chapter 35

1.2K 202 11
                                    

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius

"Ini milik Senturion Jisoo!"

Ketika Senturion Jungkook memekik dengan suara tertahan bersama matanya yang mulai berbinar menatap tongkat emas di tangan, Seokjin sekuat tenaga agar tidak memutar bola matanya kesal. Rasanya sekuat apapun Seokjin menciptakan cahayanya sendiri, ada bayangan gelap Jisoo yang menyelubunginya dalam pandangan mata orang lain.

"Senjata ini sangat keren!" ucap Senturion Jungkook menjadi jauh lebih antusias. "Aku melihat Senturion Jisoo bisa mengubahnya menjadi pedang, tombak, dan bahkan bisa menggunakan tongkat ini sebagai senjata"

Seokjin tersenyum miring. "Apa Jisoo terlihat sangat hebat saat menggunakan ini?"

Senturion Jungkook mengangguk cepat dan memberikan senyuman lebar menampakkan dua gigi kelincinya. "Dia sangat kuat! Hanya saja Senturion Yoongi jauh lebih kuat"

Benar. Mengingat Senturion Yoongi, Seokjin jadi terbersit akan sesuatu.

"Hei!" panggil Seokjin agak ragu mencoba untuk mendapatkan atensi dari Senturion Jungkook yang masih terpana menyentuh Bellum di genggaman tangannya sendiri.

Senturion Jungkook menoleh.

"Apa kau tahu? Saat Bellona masih belum mengklaimku sebagai anaknya, semua orang berpikir bahwa aku anak dari Venus"

Senturion Jungkook tertawa. "Kau memang tampan dan mungkin errr... cukup manis?"

Seokjin menghela napas panjang. Itu adalah daya tarik yang dimilikinya. Seokjin harus bangga ia terlahir seperti itu. "Salah satu yang berpikir jika aku adalah putra Venus adalah Senturion Yoongi"

Wajah Senturion Jungkook spontan berubah menjadi tegang. "B-bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tahu!" jawab Seokjin cepat. "Kupikir Yoongi Min adalah teman sekamar yang baik tapi ternyata dia adalah uummm.. penyusup?"

Senturion Jungkook memutar bola matanya. Seokjin bisa melihat wajah dari putra dewi kebijaksanaan itu menjadi kesal seketika. Ya. Untuk kali pertama, Seokjin menceritakan perihal ini pada orang lain. Awalnya ia tidak terlalu perduli tetapi melihat situasi yang dihadapkan padanya belakangan ini, Seokjin pikir ia perlu mengenal lebih jauh seputar intrik konflik di dalam camp romawi.

"Apa dia sedang mengincarku?"

"Ya, dia pasti mengincarmu!"

Seokjin menelan ludah dengan susah payah.

"Apa Praetor Namjoon sudah tahu mengenai hal ini?" tanya Senturion Jungkook masih dengan wajahnya yang begitu serius.

Seokjin menggeleng. Mendengar bagaimana Senturion Jungkook bersuara seserius ini, Seokjin pikir ini hal yang cukup sensitif dan penting. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang latihan indoor berukuran 10x7 meter itu. Seokjin tahu jika ruangan ini kedap suara tetapi ia tak bisa menjamin apakah informasi yang akan mereka tukar tetap menjadi milik mereka berdua saja?

"Kenapa tidak dari dulu?" todong Senturion Jungkook menahan kesal. "Kenapa kau baru mengatakan ini sekarang?"

Seokjin mengerutkan dahi tak suka. "Hei! Aku disalahkan untuk apa yang tidak aku ketahui selama ini?"

Senturion Jungkook membuang napas berat dan berjingkat kecil seolah panik dan gugup di saat bersamaan. Putra dari Minerva itu bahkan kesulitan berpikir bijak untuk saat ini. Sesuatu yang genting telah terjadi dan ia terlambat mengetahuinya.

"Seokjin, dengarkan aku!" ucap Senturion Jungkook tegas sembari meremat kedua bahu Seokjin. Putra dari Minerva itu menatap tajam ke dalam mata Seokjin seolah tengah memberikan peringatan yang serius.

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang