☡ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius☡
Mata Seokjin menajam ke arah satu bulat merah pada papan sasaran di hadapannya. Menarik tali busur dengan penuh tenaga. Membuang nafas ringan lalu melepaskan anak panahnya. Melesat cepat kemudian sisi tajam besi itu menancap tepat pada lingkaran merah titik pusat sasarannya.
Telinga Seokjin menangkap suara jeritan yang terdengar spontan histeris bahagia saat anak panahnya tepat pada sasaran. Lalu setelahnya diiringi dengan suara tepuk tangan dan lompatan riang dari pinggir tempat keduanya berlatih.
"Seokjin! Kau hebat sekali!"
Seokjin menggaruk tengkuknya karena ia merasa malu saat melihat Joohyun yang berseru penuh semangat padanya.
"Kau langsung bisa mengenai sasarannya padahal baru hari pertama berlatih!"
Seokjin terkekeh pelan. "Terima kasih sudah mau mengajariku memanah"
Pipi Joohyun memerah ketika Seokjin lalu tersenyum lebar dan penuh penghargaan padanya. "Seokjin yang hebat langsung bisa padahal baru sekali berlatih"
Seokjin tersenyum. Biar bagaimanapun ia memiliki bakat Telumkinesis dari sang ibu yang membuatnya cepat memahami cara menggunakan suatu senjata dan juga cepat mahir dalam menggunakannya.
"Seokjin langsung bisa melampaui aku yang sudah berlatih lama" desis Joohyun dengan suara yang sangat pelan.
Seokjin menyadari perubahan yang terjadi pada Joohyun. Gadis cantik incarannya itu tertunduk setelah berujar lirih menyatakan ia merasa rendah diri pada Seokjin. Walau pada nyatanya, Seokjin tahu ia menguasai memanah dalam satu hari karena bakat bawaan lahirnya saja.
"Kau hebat juga" ucap Seokjin berusaha menghibur Joohyun "Aku tidak akan bisa memanah jika bukan karena Joohyun yang sudah mau mengajariku"
Joohyun mengerucutkan bibirnya lucu pada Seokjin. "Itu tidak gratis!"
Seokjin tertawa lepas mendengar suara Joohyun yang terdengar lucu di telinganya. "Oh baiklah, kau mau aku membayarmu dengan apa? Bagaimana kalau ganti aku yang melatihmu memakai belatimu?"
Joohyun mengangguk bersemangat ketika mendengar tawaran dari Seokjin yang amat menggiurkan baginya. "Diterima!"
Tidak terasa semakin bertambahnya hari membuat musim gugur hendak mencapai penghujungnya. Semakin dekat pula pada festival Saturnalia. Membuat banyak dari peserta pelatihan wajib di akademi yang harus latihan sendiri karena para pelatih yang sibuk mempersiapkan festival.
Termasuk Seokjin yang harus ditinggal oleh Praetor Namjoon. Seokjin latihan mandiri dan Praetor Namjoon akan datang ketika sore untuk melihat hasil latihan mandirinya
Seokjin berpikir latihan sendiri akan terasa membosankan hingga satu ide terlintas di dalam benaknya. Kebetulan Joohyun juga harus latihan mandiri sehingga Seokjin pun memutuskan mengajak gadis itu supaya pergi latihan bersama.
Ide yang bagus bukan?
Hitung-hitung Seokjin bisa dekat dengan Joohyun selama seharian. Seokjin bahkan bisa merasakan tubuhnya berdempetan dengan Joohyun saat gadis itu mengajari caranya memegang panah yang benar.
"T-tapi jangan terlalu keras padaku ya?"
Seokjin mengangguk pelan "Aku akan membuatmu merasa nyaman, tenang saja"
Kemudian berjalan berjalan berdampingan dengan tangan masing-masing yang saling tertaut. Sudah terlalu biasa pergi dengan bergandengan bersama membuat Seokjin terbiasa pula meraih tangan Joohyun dan menggenggamnya dengan erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Breeze [NamJin]
פנטזיהsnowflakes fall down, and get farther away little by little, i missing you -2017, spring day NAMJIN Demigod AU!