung pasti akan menolak. Justru ketika Taehyung setuju dan seketika membawanya menemui arwah Jisoo untuk membujuk saudarinya, Seokjin akan sangat terkejut. Respon Taehyung sudah sesuai dengan perkiraan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Breeze [NamJin]
Fantastiksnowflakes fall down, and get farther away little by little, i missing you -2017, spring day NAMJIN Demigod AU!