☡ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius☡
"Hei!"
Seokjin spontan memekik terkejut sembari mengusap puncak kepalanya yang terasa ngilu akibat lemparan dari botol air minum miliknya dari Taehyung yang kini berdiri di depannya. Laki-laki itu telah mengenakan kembali jubahnya setelah latihan bersama dengan Seokjin pagi ini.
"Apa putra Jupiter itu tidak memberimu sebuah peringatan?"
Seokjin menatap dengan tidak paham ke arah Taehyung sekarang. Ngilu di puncak kepalanya jauh lebih penting saat ini.
"Aku melihatmu" ujarnya dengan suaranya yang dalam "Kau berciuman dengan gadis di depan asrama Venus"
Seokjin terdiam dengan wajah yang kaku. Merasa ia telah tertangkap basah kali ini. Walau pada kenyataannya Seokjin tidaklah berciuman dengan Joohyun malam itu. Hanya nyaris. Terhenti akibat bayangan wajah menyebalkan Praetor Namjoon.
"Putra Jupiter itu pasti sudah melarangmu untuk pergi berkencan dan seharusnya kau bahkan tidak jatuh cinta pada siapapun"
"Kenapa?" tanya Seokjin membalas "Aku memang ada di bawah bimbingan latihan kalian tapi bukan berarti kalian mengatur hidup pribadiku sesuka hati!"
Taehyung berbalik memunggungi Seokjin lalu menatap langit gelap yang bertaburan bintang. "Kau harus fokus pada latihanmu, kau harus fokus pada tujuanmu, dan kau harus fokus pada apa yang menantimu"
"Aku memang menaruh minat pada gadis itu tapi tak ada bukti jika aku mengabaikan latihan!" bantah Seokjin tak terima.
"Perang dan cinta selalu berjalan bersama. Orang-orang memulai perang karena cinta dan orang-orang lalu menghentikan perang karena cinta"
Bagi Seokjin kalimat itu familiar baginya, ia biasa mendengar kalimat itu terucap dari lisan pria yang berjasa membesarkannya. Ketika Seokjin bertanya mengapa ayahnya memilih pergi ke perbatasan daripada pergi mengajukan mutasi dinas lalu tinggal di rumah berdua dengan Seokjin. Selalu saja jawabannya adalah karena cinta.
"Kau adalah putra dari dewi perang, maka perang itu adalah takdirmu dan jika kau bersama dengan anak dari dewi cinta, itu bukanlah perpaduan yang baik"
Apakah itu berarti Seokjin harus menyerah atas perjuangannya mendapatkan hati dari Joohyun?
"Ada banyak hal yang tidak kau tahu di dalam tempat ini" ucap Taehyung kembali "Apa yang kau lihat baik-baik saja tidak selalu seperti kelihatannya. Ada banyak sekali tabir dan topeng di tempat ini"
Seokjin memang tidak mengerti apapun. Ia dibawa kemari ketika awal musim gugur oleh Senturion Jungkook. Menghabiskan satu musim di dalam perkemahan ini tidak membuatnya tahu apapun. Segelintir saja informasi yang bahkan Seokjin tidak tahu apa dan siapa yang benar.
"Kau tahu apalagi yang jauh lebih bahaya daripada bersatu dengan anak dewi cinta?"
Seokjin ingin tahu jawabannya.
"Saat kau jatuh cinta dan mencintai orang lain" jawab Taehyung setelah memberi jeda "Kau akan bertindak dengan hatimu bukan akalmu. Odikinesismu akan berbahaya jika kau membakarnya dengan cinta"
Hening. Tanah lapang dalam kebun apel di tepi danau itu selalu sepi. Hanya terdengar suara burung hantu, hembusan angin pagi, dan dedaunan jatuh pada musim gugur. Seokjin larut dalam pikirannya sendiri. Ia hanya tengah memahami apa yang ada di hadapannya sekarang ini.
Awalnya semua terdengar mudah. Ia pergi latihan dengan dua mentor berbeda. Lalu pergi istirahat dan pergi mendekati seorang gadis. Semua baik-baik saja sejauh ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Breeze [NamJin]
Fantasysnowflakes fall down, and get farther away little by little, i missing you -2017, spring day NAMJIN Demigod AU!