chapter 5

2.9K 545 74
                                    

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius

Tubuh Seokjin terasa remuk. Amat remuk setelah latihan hari pertamanya dengan Praetor Namjoon. Seokjin tahu Praetor Namjoon adalah sosok paling tinggi dan paling disegani dalam kemiliteran pada camp Romawi. Namun, apa harus melatih Seokjin sekeras itu?

Padahal ini baru latihan fisik hari pertama. Seokjin masih harus melalui latihan senjata dan lainnya. Terlebih ia adalah putra dari dewi perang. Praetor Namjoon pasti akan berharap sangat banyak padanya.

Kamar yang Seokjin pilih ada di lantai satu. Tidak terlalu besar tetapi nyaman. Kasur yang begitu empuk dan amat memanjakan tubuhnya yang letih. Seokjin rasa ia harus tidur awal sebelum memulai hari esoknya.

Akan tetapi, ada perasaan gelisah yang kini meliputi benak Seokjin. Tak ada lagi teman bercerita seperti Yoongi Min karena mereka harus ada di asrama baru yang berbeda.

Kalimat penutup latihan tadi sore. Praetor Namjoon bilang jika ia pernah melatih putri dari Bellona. Ada dorongan dalam diri Seokjin untuk mencari tahu siapa anak perempuan dari Bellona itu karena berarti perempuan itu adalah kakak satu ibu dengan Seokjin, kan?

Apakah mungkin kamar yang dilarang dipakai itu dulunya digunakan oleh putri dari Bellona?

Seokjin mengacak kuat rambutnya. Kenapa malah tidak tidur dan memikirkan hal yang tidak penting seperti ini. Walau ia berusaha mengenyahkan pikiran ini, tetap saja rasa penasaran menghantui benaknya.

Ketika Seokjin perhatikan, ada beberapa anak yang memiliki orang tua dewa atau dewi sama memiliki wajah mirip. Timbul pertanyaan dalam benaknya. Apa dia dan putri Bellona itu juga mirip?

Maka dari itu saat malam hari dengan lampu yang remang di dalam perpustakaan Praetor Namjoon salah mengiranya.

Tunggu! Seokjin tersentak setelah itu. Jika saat malam itu Praetor Namjoon salah mengenalinya, itu berarti kemungkinan memang benar Seokjin dan putri dari Bellona itu mirip. Karena Praetor Namjoon pasti mengenal putri dari Bellona itu!

Akan tetapi, jika Praetor Namjoon malam itu mencium bibirnya karena salah kira. Itu berarti Praetor Namjoon dan putri dari Bellona itu punya hubungan khusus. Mungkinkah kakak perempuan satu ibunya dan Praetor Namjoon adalah sepasang kekasih?

Sepertinya Seokjin harus mengungkap rasa penasarannya. Jika saja Seokjin bisa bertemu dengan putri dari Bellona itu, mungkin saja perempuan itu akan mau melatihnya. Menggantikan Praetor Namjoon yang begitu keras padanya.

Seokjin memeluk erat gulingnya kemudian memejamkan mata.

Malam itu Praetor Namjoon bergumam memanggil nama seorang perempuan.

Jisoo. Mungkinkah itu namanya?

"Kau terlambat!"

Seokjin terengah-engah sampai di tempat perjanjiannya dengan Praetor Namjoon yang menjabat sebagai pelatih sekaligus pembimbingnya.

Seokjin kelelahan. Sangat lelah. Belum lagi setiap inci tubuhnya terasa nyeri dan kaku. Seokjin bangun kesiangan dan ia tak punya tenaga untuk berlari menuju tanah lapang berumput yang tak terlalu besar itu.

Dikelilingi oleh pohon apel yang tak terlalu besar. Masih di dalam kawasan akademi walaupun sangat jauh di ujung akademi. Dekat dengan danau sisi akademi dan hutan pinus yang katanya mirip alam liar.

Praetor Namjoon memilih tempat ini karena jauh dari hiruk pikuk demigod lain yang juga berlatih dan terkesan sepi serta hening. Pimpinan Legiun kedua belas itu bilang tempat latihan yang nyaman adalah kawasan yang sunyi dan dekat alam.

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang