chapter 16

2.7K 452 114
                                        

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius

"Terlalu lama. Ulang!"

"Gerakanmu kurang lembut. Ulang!"

"Jangan berhenti di tengah. Ulang!"

"Terlalu rendah. Ulang!"

Seokjin membuka mata kemudian melepas kontrol pikirannya terhadap pedang yang menjadi target Telekinesisnya. Pedang itu lalu jatuh dengan keras ke lantai ruangan. Menimbulkan bunyian nyaring memecah hening diantara Seokjin dan juga Senturion Yoongi sekarang.

Kepala Seokjin terasa sakit. Seperti pusing dan ada gejolak mual ingin muntah. Saat sekolah menengah atas dulu, Seokjin tidak bisa memahami materi matematika sama sekali. Setiap guru menjelaskan, kepalanya akan terasa berputar dan Seokjin sangat benci akan perasaan sakit kepala itu.

Lalu kini berlatih Telekinesis ternyata jauh lebih membuat kepala sakit daripada harus mendengarkan matematika delapan jam dalam satu minggu. Membutuhkan pikiran dan fokus yang tinggi saat melakukannya.

Seokjin hanya berdiri dan terus berusaha menggerakkan pedang itu lewat pikirannya tetapi ia merasa sangat lelah. Bisa karena itu menggunakan pikiran sehingga banyak memforsir fisik juga.

"Menggunakan Telekinesis memang dapat membuat kita lelah" ucap Yoongi ketika melihat Seokjin menyeka keringat di dahi.

Seokjin menarik nafas panjang kemudian ia memejamkan mata lagi. Berusaha untuk fokus pada pedang itu. Merasakan pedang itu sebagai bagian dari dirinya kemudian mencoba menggerakkannya pelan sesuai bayangan di pikirannya.

Dibawa pedang itu dari rak lalu Seokjin mengangkat tangan dan berusaha untuk meletakkan pedang itu dalam genggaman tangan kanannya hati-hati. Saat pegangan itu sudah terasa di tangannya, Seokjin lalu menggenggamnya dan membuka mata.

Senturion Yoongi mengangguk melihat hasil Telekinesis Seokjin barusan. "Sudah cukup lebih baik daripada sebelumnya. Kau harus meningkatkan reflekmu"

Seokjin mengangguk pelan. "Ya"

"Kurasa hari ini cukup, aku mengizinkanmu pulang lebih awal. Gunakan untuk istirahat karena besok Praetor Namjoon ingin lihat hasil latihanmu denganku"

Tidak terasa sudah lewat beberapa hari dari awal berlatih dengan Yoongi. Senturion itu tidak sekeras Praetor Namjoon tetapi tegas dan perfeksionis. Setidaknya tidak begitu menyebalkan seperti putra Jupiter itu.

Ngomong-ngomong soal pulang awal, hari ini sepertinya Seokjin punya rencana yang menyenangkan untuk mengisi sisa waktu.

"Lakukan sebaik mungkin!" ucap Senturion Yoongi saat di pintu ruang latihan "Jangan membuatku malu di hadapan Praetor Namjoon"

"Seokjin?"

Seokjin tersenyum tipis lalu melambaikan tangan kanannya ke arah Joohyun yang membawa busur dan anak panah miliknya. Memandang lekat gadis itu yang mengucir cepol rambut panjangnya saat latihan.

"Kenapa di sini?" tanyanya heran.

"Aku pulang lebih awal jadi bagaimana jika kita pulang bersama?" ajak Seokjin.

Putri dari dewi kecantikan itu mengangguk malu-malu atas tawaran dari putra dewi perang itu ketika mengajaknya pulang.

Seokjin memekik tertahan ketika mereka berdua kini telah melangkah beriringan. Sebelum ini Seokjin belum pernah pergi berkencan sehingga saat momen berduaan dengan Joohyun, ia sangat gugup.

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang