Chapter 32

1.4K 241 33
                                    

ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius

"Seokjin Kim?"

"Ya?"

"Pelukanmu hangat"

Seokjin memberikan senyum tipis ketika Joohyun memujinya karena itu. Dua manusia setengah dewa itu tidak berhenti pada hari ketika mereka mulai nekat berdua menikmati malam hari itu. Meski Seokjin mencoba merenggangkan hubungan, mereka kembali bersama berpelukan mesra di tengah malam. Lucu ketika salah satunya mencoba menjerat mempertahankan ikatan diantara mereka yang mendadak rapuh.

"Kau pakai parfum baru?" tanya Seokjin saat dia menundukkan kepala mencoba untuk mencium aroma baru yang menguar dari tubuh sang kekasih.

Mereka di atas kasur Seokjin saling berpeluk meredakan rindu. Jam menunjukkan tengah malam tetapi keduanya masih belum bisa memejamkan mata. Mereka hanyut dalam obrolan ringan dengan bumbu kecupan yang manis. Seokjin hanya diam entah kenapa ia merasa pikirannya begitu kosong saat ini. Joohyun berbaring memunggunginya dan perempuan itu terus saja mengajaknya untuk bicara sejak tadi. Awalnya Seokjin pikir jika Joohyun itu pendiam. Namun, makin mereka dekat, Seokjin menyadari jika Joohyun jadi senang bicara padanya.

Apa mungkin ada yang tidak Seokjin sadari?

Suara Joohyun begitu lembut dan memberi efek menenangkan seketika. Pikiran Seokjin selalu rileks ketika mendengarkan Joohyun bicara dan kalimat yang keluar dari lisan perempuan itu membuat Seokjin hanya fokus pada satu hal. Hanya terfokus pada Joohyun. Bagaikan sihir yang membuat Seokjin tidak pernah bisa mengelak sekeras apapun.

"Pikirkan sebuah nama perempuan" ucap Joohyun mendadak, ia seolah memberikan perintah pada putra Bellona itu. "Nama dari perempuan yang menggambarkan dia sangat cantik dan tangguh disaat bersamaan"

"Joohyun?"

Perempuan itu tertawa pelan. "Pikirkan nama selain Joohyun!"

Seokjin mengerutkan dahinya. "Aku tak bisa memikirkan perempuan selain dirimu"

Itu tipikal Seokjin. Selain terkenal jika dia adalah mahasiswa tampan nan pintar, Seokjin juga terkenal senang menggoda para perempuan. Berganti teman adalah hobinya bagaimana hari ini dengan gadis rambut pendek dan lusa Seokjin sudah bersama gadis berambut panjang. Ketampanannya membuat hobi Seokjin melempar candaan dan rayuan menjadi jauh lebih mujur.

"Kalau begitu pikirkan nama perempuan yang menggambarkan Venus dan Bellona di saat bersamaan"

Seokjin terdiam. Lengannya masih setia memeluk Joohyun yang meringkuk cantik membelakanginya. Hawa sudah lebih hangat dari hari-hari lalu karena waktu sudah memasuki pergantian menuju pada musim semi. Tubuh mereka ditutupi satu selimut besar yang sama dengan kondisi kamar gelap dengan cahaya lampu jalanan menyelinap masuk dari gorden jendela walau tertutup.

"Seori?"

Seokjin mengucapkan satu nama yang ia pikir mungkin menggambarkan kekuatan dan kecantikan secara bersamaan. Nama itu jadi terlintas dalam pikirannya mengingat salah satu tokoh tayangan televisi mengenai gadis yang kuat dan cantik bersamaan. Tepat seperti apa yang Joohyun inginkan.

"Seori?" tanya Joohyun mencoba untuk memastikan nama yang baru saja Seokjin sebutkan padanya.

"Ya" jawab Seokjin "Kupikir itu sudah cukup untuk menggambarkan cinta dan kekuatan"

Joohyun tertawa kecil kemudian ia mencoba meraih tangan besar milik Seokjin. Perlahan ia menggeser tangan putra dari Bellona itu yang semula menepuk lengannya lembut kini menyentuhkannya berhati-hati pada bagian perut bawah miliknya. Joohyun kemudian memejamkan mata menikmati hangat dari tangan Seokjin di sana sementara sang kekasih hanya diam tanpa proses.

Winter Breeze [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang