chapter 36

3.2K 269 77
                                    

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius

"Fokuskan pikiranmu tetapi cobalah untuk tetap merasa rileks"

"Ini sangat sulit!"

"Cukup fokuskan pada satu titik"

"Dia tidak mau menerima kekuatanku!"

"Tahan lebih lama lagi seperti itu"

"Aku tidak kuat lagi!"

Bellum memiliki kekuatan magis yang kuat dan begitu pula dengan Telumkinesis yang Seokjin berusaha keluarkan berpadu dengan instingnya sebagai putra Bellona. Penolakan yang senjata magis berupa tongkat emas itu berikan membuat Seokjin terpental ke arah belakang dengan kuat. Praetor Namjoon dengan gerakan cepat menangkap Seokjin agar tak terpelanting jauh.

"Sial!" umpat Seokjin kasar ketika ia sudah aman berada dalam dekapan Praetor Namjoon dari belakang yang menangkap tubuhnya.

"Tidak apa-apa" ucap Praetor Namjoon lalu mencoba menghibur kekesalan Seokjin. "Kau harus istirahat lebih dulu. Tidur siang sejenak mungkin cukup untuk mengembalikan fokus dan tenagamu"

Seokjin menoleh ke belakang pada Praetor Namjoon yang masih mengenggam kedua lengan miliknya. "Tidak!"

"Jangan memaksakan dirimu!"

Seokjin tidak menghiraukan peringatan dari Praetor Namjoon dan memilih untuk berdiri guna mengambil Bellum yang terpelanting jauh darinya. Namun, belum sampai Seokjin berpijak dengan kedua kakinya, ia sudah limbung dan nyaris jatuh. Praetor Namjoon yang berada di dekatnya bergerak lebih cepat menangkap Seokjin agar tak roboh ke tanah.

"Kau sudah kehabisan tenaga. Tidak ada gunanya memaksakan diri. Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri" ucap Senturion Jungkook sambil melangkah mendekat pada Seokjin yang bersandar lemas di dekapan Praetor Namjoon.

Seokjin memejamkan matanya. Ia mencoba merasakan sejuk dari semilir angin musim semi yang menerpa kulitnya sekarang. Tidak ada gunanya berbohong, Seokjin bahkan tak bisa berdiri dengan kedua kakinya apalagi harus melakukan Telumkinesis pada Bellum lagi. Makin Seokjin mencoba mengendalikan Bellum, senjata magis milik Jisoo itu juga makin menolaknya. Membuat tenaga Seokjin habis terkuras begitu cepat dalam sekejap.

"Jungkook sepertinya juga sudah kelelahan" imbuh Praetor Namjoon melihat bagaimana wajah salah satu senturion kepercayaannya itu sudah pucat.

Pemaksaan kekuatan dapat menyebabkan sesuatu yang tak diinginkan seperti ledakan atau jenis kerusakan lainnya. Oleh karena itu, Praetor Namjoon sejak awal memanggil Senturion Jungkook untuk memasang tali magis tak terlihat yang melilit pinggang milik Seokjin agar tak terjadi cedera serius ketika terjadi benturan sangat kuat. Ketika Seokjin makin mengeluarkan Telumkinesisnya itu juga berarti Senturion Jungkook juga harus memasang Mystokinesis lebih kuat pula.

"Kita istirahat lebih dulu karena Jungkook juga harus kembali ke markas legiun sore ini untuk rapat" putus Praetor Namjoon sembari mengingatkan jadwal senturion muda itu.

Senturion Jungkook mengangguk tanda ia setuju sementara Seokjin membuang muka kesal. Latihan ini masih belum seberapa dari yang ia harapkan. Seokjin harus segera dapat menyempurnakan kekuatannya dan keluar menjadi pemenang dalam pertandingan akhir gladiator itu.

"Aku akan menemanimu tidur siang" ucap Praetor Namjoon berbisik di telinga Seokjin agar Senturion Jungkook yang tengah minum tidak mendengar pembicaraan mereka.

Seokjin memutar bola matanya. Sudah ia duga jika Praetor Namjoon punya maksud tersendiri mendadak menyuruhnya tidur siang lebih dulu. Sudah jelas jika putra dari Jupiter itu ingin memeluknya sambil tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang