chapter 2

4.6K 621 67
                                        

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius☡

Semua orang yang ada dalam deretan gedung-gedung yang berwarna putih itu mulai bergerak keluar dari kamar masing-masing. Suara lonceng terdengar menggema di seluruh lorong asrama. Dalam setiap kamar yang dihuni 2 orang itu, mulai terbuka pintunya.

Jam besar yang konon katanya sangat keramat itu turut berdentang sehingga membuat semua orang dalam asrama mulai meninggalkan ruang tidur. Semua kaki bergerak cepat meninggalkan asrama menuju gedung lain untuk sarapan pagi.

Begitupula dengan Seokjin. Sudah seminggu ia ada di asrama ini. Begitu sakitnya dinyatakan pulih, Jungkook membawa Seokjin untuk mendaftar di asrama pelatihan. Seokjin marah dan panik bukan main.

Semua berlalu begitu cepat, bagaimana Jungkook dan Sohyun yang dengan sabar memberinya pengertian hingga Seokjin tahu situasi apa yang dihadapinya sekarang.

Sekarang Seokjin tahu mengapa ayahnya senang membelikan bermacam literatur romawi untuknya sejak kecil. Ayahnya sudah lama berusaha memberitahu dirinya jika dia bukan anak biasa.

Seokjin lahir dari rahim seorang dewi.

Mengapa ia tidak pernah mengenal sosok ibu dalam hidupnya karena sosok yang melahirkannya itu bukan sembarang orang yang bisa hidup bersama dirinya dan ayahnya.

Penjelasan Jungkook dan Sohyun masih seperti mimpi baginya. Antara percaya atau tidak. Namun, kala keduanya membawa Seokjin berkeliling mengelilingi Kota Roma---

--Serius tetapi Seokjin juga tidak tahu ia ada dimana. Kedua teman barunya itu terus berceloteh jika mereka ada di Roma.

Seokjin sebenarnya ingin berseru tidak mungkin. Namun ia masih waras untuk tetap menahan diri.

Bagaimana kedua matanya melihat arsitektur dan tatakota khas romawi yang begitu kental perlahan membuat Seokjin percaya. Melihat tiap orang mengenakan kalung dengan simbol yang berbeda turut membangkitkan rasa ingin tahunya.

Seokjin sudah masuk dalam akademi wajib militer. Jungkook bilang semua demigod baru di camp romawi juga akan masuk ke pelatihan itu.

Pada hari keberangkatannya, Seokjin mendadak melankolis begitu berpelukan tanda perpisahan pada Jungkook dan Sohyun.

Pada hari pertama, rasanya Seokjin sedang ada di perkemahan anak sekolah. Ia mendengarkan penjelasan seputar akademi wajib militer ini dan mendapatkan kalungnya.

Tidak bersimbol, masih berbentuk lempengan polos.

Jaehwan Lee, pemegang kekuasaan tertinggi di akademi itu bilang jika akan ada waktunya mereka diakui oleh orang tua masing-masing. Sambil menunggu hari itu tiba, semua harus mempersiapkan diri dengan ilmu dan latihan.

Seokjin tidak begitu akrab orang lain. Setidaknya Seokjin tahu nama orang yang tidur sekamar dengannya. Kulitnya putih pucat dan wajahnya sayu, Yoongi Min. Dia itu tidur di ranjang yang bersebelahan dengan milik Seokjin.

Jaehwan Lee bilang, butuh waktu agak lama hingga mereka diklaim oleh orang tua masing-masing. Namun, sejak hari pertamanya di akademi, para demigod yang menjadi pembimbing dan pelatih suka berbisik jika dirinya adalah putra Venus, dewi kecantikan.

Seokjin mendudukan diri di salah satu bangku untuk segera memulai sarapannya.

"Seokjin Kim!"

Seokjin menoleh dan mendapati beberapa demigod laki-laki baru seperti dirinya tengah duduk di belakang meja Seokjin sembari menatapnya.

"Ya?"

"Apa kau putra Venus?" tanya laki-laki berambut pirang di sana.

"Tidak tahu" jawab Seokjin singkat.

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang