☡ini hanya cerita fantasi, ditulis untuk kesenangan semata, tidak perlu dianggap serius☡
"Kau gila?"
Seokjin menggeleng cepat ketika Praetor Namjoon bertanya padanya. Terserah ingin mengatai Seokjin tetapi kondisi sekarang jauh lebih penting daripada itu.
Tidak peduli hawa dingin pagi buta atau jalanan kota Roma yang sepi. Seokjin lalu bangun dari ranjangnya ketika menyadari ada yang salah dengan dirinya. Tak percaya akan apa yang ia lihat sekarang. Kemudian berlari kepanikan menuju rumah Praetor Namjoon tanpa jaket.
Seokjin terlalu terkejut. Tidak bisa berpikir apapun atau siapapun yang terdekat dari asramanya. Orang pertama yang terpintas dalam pikiran Seokjin hanyalah Praetor Namjoon saja. Membuatnya datang dan menggangu tidur dari pimpinan legiun itu.
"Tolong dengarkan dulu! Aku tidak sedang mengada-ada!" pekik Seokjin panik.
Sementara itu, Praetor Namjoon menatap kesal pada Seokjin karena tidur malamnya yang terganggu setelah ia lembur. Laki-laki itu membukakan pintu dengan wajah khas bangun tidur dan rambut berantakan
"Cepat katakan"
Seokjin menggeleng gelisah. "Aku tak bisa mengatakannya di sini!"
"Aku akan menggantungmu di tiang kalau kau sedang mempermainkanku"
"Makanya dengarkan aku dulu!" bentak Seokjin kesal "dan biarkan aku masuk!"
Praetor Namjoon menatap curiga Seokjin yang tingkahnya sangat aneh. Menggedor pintu rumahnya dan berwajah ketakutan setengah mati. Berteriak tanpa rasa takut di depan wajahnya. Seperti bukan Seokjin.
"Di sini saja, kau mencurigakan sekali"
Seokjin menatap tak percaya pada Praetor Namjoon. Rasa paniknya sudah menguasai diri sendiri. Persetan! Seokjin kini memang harus membuktikannya pada sang praetor jika ada yang tidak beres dengan dirinya.
Tanpa rasa ragu dan khawatir pada angin malam musim gugur yang dingin, Seokjin melepas kausnya tepat di hadapan Praetor Namjoon. Tepat di teras rumah dinas milik Praetor Namjoon yang berjejeran dengan rumah dinas Praetor Jimin Park.
"Apa-apaan kau ini" seru Praetor Namjoon terkejut ketika melihat Seokjin yang malah melepas kaus tidur yang dipakainya.
"Aku tidak tahu! Aku juga tidak melakukan apapun!" bela Seokjin untuk dirinya sendiri "Aku mandi dan semua masih biasa saja sampai aku tidur, lalu aku terbangun dan tiba-tiba aku sudah seperti ini!"
Praetor Namjoon menggeleng pada Seokjin yang tampak sangat frustasi. "Masuklah"
Seokjin mendengus kesal. Setelah dirinya bertelanjang dada baru Praetor Namjoon mempersilakannya untuk masuk. Telat! Seokjin sudah kedinginan barusan. Praetor Namjoon menuntun langkahnya untuk menuju ruang tengah dari kediamannya.
"Apa hari ini kau berulang tahun?" tanya Praetor Namjoon masih memerhatikan tubuh Seokjin dengan seksama.
Seokjin mengangguk. Ada apa dengan itu?
Praetor Namjoon manggut-manggut pelan. "Ini dinamakan berkat Bellona. Suatu hari saat kau berulang tahun, Bellona memberi hadiah berupa ini pada anaknya. Tidak hanya Bellona, anak-anak Mars juga"
Seokjin terdiam. Ia hafal betul tubuh milik dirinya sendiri. Bagaimana ia tidak panik setengah mati jika dirinya bangun dalam kondisi tubuhnya menjadi lebih tinggi, lebih berisi, dan lebih berotot. Seokjin tak melakukan apapun! Hanya tidur saja!
Seokjin bahkan tiba-tiba memiliki six pack di perutnya! Dada yang bidang dengan otot terbentuk. Kedua lengannya menjadi jauh lebih kekar berotot. Begitu juga dengan kaki miliknya. Bahkan jakun Seokjin kini menjadi lebih besar. Hebatnya lagi, suara Seokjin kini terdengar lebih berat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Breeze [NamJin]
Fantasysnowflakes fall down, and get farther away little by little, i missing you -2017, spring day NAMJIN Demigod AU!